Hampir tujuh tahun Sandi (24) menjadi cosplayer di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat. Pria asal Ciamis ini sengaja datang ke Kota Kembang untuk mengadu nasib sebagai cosplayer.
Dengan mengenakan kostum salah satu karakter Marvel yakni Kapten Amerika, Sandi bisa berdiri 7-8 jam di pedestarian Gedung Merdeka untuk mengumpulkan pudi-pundi rupiah pemberian pengunjung yang telah berfoto dengannya.
Pengunjung yang ingin berfoto dengan Sandi, bebas meminta gaya yang diinginkan, tangan meninju atau mengibaskan tameng khas Kapten Amerika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah pengunjung selesai berfoto, Sandi biasanya mendapatkan uang yang dimasukkan pengunjung ke kotak uang yang sudah disimpan di bawah kaki Sandi.
Sandi mengatakan, ia menjadi cosplayer sebelum menikah. Pekerjaan ini masih tetap digeluti demi menafkahi anak dan istri.
Tak hanya itu, karena Sandi merupakan perantau, penghasilannya juga digunakan untuk membayar kontrakan
"Saya dari tahun 2015 di sini aja. Sudah menikah, anak satu baru satu tahun," kata Sandi kepada detikJabar belum lama ini.
Sandi biasa mangkal bersama teman-temannya dengan karakter Marvel lainnya seperti Spiderman, Thor, Hulk, bahkan Batman. Ada juga Transformer, Kamen Rider, badut hingga karakter hantu.
"Ada Komunitas Cosplay Bandung Juara. Beda-beda, ada yang hantu, badut beda, kalau saya kayak robot-robotan, Marvel, Avangers atau Transformers, ada juga Kamen Rider," ungkapnya.
Kostum yang dikenakan Sandi, tidak seberat seperti kostum lainnya, misalnya kostum Transformer. Meski kostum Kapten Amerika tidak berat, tapi panas dirasakan oleh Sandi ketika memakainya.
"Tidak terlalu (berat), cuman panas," ujarnya.
Setiap harinya, Sandi berpanas-panasan menggunakan kostum itu hampir selama 7-8 jam. Bahkan, jika weekend dirinya juga mangkal dari pagi.
"Sore hingga malam. Weekend dari pagi sampai malam jam 10-11. Kalau masih ramai pengunjung, main lagi," tuturnya.
Penghasilan menjadi cosplayer ini tidak menentu, bisa besar atau kecil. Namun jika dirata-ratakan Sandi menyebut mencapai Rp 100 ribu.
"Sehari enggak tentu, kotor Rp 100 dibagi dua sama yang punya kostum," ucapnya.
Sandi juga menyebut, sejak pandemi COVID-19 penghasilannya menurun. Pasalnya, kawasan Gedung Merdeka kadang sepi kadang ramai. Bahkan, pernah dilakukan penutupan dan dirinya tidak memiliki pendapatan sama sekali.
Sandi menyambut bulan Ramadan ini dengan penuh antusias. Ia berharap banyak pengunjung yang ingin berfoto dengannya.
![]() |
Kuntilanak Pencari Asep
Jika Anda pernah melihat cosplayer hantu kuntilanak yang kerap mencari nama Asep, itulah Yuni.
Setiap pengunjung yang hendak berfoto dengannya, Yuni yang karib disapa Neng Kunkun ini, selalu mengatakan, 'Tolong Cariin Asep,'. Kata-kata tersebut kerap 'dijual' Yuni sehingga mengundang tawa dari para pengunjung.
Kepada detikJabar, Yuni yang merupakan Warga Mohammad Toha, Kota Bandung ini sudah empat tahun menjadi cosplayer di Jalan Asia Afrika.
"Sudah empat tahun," kata Yuni kepada detikJabar.
Yuni kerap duduk di kursi taman yang ada di pedestarian Gedung Merdeka. Tak hanya berswafoto, para pengunjung juga bisa nge-vlog dengan Yuni.
Jangan khawatir, ia sudah paham dan terlatih jika diajak bersandiwara. Begitupun saat mengarahkan ekpresi saat berfoto dengannya kepada pengunjung.
Kepada detikJabar juga, Yuni memeragakan kata-kata saat dirinya mencari nama Asep.
"Di sini aku kerja nyari Asep empat tahun tidak pernah ketemu, makannya aku minta tolong. Tolong cariin yang namanya Asep kalau bisa," tuturnya.
"Pokoknya yang namanya Asep kumpul di Asia Afrika Bandung. Karena dia pernah ghosting aku tidak pernah ketemu," kata Yuni disambut tawa pengunjung.
(ors/mso)