Menjelang datangnya bulan Ramadhan, dentuman suara bedil lodong atau meriam mainan di Kota Tasikmalaya mulai terdengar di beberapa tempat.
Salah satunya sekelompok anak-anak di Kampung Paozan Kelurahan Parakanyasag, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Mereka asyik bermain bedil lodong di dekat area pesawahan. Meski sebenarnya membahayakan dan mengganggu ketentraman, mereka tampak asyik diselingi gelak tawa.
Kehadiran suara ledakan itu menjadi pertanda semakin dekatnya bulan Ramadhan. Mereka menyiapkan mainan berbahaya itu untuk mainan untuk ngabuburit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian ada cara yang berbeda dari mainan lodong anak zaman sekarang. Jika dulu bedil lodong menggunakan bahan bakar karbit, kini mereka menggunakan cairan spirtus untuk bahan bakar sumber ledakan.
Meriam atau bedil lodong pun kini tak terbuat dari batang bambu, namun menggunakan kaleng bekas dan pipa paralon. Meski berbeda metode, namun suaranya sama-sama keras.
Bedil lodong karbit relatif sederhana, cukup menggunakan batang bambu, diberi lubang kecil. Kemudian diisi sedikit air dan karbit, setelah beberapa saat kemudian disulut api.
Sementara bedil lodong spirtus sedikit lebih tricky. Lodong terbuat dari susunan kaleng bekas yang disambung menjadi sebuah pipa. Menyambungnya cukup dililit lakban.
Kemudian salah satu ujungnya diberi tutup botol minuman, dipasang menggunakan lem dan dilakban.
Untuk pemantik ledakan, dipasang magnet pemantik api bekas korek api di tutup botol. Spirtus kemudian dimasukkan ke botol spray, lalu disemprotkan ke dalam pipa. Setelah beberapa saat, pijit pemantik barulah terjadi ledakan.
"Ini bedil lodong spirtus, bukan karbit. Lebih mudah," kata Bayu, Asep Dian, Viki dan sejumlah anak lainnya, Senin (21/3/2022).
Anak-anak itu mengatakan bedil lodong spirtus tersebut merupakan bekas Ramadhan tahun lalu yang masih mereka simpan. Sementara anak-anak lainnya mengaku akan membuat dulu. "Bulan puasa tahun lalu beli yang sudah jadi juga ada," kata salah seorang anak.
Irman Sukmana (42) warga Kecamatan Indihiang mengaku khawatir dengan mainan bedil lodong spirtus tersebut. "Anak saya juga sudah minta dibuatkan, tapi saya larang. Khawatir membahayakan," kata bapak dua anak lelaki ini.
Selain karena tinggal di perumahan yang padat penduduk, Irman juga berpendapat bedil lodong spirtus lebih berbahaya ketimbang bedil lodong.
ZJaman kita dulu pakai karbit. Menyulutnya dengan batang bambu, agak jauh. Kalau spirtus kan pakai pemantik magnet, posisinya bedil lodong dipegang. Lagi pula sekarang tinggal di perumahan, khawatir mengganggu tetangga. Kalau dulu kita kan tinggal di kampung, bermain lodong bisa di kebun atau sawah yang jauh dari pemukiman," kata Irman.
(yum/bbn)