Maraknya kasus kekerasan seksual yang menimpa perempuan dan anak-anak tentu tidak bisa dibiarkan. Sonya Fatmala, selaku Ketua Jabar Bergerak kabupaten Bandung Barat, berusaha menjawab permasalahan ini.
"Tepat di hari Kartini, kami meluncurkan GEPRAK atau Gerakan Perlindungan Perempuan dan Anak sebagai wujud rasa marah akan maraknya kekerasan yang terjadi," terang Sonya pada acara Bunda Bunda Jabar Kartinian, Kamis (21/4/2022).
Bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) kota Bandung serta beberapa pihak lainnya, GEPRAK bersinergi melakukan pencegahan akan kekerasan seksual, terutama daerah Bandung Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bekerja sama dengan Psikologi UNISBA, Polres, dan LBH untuk memberikan pendampingan, agar korban kekerasan tidak takut dan mampu bersikap. Semua harus melindungi dan peduli korban kekerasan," tutur istri Plt. Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan tersebut.
Ia berharap dari gerakan ini tidak akan ada yang takut untuk melapor, melindungi korban tanpa menaruh stigma tertentu, karena ada perlindungan dari banyak badan hukum.
"Gerakan ini berdasar dari RUU TPKS yang sudah ditetapkan, ayat-ayat di dalamnya menguatkan kita agar berani melawan. Semoga gerakan ini juga mampu mengurungkan niat pelaku," jelas Sonya pada redaksi detikJabar dan HaiBunda.
Sementara di tingkat Jawa Barat, ada program Jabar Cekas atau Jawa Barat Cegah Kekerasan Seksual yang dipelopori oleh istri Gubernur Jawa Barat Atalia Praratya.
"Nah, GEPRAK ini adalah gerakan follow up dari Jabar Cekas sehingga memang lebih fokus pada titik Bandung Barat. Tapi, tentunya konsen pencegahan kekerasan seksual tentu telah digalakkan di seluruh Provinsi Jawa Barat," pungkasnya.
(ors/bbn)