Sosok Nakhoda Budianto di Masjid Kapal Laut Cimahi

Sosok Nakhoda Budianto di Masjid Kapal Laut Cimahi

Muhammad Iqbal - detikJabar
Kamis, 14 Apr 2022 11:02 WIB
Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi.
Masjid Kapal Laut di Cimahi. (Foto: Muhammad Iqbal)
Cimahi -

Sebuah prasasti bertuliskan 'Nahkoda Haji Budianto' bertengger di sejumlah titik Masjid Al Baakhirah, Baros, Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Masjid berbentuk kapal laut itu diwakafkan atas nama Budianto pada tahun 2015 lalu oleh keluarga besarnya.

Lantas siapa sosok Budianto ini? Budianto lahir pada 1942 dan meninggal pada tahun 2002 di usia 60 tahun. Semasa hidup, ia menghabiskan hidupnya di lautan lepas sebagai seorang nakhoda.

Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi.Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi. Foto: Muhammad Iqbal

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Al Baakhirah yang juga sebagai anak ketiga dari Budianto, Testa Radenta Budhiyanto (47) mengatakan sang ayah mengawali karir ikut dalam akademi angkatan laut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai mengikuti pendidikan di akademi, ia pun sempat ikut menjadi prajurit dalam operasi Tiga Komando Rakyat atau dikenal Trikora. Ia ikut perang ke Papua atau Irian Jaya ketika itu.

Sepulangnya dari operasi Trikora, dirinya ikut ke dalam akademi pelayaran. "Merintis dari sana, dari kapal barang sampai akhirnya bisa jadi nahkoda kapal putih, atau kapal penumpang," tutur Testa beberapa hari lalu.

ADVERTISEMENT

Selain itu, kata Testa, sang ayah pernah menjadi nahkoda kapal yang didatangkan dari Jerman. Ia dan sejumlah kru kapal membawa kapal tersebut dari Jerman menuju Indonesia.

"Jadi dua ada semacam harus ke sana ketika pembuatan kapal baru setengah jadi. Katanya itu sebagai pengenalan pada konstruksi dan pengaturan mesin serta panel listrik di dalam kapal. Jadi harus pada ke sana," ungkapnya.

Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi.Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi. Foto: Muhammad Iqbal



Perlu 20 tahun lebih Budianto dapat menjadi nahkoda kapal penumpang. Sebelum akhirnya dirinya memutuskan pensiun karena kondisi kesehatannya. Ia terakhir bekerja pada perusahaan pelayaran plat merah, PT Pelni.

"Papa pernah operasi jantung, dan akhirnya sudah tidak sanggup lagi bawa kapl dan berhenti,"

Di mata keluarga, khususnya Testa, Budianto merupakan sosok ayah yang memperhitungkan masa mendatang. Meski pulang hanya hitungan jari dalam setahun, ia ingat betul sosok sang ayah.

Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi.Masjid Al - Baakhirah, masjid berbentuk kapal laut di Kota Cimahi. Foto: Muhammad Iqbal

Untuk memenuhi keberlangsungan anak-anaknya, dia sudah menyiapkan tanah untuk mereka gunakan.

Tanah yang sudah dibagi kepada anak-anaknya itulah yang kini menjadi Masjid Al Baakhirah atau dikenal masjid kapal. Masjid ini dibangun 13 tahun setelah Budianto meninggal. Sejak dirinya hidup, Budianto selalu mengharapkan dapat membangun masjid.

Impian itu pun diwujudkan oleh anak serta keluarga besarnya.

"Alhamdulilah, semoga masjid ini terus ada ke generasi selanjutnya. Terus dirawat dan menjadi pusat ibadah umat Islam," pungkasnya.




(orb/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads