TMP Beroperasi, Sopir Angkot Soreang-Leuwipanjang Meradang

TMP Beroperasi, Sopir Angkot Soreang-Leuwipanjang Meradang

Yuga Hassani - detikJabar
Kamis, 14 Apr 2022 02:01 WIB
Puluhan sopir angkot protes dengan keberadaan Trans Metro Pasundan
Puluhan sopir angkot protes dengan keberadaan Trans Metro Pasundan (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Puluhan sopir angkot jurusan Soreang - Leuwipanjang lakukan aksi protes dengan menolak keberadaan bus Trans Metro Pasundan. Aksi dilakukan setelah pemasukan para sopir menurun.

Salah seorang sopir angkot jurusan Soreang-Leuwipanjang, Sobirin (53) mengaku keberatan dengan adanya pengoperasian TMP di wilayah Soreang. Menurutnya, peminat angkot akan bergeser ke bus tersebut.

"Saya sebagai sopir keberatan dengan dioperasikannya Damri atau Trans Metro Pasundan, karena nantinya tujuan Soreang-Leuwipanjang itu enggak ada penumpang," ujar Sobirin di depan tugu Selamat Datang, Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (13/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sobirin menegaskan, kepada pemerintah untuk mempertimbangkan pengoperasian bus tersebut. Dengan itu, pihaknya menolak keberadaan bus tersebut.

"Untuk pemerintahan tolonglah bisa lebih dikaji lagi dan dipertimbangkan lagi. Jangan sampai TMP dioperasikan di jalur Soreang - Leuwi Panjang," katanya.

ADVERTISEMENT

"Kami tidak menerima, artinya menolak sama sekali adanya TMP Soreang-Leuwipanjang," katanya menambahkan.

Sobirin mengatakan, penderitaannya terus bertambah dengan adanya TMP tersebut. Bahkan, kata dia, penurunan penumpang tersebut bisa sampai puluhan persen.

"Penurunan penumpang ini sudah terjadi sejak tahun 2005 yang lalu. Apalagi dulu banyaknya DP motor murah, terus sekarang banyaknya transportasi online dan sekarang ada TMP. Kekurangannya lebih dari 75 persen," ucapnya.

Tercekik Pertalite Langka

Sobirin menegaskan apalagi saat ini kondisi di lapangan bahan bakar Pertalite selalu kosong. Kondisi tersebut juga kian memberatkan sopir.

"Apalagi sekarang dari sore sampai jam 8 pagi Pertalite susah diambil, artinya selalu kosong. Kalau ada pun di siang hari, dan itu pun ngantrinya panjang. Dengan itu memberatkan supir dari segi waktu," ucapnya.

"Jadi kami tambah berat bebannya, dari adanya COVID-19, terus adanya TMP ini, dan juga seringnya kosong bensin Pertalite," ucapnya.

Dia menambahkan menjelang lebaran biasanya penumpang sudah mulai ramai pada naik angkot. Namun, saat ini masih sepi dikarenakan adanya TMP yang promosi bertarif gratis.

"Dengan adanya TMP tersebut banyak masyarakat pasti menggunakan TMP. Apalagi saat ini gratis, jadi banyak masyarakat memilih naik itu dibandingkan angkot," ucapnya melanjutkan.

Ketua Angkot Indonesia Club (AIC) Anton Ahmad Fauzi mengatakan saat ini telah terjadi ketidakadilan yang dialami para sopir angkot. Kata dia, hal tersebut berkaitan dengan adanya pengoperasian TMP di Kabupaten Bandung.

"Ini adalah salah satu bentuk kepedulian AIC terhadap masyarakat, terutama supir angkot. Hal ini karena adanya ketidakadilan dari pemerintah menurut saya," katanya.

"Ketika ada masuk TMP Soreang - Leuwi Panjang seharusnya ada koordinasi dahulu atau sosialisasi dulu terhadap masyarakat, terhadap pengemudi angkot, dan pengusaha angkot," tambahnya.

Ia menegaskan saat ini AIC menolak keberadaan TMP di Kabupaten Bandung, dan pihaknya akan melakukan audiensi dengan legislator untuk mencari solusi polemik tersebut.

"Mungkin yang akan saya lakukan adalah audiensi kepada dewan DPRD Kabupaten Bandung. Disitu kita minta solusi dari mereka, seandainya masih tetap tidak ada solusi, mungkin kita akan melakukan pergerakan-pergerakan untuk menolak TMP tersebut. Kemungkinan besar kalau kita tidak didengar aspirasinya, kemungkinan secara otomatis anak-anak akan melakukan hal itu," katanya.




(yum/bbn)


Hide Ads