Lantunan Al-Qur'an begitu terdengar merdu dari dalam Masjid Ar-Rahman di kompleks Pusat Pelayanan Griya Harapan Difabel, Dinas Sosial Jawa Barat, Kota Cimahi, Kamis (14/4/2022).
Dari dalam masjid, belasan siswa disabilitas sedang mengaji dalam kegiatan pesantren kilat. Pelaksanaan tadarus dibagi ke dalam beberapa kloter. Siswa yang tidak memiliki jadwal tadrus akan melakukan kegiatan belajar dan ekstrakulikuler.
Kepala Pusat Pelayanan Griya Harapan Difabel Dinsos Jabar Ester Miori Dewayani menjelaskan, kegiatan pesantren kilat menjadi agenda rutin di sana. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran serta memperbanyak amal di masa bulan Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada bulan Ramadan ini kami menggelar beberapa kegiatan, di awal banget kita memulai dengan tadarus Al-Quran," tutur Ester kepada detikJabar, Kamis (14/4/2022).
![]() |
Setiap siswa nampak khusyuk membaca ayat per ayat. Siswa terbagi dua, siswa dengan tunanetra dan tunarungu. Siswa tunanetra membaca Al-Qur'an braille. Sedangkan siswa tunarungu membaca Al-Qur'an dengan bahasa isyarat.
Dalam pelaksanannya, mereka didampingi seorang pendamping. Meski terbatas, ketekunan dan kekhususan mereka amat terasa.
Selain pesatren kilat, sejumlah siswa pun menggelar bazar Ramadan. Sejumlah karya siswa baik tata busana dan tata boga ditampilkan di bazar tersebut.
Bazar itu terbuka untuk masyarakat umum. Ester menuturkan kegiatan tersebut membantu agar para disabilitas diakui akan kemampuannya bukan karena belas kasihan.
"Jadi yang dipasarkan itu produk yang dibuat anak-anak difabel. Tujuan utamanya agar anak difabel dapat bersosialisasi, mengekpresikan dirinya. Sehingga masyarakat tidak lagi berbelas kasihan, tapi mereka dapat mendapatkan pengakuan dari apa kemampuan yang mereka miliki," pungkasnya.
(ors/bbn)