Pohon Kihujan di Tanjungkerta Hasilkan Mata Air yang Aliri Tiga Desa

Kabupaten Sumedang

Pohon Kihujan di Tanjungkerta Hasilkan Mata Air yang Aliri Tiga Desa

Nur Azis - detikJabar
Selasa, 22 Mar 2022 09:46 WIB
Kolam yang menampung mata air yang dihasillkan pohon kihujan
Foto: Nur Azis/detikJabar
Sumedang -

Sebuah pohon trembesi raksasa tumbuh di halaman Kantor Desa Tanjungmulya, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang. Pohon tersebut menjadi sumber mata air bagi warga di tiga desa.

Pantauan detikjabar, pohon trembesi itu batang pohonnya telah tumbuh seperti payung besar. Akarnya yang berukuran lebih dari sebadan orang dewasa pun telah menyebar ke segala arah bahkan ke masuk dalam tanah dari bangunan masjid dan pagar benteng.

Tidak jauh dari sana, ada sumber mata air yang keluar dari balik akar pohon besar. Mata air itu ditampung ke sebuah kolam untuk kemudian disalurkan ke rumah-rumah warga. Airnya yang begitu jernih dimanfaatkan warga untuk memenuhi kebutuhan air baku setiap harinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Desa Tanjungmulya Tatang Karseno mengatakan, sumber mata air yang ada berasal dari pohon trembesi atau kihujan. Mata air tersebut tidak pernah surut meski saat memasuki musim kemarau.

"Mata air ini meskipun kemarau tidak pernah surut," ungkap Tatang kepada detikjabar, Senin (21/3/2022).

ADVERTISEMENT


Tatang menyebutkan, sumber mata air yang ada dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi ratusan kepala keluarga (KK) di tiga desa, yakni Desa Tanjungmulya, Desa Kertamekar dan Desa Kertaharja. Dengan perincian sekitar 100 KK di Desa Tanjungmulya dan sekitar 200 KK di masing-masing kedua desa lainnya.

"Sebelum dibuat talang air atau disalurkan ke desa lain, airnya yang ada di kolam lebih banyak dibanding yang sekarang ini," terangnya.

Sekadar diketahui, sumber mata air tersebut dibuatkan sebuah kolam berukuran sekitar 5 meter x 10 meter untuk selanjutnya disalurkan menggunakan pipa paralon ke warga sekitar dan warga di desa lain yang membutuhkan.

Tatang mengatakan, sumber mata air tersebut digunakan secara gratis bagi seluruh warga Desa Tanjungmulya. Namun begitu, bagi desa lainnya dipungut biaya retribusi yang dibayarkan oleh kantor desanya sebesar Rp 500 ribu dalam setahun.

"Uang retribusi itu masuk dana kas desa dan menjadi PAD (Pendapatan Asli Desa) bagi Desa Tanjungmulya," terangnya.

Kolam yang menampung mata air yang dihasillkan pohon kihujanKolam yang menampung mata air yang dihasillkan pohon kihujan Foto: Nur Azis/detikJabar

Berita sebelumnya, Sebuah pohon trembesi atau kihujan berukuran besar tumbuh di halaman Kantor Desa Tanjungmulya, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang. Pohon tersebut telah berusia ratusan tahun.

Kepala Desa Tanjungmulya, Tatang Karseno (54) memaparkan, pohon kihujan berukuran besar yang ada di halaman kantor desa usianya diperkirakan lebih dari 200 tahun.

"Dulu saat semasa buyut saya yaitu buyut Wiratma, ukuran pohonnya sudah sebesar ini. Uyut Wiratma sendiri usianya mencapai 120 tahun, jadi pohon ini usianya lebih dari 200 tahun," ungkapnya kepada detikjabar, Senin (21/3/2022).

Pohon kihujan atau trembesi raksasa di kantor desa Tanjungmulya, Tanjungkerta, SumedangPohon kihujan atau trembesi raksasa di kantor desa Tanjungmulya, Tanjungkerta, Sumedang Foto: Nur Azis/detikJabar

Tatang menceritakan bahwa buyutnya sebelumnya pernah berpesan untuk menjaga kelestarian dari pohon trembesi yang ada agar jangan sampai ditebang. Pasalnya, sambung Tatang, jika ditebang maka warga bakal kehilangan sumber mata air. Selain itu, bangunan yang ada di sekitarnya pun bakal ada yang hancur.

"Karena ini kan akarnya sudah menyebar kemana-mana, kalau pohonnya diganggu atau ditebang maka akarnya otomatis akan mati, hal itu akan berpengaruh pada ketahanan tanah yang menjadi keropos juga," paparnya.




(yum/bbn)


Hide Ads