Masa kolonial Belanda menyisakan beberapa bangunan yang masih kokoh di tanah air hingga saat ini. Salah satunya peninggalan bangunan berupa benteng pertahanan.
Di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menjadi salah satu yang banyak menyimpan peninggalan benteng tersebut. Dari benteng-benteng yang ada, Kali ini ada 4 benteng pertahanan yang akan diulas oleh detikJabar.
1. Benteng Gunung Kunci
![]() |
Benteng peninggalan Belanda satu ini berdiri kokoh di sebuah bukit yang tidak jauh dari pusat Kota atau Alun-alun Sumedang. Benteng itu berdiri di sebuah bukit di ketinggian 485-665 mdpl.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benteng Pandjoenan Gunung Koentji 1917, begitu tulisan yang tertera di tembok benteng atau warga lokal biasa menyebutnya sebagai Benteng Gunung Koentji (Dibaca : kunci).
Benteng tersebut menjadi salah satu peninggalan Belanda yang paling populer di Kabupaten Sumedang. Selain mudah di akses, benteng yang berdiri di lahan seluas 3,6 hektar tersebut menjadi Taman Hutan Raya (Tahura) sekaligus menjadi salah satu Situs Cagar Budaya peninggalan Belanda di Sumedang.
Mungkin banyak yang telah mengulas tentang keberadaan Benteng Gunung Kunci. Namun, cukup jarang yang mengulas tentang isi di balik lorong-lorong yang ada di benteng tersebut.
Berdasarkan data gambar denah dari situs resmi Balai Arkeologi Jawa Barat, ada sekitar 14 ruangan mirip bunker, 1 ruangan utama dengan 4 sekat ruangan dan 4 pos pantau - dua diantaranya berbentuk lingkaran, dua lainnya berbentuk setengah lingkaran.
Benteng Gunung Koentji merupakan peninggalan masa Perang Dunia I yang terjadi antara tahun 1914-1918. Benteng tersebut menjadi salah satu peninggalan saat perang dunia I meletus hingga melibatkan hampir seluruh negara dan kerajaan di Eropa.
2. Benteng Pasir Laja
![]() |
Benteng peninggalan Belanda lainnya yang berada di kawasan Gunung Gadung, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan, yakni Benteng Pasir Laja.
Dari pantauan detikjabar di lokasi, benteng tersebut cukup menarik jika dijadikan sebagai lokasi wisata edukasi bagi para pelajar. Pasalnya, benteng itu begitu otentik dengan sejarah masa pendudukan Belanda di Indonesia.
Benteng yang berada 690 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, seolah menjadi gambaran bagaimana kedigdayaan Belanda dalam mempertahankan tanah jajahannya.
Benteng tersebut memiliki tiga bangunan, dua bangunan mirip sebuah bunker perlindungan dan satu bangunan lainnya menyerupai ruangan parit yang dilengkapi sebuah lorong.
Dua bangunan yang menyerupai bunker luasnya sekitar 5x7 meter. Di depannya terdapat sebuah pintu yang menghadap jalan yang hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki. Di atasnya, tampak rata dengan tanah lapang dan terdapat sebuah cerobong besi yang berfungsi sebagai ventilasi udara.
Sementara saat mengamati bangunan ketiga, detikJabar teringat sebuah film berjudul Saving Private Ryan. Dalam film tersebut, Kapten John H. Miller yang diperankan oleh Tom Hanks harus menaklukkan sebuah benteng pertahanan saat terjadi baku tembak di Pantai Omaha selama invasi Normandia.
Bangunan ketiga benteng, saat ini tampak tergenang air lantaran kerap diguyur hujan. Di sana terdapat sebuah ruang terbuka seperti parit dan sebuah lorong dengan jendela kecilnya. Jendela kecil itu seperti tempat untuk membidik musuh.
Benteng Pasir Laja tampak tertata rapih. Benteng itu juga telah ditetapkan sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang lokasinya berada di atas tanah milik TNI AD.
3. Benteng Pasir Kolecer
![]() |
Benteng Pasir Kolecer, demikian warga setempat menyebut benteng peninggalan Belanda satu ini. Benteng tersebut berada di kawasan Gunung Gadung, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan.
Seperti yang telah derikjabar ulas sebelumnya tentang Benteng Pasir Laja, bahwa Benteng Pasir Kolecer ini letaknya tidak tidak jauh dari Benteng Pasir Laja atau berjarak sekitar 500-750 meter.
Benteng Pasir Kolecer memiliki dua bangunan yang menyerupai bunker persembunyian dan benteng pertahanan. Benteng tersebut berada di atas bukit yang diapit oleh area persawahan dan lembah perbukitan.
Satu bangunan benteng yang menyerupai bunker berukuran sekitar 5x6 meter dengan ruang persembunyian di dalamnya.
Sementara benteng satunya lagi berukuran lebih besar yakni 5,6x7,5 meter. Selain memiliki ruang bunker, benteng kedua memiliki tembok menyerupai pos pantau dan dinding pertahanan
Benteng pasir Kolecer dan Pasir Laja kini menjadi salah satu cagar budaya di bawah perlindungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten.
4. Benteng Batarai
![]() |
Benteng Batarai atau kini dinamai sebagai Situs Batarai. Benteng tersebut terletak di atas puncak bukit di Desa Mekarjaya, Kecamatan Sumedang Utara.
Dari lokasi benteng dapat terlihat Pusat Kota Sumedang, Gunung Tampomas, Gunung Kacapi, Gunung Kareumbi, Puncak Gunung Cermai, liukan Jalan Tol Cisumdawu, perairan Indramayu dan pemandangan alam lainnya.
Benteng Batarai sendiri berdasarkan tulisan yang tertera pada batu prasasti yang terpampang di Gapura Situs merupakan Benteng Peninggalan Belanda yang dibangun pada sekitar tahun 1911 - 1914.
Sementara sumber literasi yang jelas terkait sejarah keberadaan benteng tersebut cukup sulit untuk ditemukan.
Dari pengamatan detikJabar di lokasi, Benteng Batarai secara bentuk menyerupai Benteng Pertahanan yang terdapat di Bukit Pasir Kolecer dan Pasir Laja. Persamaan itu terletak pada pos pantau yang dimilikinya.
Bedanya, Benteng Batarai terlihat sangat sederhana. Dimana benteng tersebut tidak memiliki sebuah bunker atau bangunan lainnya hanya ada pos pantau saja.
Benteng Batarai memiliki 2 pos pantau yang berbentuk trapesium. Di kedua sisi kiri dan kanan memiliki ruang kotak berukuran sekitar 1/2 x 1 meter yang konon jadi tempat amunisi dan persenjataan.
Sementara bagian menganga di tengahnya dijadikan sebagai tempat berjaga dan pemantauan prajurit Belanda. Kedua pos pantau itu dapat memantau wilayah pusat kota Sumedang, kawasan Cimalaka bahkan hingga pantai Indramayu.
Menurut salah satu sesepuh di Desa Mekarjaya, yakni Dudung, Benteng Batarai telah diteliti oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten tidak lama setelah dilakukan penggalian. Benteng tersebut dulunya merupakan Benteng Pertahanan yang fungsinya untuk memantau kapal-kapal layar di sekitar perairan Indramayu.
(yum/bbn)