Tanggul Sungai Cikeruh Jebol, SDN 7 Rancaekek Dipenuhi Lumpur

Tanggul Sungai Cikeruh Jebol, SDN 7 Rancaekek Dipenuhi Lumpur

Wisma Putra - detikJabar
Rabu, 20 Apr 2022 15:39 WIB
SD di Rancaekek tertutupi lumpur.
SD di Rancaekek tertutupi lumpur (Foto: Wisma Putra/detikJabar).
Kabupaten Bandung -

Banjir bercampur material lumpur terjang pemukiman di Desa Rancaekek Kulon, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Tak hanya itu, bangunan sekolah milik SDN 7 Rancaekek juga ikut terendam. Material lumpur setinggi 40 centimeter nahkan memenuhi halaman dan ruang kelas sekolah tersebut, Rabu (20/4/2022).

Pantauan detikJabar, Rabu (20/4/2022) warga terdampak banjir di kampung tersebut masih membersihkan barang-barang yang terendam banjir. Begitupun di SDN 7 Rancaekek, sejumlah petugas sekolah sedang membersihkan lumpur yang memenuhi sekolah ini. Banjir akibat jebolnya tanggul itu terjadi pada Selasa (19/4/2022) kemarin.

"Kejadian ini kemarin, pas buka puasa, sekitar Pukul 18.05 WIB, terdengar warga (berteriak) jebol lagi, jebol lagi. Akhirnya saya lihat ke sini, selaku kepala sekolah keadaan air kurang lebih satu meter lebih lah," kata Kepala Sekolah SDN 7 Rancaekek Supariyana kepada detikJabar disela membersihkan lumpur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Supariyana mengungkapkan air beserta material lumpur yang masuk ke sekolah ini berasal dari tanggul sungai Cikeruh yang jebol dan tak kunjung diperbaiki secara permanen hingg sekarang.

"Ini banjir bandang, jebol dari sungai, ini yang ke empat (kejadian), ini lokasi sudah bagus (direnovasi pasca kejadian ketiga), tadinya ini mau dipakai salat Idul Fitri, benteng sudah bagus, eh ternyata musibah lagi, padahal itungan saya sebagai kepala sekolah hari ini, hari terakhir pekerjaan normalilasi," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, kalau dilihat dari kerusakan, lebih parah kejadian banjir ketiga, namun kejadian keempat material lumpurnya lebih tebal.

"Ketiga jujur saja lelah, IT hancur, LPJ sekolah, buku murid, bangku, alat musik dan yang tersisa hanya infocus yang dipasang di atas. Buku hampir 95 persen hancur terendam. Sebab waktu kejadian ketiga, ketinggian air 120 centimeter. Kalau lumpur paling parah keempat, kalau berantakan sampah yang ketiga," jelasnya.

Meski demikian, pada kejadian keempat ini juga ditemukan kerusakan materi yang diderita sekolah ini. "Keempat kerusakan benteng yang sudah diperbaiki jebol lagi, tempat upacara yang akan digunakan untuk salat Idul Fitri dipenuhi lumpur lagi, lumpur sekarang lebih tebal," ucapnya.

"Waktu itu hanya 20 centimeter, sekarang hampir 40 centimeter lumpurnya, merata ya," terangnya.

Butuh Bantuan Cepat Pemerintah

Supariyana menuturkan, pada waktu kejadian air disertai lumpur datang dari arah tanggul sungai yang jebol. Kemudian masuk ke pemukiman warga, lalu masuk ke lingkungan sekolah.

Ia menyebut sangat membutuhkan sekali bantuan dari pemerintah Kabupaten Bandung dan Balai Besar Wilayah Citarum (BBWS). Ia meminta pemerintah agar segera bergerak cepat.

"Yang sangat dibutuhkan sekolah banyak sekali, apalagi saya empat bulan lagi pensiun, dikhawatirkan nanti masalah buku, terus masalah meja dan kedua maslah renovasi ruangan yang hancur. Itu sudah ada nominal uangnya, jangan nunggu-nunggu, anggarannya ada dari APBD, kalau bisa kepada pemerintah tolonglah yang ini dulu, segeralah, segera diluncurkan dananya," tuturnya.

"Tanggul dimohon kepada pihak terkait, yakni BBWS tolong penanggulaan dipermanen ya. Saya enggak akan menyalahkan akibat dari mana, yang penting mohon untuk warga masyarakat, semaksimal mungkin, jangan sampai kejadian seperti ini lagi," ucapnya.

Ia ingin tanggul jebol itu dibangun secara permanen, bukan dipasang tanggul sementara, karena bis jebol lagi seperti saat ini.

"Kalau bisa dipondasi semaksimal mungkin, jangan kaya gitu aja (tanggul sementara), kalau enggak (dipermanenkan) air masuk lagi ke (pemukiman) warga masyarakat," ujarnya.

Supariyana menilai, jila tidak disegera dibangun secara permanen maka dikhawatirkan kejadian serupa digunakannya.

"Masih sementara ya, kalau enggak dibenerin jebol lagi, jebol lagi. Masyarakat riskan, sekolah juga was-was, KBM terganggu, kami tolong kepada pemerintah terutama BBWS tolong pengirmiran yang maksimal jangan asal-asalan," pungkasnya.

Selain itu, lanjut dia, kegiatan ujian praktek tingkat akhir bagi kelas 6 terpaksa dipindahkan ke masjid yang berada di Desa Rancaekek Kulon, Kecamatan Rancaekek.

"Dipindahkan ke masjid," kata Supariyana.

Supariyana mengungkapkan hal itu terpaksa dilakukan karena ruangan kelas yang biasa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak dapat digunakan.

"Gak bisa digunakan, harus dibersihkan dulu lumpurnya," ungkapnya.

Sementara itu, Supriayna menambahkan untuk siswa kelas 1-5 kembali belajar di rumah dengan cara daring. "Kelas 1-5 daring," ucapnya.

Pada saat detikJabar ingin mengunjungi masjid yang digunakan siswa kelas 6 harus melakukan ujian praktek, para siswa sudah bubar.

"Kalau sekarang sudah bubar (posisi waktu siang), besok jam 8 pagi ya, mereka masih ujian," pungkasnya.

(wip/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads