Melihat Lagi Semarak Launching detikJabar

Round-Up

Melihat Lagi Semarak Launching detikJabar

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 27 Mar 2022 08:45 WIB
Tabuhan kendang oleh Direktur Utama detikcom Abdul Aziz, Editor in Chief detikcom Alfito Deannova dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil menandai peresmian detikJabar di Trans Studio Bandung, Sabtu (26/3/2022)
Tabuhan kendang oleh Direktur Utama detikcom Abdul Aziz, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dan Editor in Chief detikcom Alfito Deannova menandai peresmian detikJabar di Trans Studio Bandung, Sabtu (26/3/2022). (Foto: Wisma Putra/detikJabar).
Bandung -

Suara tabuhan kendang menandai peluncuran detikjabar.com. Penabuhan kendang dilakoni Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Direktur Utama detikcom Abdul Aziz, dan Editor in Chief detikcom Alfito Deanova

Launching detikJabar bertajuk "detikcom Lebih Dekat ke Jawa Barat" itu berlangsung di Trans Studio Bandung, Sabtu (26/3). Kegiatan yang dipandu Ronny Urban dan Syarah tersebut didukung oleh PLN, DANA, OPPO, dan BJB, PT KAI, Trans Studio Bandung, Pemprov Jabar, Pemkab Sumedang, Pemkab Sukabumi, Pemkot Bandung, dan Pemkab Purwakarta.

detikJabar Resmi Diluncurkan

Direktur Utama detikcom Abdul Aziz pun mengharapkan detikJabar bisa makin mendekat kepada masyarakat Jawa Barat yang memang memiliki keragaman kultur dan budaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami bersyukur karena ini adalah satu perhelatan pembukaan detikJabar yang didahului sebelumnya oleh Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata dia saat launching detikJabar di Trans Studio Bandung, Sabtu (26/3/2022).

Dirut detikcom Abdul AzisDirut detikcom Abdul Azis (Foto: Wisma Putra/detikJabar)

Abdul Aziz mengharapkan detikJabar mampu memberikan kemudahan akses informasi bagi warga Jabar karena integritasnya sebagai media yang aktual, cepat, dan terpercaya. "Kita berharap semua penduduk Jabar bisa memberikan masukan, ide-ide yang segar untuk detikJabar," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan itu, Abdul Aziz menceritakan tujuan hadinya kanal detikJabar. Ia mengatakan, detikcom ingin lebih mendekatkan diri dengan warga Jawa Barat yang notabene merupakan masyarakat dengan kultur beragam dan menjadi salah satu pembaca media online terbesar di Indonesia.

"Ini adalah satu pendekatan kami ke Jabar yang dulu hanya kami tampilkan hanya di Bandung Raya, sekarang akan kita tampilkan seluruh daerah di Jabar. Karena kita tahu betul penduduk daerah di Jabar terbanyak. Ini kita buktikan" ujar dia.

Tari Batik dan Sisingaan

Penampilan memukau Tari Batik Jabar, Tari Lesung, dan Sisingaan meriahkan launching detikJabar. Khusus soal Tari Batik Jabar yang menjadi pembuka acara peluncuran kanal detikJabar, tarian ini merupakan karya orisinil Ega Robot Ethnic Percussion.

Tarian karya Ega Robot Ethnic Percussion ini menampilkan penari yang anggun. Para penari membawa kain batik bermotif khas Jawa Barat.

Opening performance dari Ega Robot Percussion membuka peluncuran detikJabar di Ampitheater Trans Studio Bandung, Sabtu (26/3/2022)Opening performance dari Ega Robot Percussion membuka peluncuran detikJabar di Ampitheater Trans Studio Bandung, Sabtu (26/3/2022). (Foto: Wisma Putra/detikJabar)

Dalam beberapa potongannya, Tari Batik Jabar ini seakan menampilkan seseorang yang tengah membatik. Mengayunkan tangan perlahan-lahan. Meniup lilin. Kemudian menggerakkan tangannya di kain batik.

Ega Robot Ethnic Percussion menciptakan tarian ini sebagai bentuk upaya dalam pelestarian seni dan budaya di Indonesia. Tari Batik Jabar ini tentunya memberi pesan agar masyarakat mencintai batik.

Aksi Boris Bokir

Boris Bokir meramaikan acara launching detikJabar. Meski dikenal sebagai komika Batak, Boris juga dikenal sebagai komika Sunda.

"Saya lahir di Bandung. Memang saya sering komen di IG Pak Gubernur. Banyak yang kaget, kok saya bisa Sunda. Orang tua saya merantau ke Bandung tahun 80-an (1980)," kata Boris di hadapan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan tamu undangan.

Boris kemudian bercerita tentang perjuangan orang tuanya. Saat merantau ke Bandung, ayah Boris pengangguran. Boris pun mengaku ibunya seorang agen undian Porkas, lotre yang dilegalkan pada zaman dulu era Orde Baru.

"Maaf bapak-bapak polisi, ibu saya dulu agen Porkas. Dulu boleh kan," kata Boris sembari tertawa.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Komika Boris Bokir dalam acara Launching detikJabar, Sabtu (26/3/2022)Boris Bokir dalam acara Launching detikJabar. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)

Singkat cerita, Boris mengatakan bapaknya kemudian bekerja sebagai sopir angkot jurusan Margahayu-Ledeng, Bandung. Pekerjaan orang tuanya itu membuat Boris mengenal kondisi Bandung waktu itu.

"Kalau kalian di Bandung itu pasti erat kaitannya dengan angkot," kata Boris.

Singkat cerita, Boris menyampaikan kesejahteraan keluarganya mulai meningkat. Bapaknya yang memulai bekerja dari sopir tembak, batangan hingga berhasil menjadi juragan angkot.

"Awalnya nyicil satu mobil. Lama-lama nambah, dua, tiga dan jadi banyak (angkotnya). Sampai akhirnya bisa mengalahkan saya," kata Boris.

Cerita Ajudan Ridwan Kamil

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghadiri launching detikJabar. Dia satu panggung dengan komedian Boris Bokir.

Emil, sapaan Ridwan, mengungkapkan saat ini punya dua ajudan khusus. Salah satunya ajudan yang khsusus untuk bikin konten.

Hal itu diungkapkan Kang Emil, sapaan akrabnya, saat berdialog bersama komika Boris Bokir. "Saya punya ajudan administrasi soal jadwal. Ajudan kedua ajudan konten," ucap Emil.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Komika Boris Bokir dalam acara Launching detikJabar, Sabtu (26/3/2022)Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Komika Boris Bokir dalam acara Launching detikJabar, Sabtu (26/3/2022) Foto: Wisma Putra/detikJabar

Dia menyatakan, ajudan konten tersebut dikhususkan untuk membuat konten-konten menarik yang nantinya diunggah di media sosial. "Kerjaannya ngerekam. Hasilnya kan sinematik. Itu kebutuhan. Kalau pejabat hanya foto gunting pita dijamin komen ngan (hanya) 10. Makanya yang paling ditakutkan pejabat adalah viral," tuturnya.

Emil menjelaskan di era saat ini media sosial menjadi salah satu kebutuhan. Bahkan, dia menyebut penyampaian pesan via medsos jauh lebih baik, apalagi dibumbui candaan.

"30 persen lucu-lucuan dan 70 persen edukasi," ujar Emil.

(bbn/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads