Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-381 Kabupaten Bandung pada 20 April, warga Desa Dayeuhkolot harus kembali menerima bencana banjir dengan ketinggian hingga 2 meter. Hal tersebut diakibatkan hujan intensitas tinggi yang terjadi beberapa hari lalu.
Pantauan detikJabar di lokasi, Selasa (18/4/2022), masyarakat melakukan aktivitas hanya dengan menggunakan perahu. Beberapa kendaraan roda dua terlihat diparkirkan di jalanan yang datarannya lebih tinggi.
Ketua Rukun Warga (RW) 04 Mulyadi (63) menginginkan permasalahan banjir bisa segera diselesaikan oleh pemerintah. Sehingga, masyarakat bisa hidup tenang tanpa bencana banjir. Itu akan jadi kado indah bagi warga Kabupaten Bandung, khususnya di Dayeuhkolot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita keinginannya yang sekarang ulang tahun Kabupaten Bandung, kita jangan sampai terkena banjir lagi. Soalnya terus berulang banjir," ujar Mulyadi kepada detikJabar, Selasa (19/4/2022).
Mulyadi menjelaskan, banjir kali ini terdampak di beberapa RW. Kata dia, yang paling dalam bisa sampai 2 meter. "Kalau di Dayeuhkolot mungkin 8 RW, tapi banjirnya juga ketinggiannya enggak sama. Kalau yang paling dalem itu di wilayah saya di RT 4 dan RT 5, sekitar 150 cm sampai 2 meter," katanya.
Menurutnya, banjir memiliki ketinggian berbeda. Hal itu dikarenakan kontur tanah yang tidak serupa.
"Terkait banjir ada yang rendah ada yang tinggi, jadi ketinggian airnya tidak sama. Kadangkalan didepan itu dipertigaan waktu awal air datang ada 70 cm terus ketengah bisa mencapai 100 cm, kalau kesitu 120 cm. Jadi gak rata kontur tanahnya," jelasnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Ketua RW 05, Reming (52) menjelaskan adanya banjir saat ini menjadi sejarah. Pasalnya, kata dia, bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Bandung.
"Selamat kepada para pejabat Kabupaten Bandung, di hari jadi ke-381 kabupatem Bandung, bertepatan dengan milangkalanya (ulang tahun), alhamdulillah ini Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, sejarah mungkin ya bertepatan dengan hari jadi, fenomena ini terus terjadi," tegasnya.
Reming menjelaskan, saat ini terdapat dua pintu air di sekitar lokasi. Namun, hal tersebut tidak berdampak baik dalam menangani masalah banjir.
"Walaupun ada dua titik pintu air yang sudah dibangun, tapi kami tetap berharap kepada pemerintah kabupaten bandung ikut serta berperan dalam penanganan bantaran Sungai Citarum, tidak hanya kewenangan balai saja. Tapi kami sangat mengharapkan ada kontribusi positif dari Kabupaten Bandung," jelasnya.
"Mudah mudahan di ulang tahun yang ke-381 ini Desa Deyeuhkolot menjadi nyaman dan asri, bebas dari genangan air banjir," tambahnya.
Menurutnya, sejak belasan tahun masyarakat Dayeuhkolot telah terdampak banjir. Bahkan, banjir seolah jadi 'tradisi' tahunan.
"Terus terang saja kami 16 tahun digenangi air banjir seperti ini," jelasnya.
Meski saat ini ada upaya pembangunan dari pemerintah, namun hal tersebut harus tetap dilakukan evaluasi. "Walaupun ada upaya pembangunan dari pemerintah, tapi ini masih perlu dievaluasi, karena ini di tahun 2021 pada sosialiasi pernah kita sampaikan bahwasannya ketika mengerjakan pengerjaan Sungai Citarum di wilayah Dayeuhkolot kita harus berbicara universal, karena di sini menjadi pertemuan anak sungai, ini yang perlu diperhatikan," pungkasnya.
(ors/bbn)