Gopar, seorang relawan, menjelaskan saat kejadian, dirinya tengah mengantar rombongan pendaki ke puncak dan menginap di Gunung Gede Pangrango. Begitu tiba di puncak, dirinya mendapatkan kabar ada pendaki yang harus dievakuasi tidak jauh dari lokasinya berada.
"Saya dapat kabar dari HT (Handy Talky) jika ada yang memerlukan evakuasi. Begitu tenda selesai saya siapkan bagi pendaki yang saya guide, langsung saya merapat ke lokasi. Kebetulan jaraknya hanya sekitar 10 menit dari lokasi saya berada," kata dia, Rabu (16/3/2022).
Begitu tiba di lokasi, didapati pendaki tersebut tergeletak dengan ditemani rekannya-rekannya dengan kondisi diguyur hujan deras.
Di saat yang bersamaan, rombongan pendaki asal mancanegara yang diantaranya seorang dokter tiba di lokasi tersebut.
"Jadi kebetulan ada pendaki yang merupakan WNA dan merupakan seorang dokter. Langsung diberi pertolongan pertama dan diperiksa kondisi tubuhnya," ujar dia.
Sayangnya pendaki asal Depok tersebut sudah tidak bisa diselamatkan dan meninggal dunia. "Setelah ditangani pun memang sudah ditindak tertolong," kata dia.
Menurut dia, begitu tim evakuasi datang, relawan dan rombongan pendaki yang juga ada di lokasi ikut mengantarkan ke kawasan Kandang Badak.
"Setelah dari Kandang Badak itu korban hanya dibawa oleh tim evakuasi, sedangkan pendaki meneruskan pendakiannya dan relawan bersiaga lagi untuk membantu pendaki lain yang juga perlu bantuan hingga evakuasi," ucapnya.
Gopar menuturkan pendaki yang meninggal tersebut diduga memiliki riwayat penyakit, sebab saat perjalanan turun korban tiba-tiba terjatuh.
"Kalau kata rekannya tiba-tiba jatuh dan membentur benda di sekitarnya. Diduga penyakitnya kambuh, sehingga pendaki itu jatuh. Sebab kalau sebatas terjatuh biasanya tidak sampai meninggal. Tapi saya juga kurang paham, apakah memang meninggalnya karena jatuh atau ada penyakit," tuturnya. (yum/bbn)