Mitos atau Fakta: Nenek Loyeh di Jalur 'Siluman' Pangandaran

Mitos atau Fakta: Nenek Loyeh di Jalur 'Siluman' Pangandaran

Aldi Nur Fadilah - detikJabar
Kamis, 07 Apr 2022 17:00 WIB
Celah gang sempit yang dipercaya sebagai jalur siluman.
Celah gang sempit yang dipercaya sebagai jalur 'siluman'. (Foto: Aldi Nur Fadilah/detikJabar)
Pangandaran -

Keindahan objek wisata Pangandaran ternyata menyimpan banyak misteri yang bikin bulu kuduk bergidik. Seperti cerita jalur siluman di Desa Kondangjajar yang masih dipercaya oleh masyarakat sekitar.

Mbah Kundil Budayawan sekaligus kuncen keramat wilayah Cijulang mengatakan, apabila ada warga yang membangun rumah di jalur siluman, konon warga yang membangun akan mendapatkan gangguan tak kasat mata.

"Warga percaya apabila mengganggu bisa diusik kehidupannya saat malam hari hingga sakit dan berujung kematian," ucap Mbah Kundil belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab menurut Mbah Kundil, jalur tersebut menjadi persinggahan dari barat hingga timur wilayah Cijulang yang menuju jalan Nusawiru atau sekarang Bandara Udara Susi Air.

Mbah kundil mengatakan, dari cerita turun temuruh daerah Nusawiru di Desa Kondangajajar menjadi pusat siluman di Nusantara atau tempat berkumpulnya para raja siluman.

ADVERTISEMENT

Salah satu penampakan yang sering terjadi di jalur tersebut adalah Nenek Loyeh. Nenek tua bungkuk yang wajahnya menyeramkan, biasanya muncul menjelang senja disertai hujan rintik-rintik.

Nenek Loyeh dipercaya sangat suka terhadap anak kecil. Warga setempat juga percaya jika Nenek Loyeh sering bermain dengan bayi atau anak kecil.

"Jika ada bayi menangis lalu tersenyum. Artinya Nenek loyek sedang bermain dengannya," kata Mbah Kundil.

Mbah Kundil mengatakan, Nenek Loyeh mempunyai nama asli Siti Rohayah. "Nenek loyeh dulunya merupakan kembang desa yang cantik, namun mati dengan keadaan tragis, sehingga jasadnya tidak ada yang ngurus. Dan arwahnya gentayangan samapai saat ini," katanya.

Awal Mula Nama Nenek Loyeh Muncul

Pada tahun 1950 ada seorang pemuat pasir yang hendak menurunkan pasir di wilayah Kondangjajar tengah malam dengan keadaan hujan gerimis.

Hampir selesai menurunkan semua pasir. Ada seorang perempuan cantik yang mendekati seorang supir. "Lalu dia bilang bahwa jangan kerja malam-malam," kata Mbah Kundil.

Kemudian, saat sopir itu menjawab dan menanyakan nama perempuan itu. Sosoknya menjawab Siti Rohayah. Karena sopirketakutan kedengarannya Loyeh. Saat berubah wujud menjadi nenek berambut pabjang kemudian sambil tertawa pergi.

"Maka dari cerita sopir itulah berkembang di masyarakat Kondangjajar dengan sebutan Nenek Loyeh," ucapnya.

Ketua Lembaga Adat Kabupaten Pangandaran Erik Krisna Yudha terlepas dari benar atau tidaknya mitos tersebut, sebagai manusia kita harus mengambil sisi positifnya.

"Di dunia ini kita berdampingan dengan makhluk gaib, yang dipercaya hidup bergandengan," katanya.

"Sebagai manusia yang tidak sempurna selalu meminta perlindungan dan kemanan kepada Allah SWT. Berdoa sebelum berbuat apapun, minimal Bismillah," katanya.




(yum/bbn)


Hide Ads