PR Segudang Pemda Garut Moncerkan Sayang Heulang bak Pangandaran

PR Segudang Pemda Garut Moncerkan Sayang Heulang bak Pangandaran

Hakim Ghani - detikJabar
Jumat, 11 Mar 2022 01:01 WIB
Objek wisata Sayang Heulang, Garut sedang dibangun pemerintah daerah. Targetnya bisa digunakan awal tahun nanti.
Pantai Sayang Heulang (Foto: Hakim Ghani)
Garut -

Pemda Garut bertekad menjadikan Sayang Heulang sebaik pantai di Pangandaran. Segudang pekerjaan rumah harus diselesaikan Pemda untuk menjadikan Sayang Heulang jadi yang terbaik.

Beberapa waktu lalu, Pemda mengutus sejumlah jajarannya untuk terbang ke Pangandaran. Tujuannya perihal belajar membuat tempat wisata pantai menjadi berkelas ke Pemda Pangandaran.

"Kita belajar ke Pangandaran ya. Pemerintah di sana berhasil melakukan tata kelola wisatanya. Termasuk wisata laut," kata Wakil Bupati Helmi Budiman kepada wartawan, Kamis (10/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil pembelajaran dari Pangandaran itu akan diterapkan di Pantai Sayang Heulang. Sebuah pantai di Garut yang berlokasi di Kecamatan Cibalong. Baru-baru ini, pantai tersebut baru saja rampung direnovasi, usai Pemprov Jabar menggelontorkan dana.

Beragam fasilitas baru dihadirkan. Mulai dari view space menghadap laut, balai-balai hingga monumen sayap yang bakal jadi ikon baru Pantai Sayang Heulang. Saat ini, bahkan Pemda akan melakukan pembangunan tahap dua terhadap Pantai Sayang Heulang.

ADVERTISEMENT
Objek wisata Sayang Heulang, Garut sedang dibangun pemerintah daerah. Targetnya bisa digunakan awal tahun nanti.Objek wisata Sayang Heulang, Garut sedang dibangun pemerintah daerah. Targetnya bisa digunakan awal tahun nanti. Foto: Hakim Ghani

"Untuk tahap dua sedang kami siapkan, mohon doanya dari masyarakat. Yang diprioritaskan pertama jalan," katanya.

Lantas, apakah upgrade fasilitas mampu untuk meningkatkan kualitas Pantai Sayang Heulang dan jadi primadona wisatawan? Segudang PR masih harus dibenahi oleh Pemda Garut soal ini. Salah satunya adalah aksi premanisme di sana.

Tak bisa dipungkiri jika aksi premanisme jadi momok menakutkan wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan Garut. Tak sedikit wisatawan yang enggan kembali melancong ke sana gara-gara aksi kasar yang dilakukan para preman.

Sudah banyak contoh aksi premanisme di sana. Salah satu yang sering terjadi adalah adanya pemalakan dan pungutan liar terhadap wisatawan dan pengelola usaha di pantai selatan.

"Yang bikin nggak maju-maju ya oknum warganya sendiri. Banyak oknum yang memilih cara pintas mendapat uang, padahal mereka bisa usaha baik dan saya jamin bakal untung karena wisatawan banyak yang ke sini," ucap Ujang (bukan nama asli), seorang pengelola usaha di pantai selatan Garut, saat berbincang dengan detikJabar, Kamis siang.

Beragam modus operandi dijalankan para preman ini. Mulai dari memalak di gerbang masuk pantai, hingga meminta jatah preman (japrem). Tak hanya wisatawan yang jadi korban, warga setempat juga bahkan disikat mereka.

"Contohnya ya nelayan, nelayan kalau habis melaut ada aja yang malak hasilnya," katanya.

Polisi bahkan sudah beberapa kali menjaring para preman di kawasan tersebut. Beberapa di antaranya bahkan sudah menjalani proses peradilan dan dibui. Menanggapi hal tersebut, Helmi mengaku sudah menyiapkan strategi.

"Untuk keamanan, kita ingin masyarakat aman tidak ada premanisme dan sebagainya. Ini kan harus ditertibkan. Tidak boleh ada pungutan yang tidak resmi," ungkap Helmi.

Tak bisa dipungkiri lagi, Garut memiliki banyak potensi wisata yang legit. Dari mulai gunung hingga pantai semuanya ada di kota kecil berjuluk Swiss van Java ini. Terlepas dari beragam mitos dan kisah horornya, satu-satunya hal paling menakutkan bagi wisatawan saat melancong ke Garut hanyalah premanisme.




(yum/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads