Cerita 'Pilot' Penjual Cimol, Pernah 'Tumbang' Gegara Foto Bareng

Cerita 'Pilot' Penjual Cimol, Pernah 'Tumbang' Gegara Foto Bareng

Yuga Hassani - detikJabar
Kamis, 10 Mar 2022 15:13 WIB
Penjual cimol viral Asep Hendra.
Penjual cimol viral Asep Hendra. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Pria asal Kabupaten Bandung, Asep Hendra (40), mendadak viral gegara jualan cilok dengan berpakaian unik. Dia memakai baju pilot, seragam polisi, hingga pakaian ala presiden. Namun, dia viral belakangan ini saat memakai pakaian ala pilot ketika berjualan.

Sejak viral, dia kerap diminta jadi sasaran warga yang ingin berfoto bareng. Meski tak semua yang meminta foto bareng membeli makanan dagangannya, dengan ramah dia selalu berusaha memenuhinya.

Dia sendiri tak keberatan menjadi objek foto bareng. Namun, hal ini ternyata pernah berdampak pada kesehatannya. Dia pernah 'tumbang' karena terlalu lelah berjualan dan meladeni permintaan foto bareng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, saat sakit, berjualan cimol sempat digantikan sang istri. Berbeda dengan sang suami, istrinya berjualan dengan pakaian biasa saja.

"Setiap jualan ke manapun pasti ada aja yang meminta foto. Bahkan saya sampai sakit dengan banyaknya yang minta foto," kata Asep saat ditemui detikJabar, Kamis (10/3/2022).

ADVERTISEMENT

Meski menjadi viral dan banyak yang meminta foto bareng, hal itu ternyata tak berbanding lurus dengan penghasilan Asep. Sebab, tak semua yang meminta foto bareng membeli dagangannya.

Penjual cimol viral Asep Hendra.Penjual cimol viral Asep Hendra. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)

"Kalau penjualan biasa-biasa aja. Kadang-kadang kalau yang beli lihat stelan kaya gini, tapi kan sudah pada tahu. Banyak masyarakat yang suka dengan stelan saya," ucapnya.

Cimol sendiri adalah makanan yang terbuat dari aci alias tepung tapioka. Setelah diuleni dan dibentuk bulat, cimol akan digoreng hingga mengembang. Setelah itu, cimol diberi aneka bumbu untuk memperkaya rasanya.

Asep menjual cimol dengan harga terjangkau. Bahkan, harganya jauh lebih murah ketimbang cimol yang biasa dijual di pusat Kota Bandung yang berkisar Rp 5.000-10.000.

"Harga cimol saya beragam. Bahkan kalau ada anak pengin beli dengan bawa uang Rp 1.000 pun tetap dilayani. Kalau ditarget Rp 3.000-an, kan kasihan da anak-anak kecil yang belinya," ucapnya.

Hendra sendiri biasanya berjualan cimol di depan SDN Panyadap, Desa Panyadap, Kabupaten Bandung. Namun, terkadang ia juga berkeliling menggunakan sepeda untuk berjualan di sekitar Desa Panyadap.

"Pagi mah di sini (SDN Panyadap), kalau sore ya muter-muter aja di sekitar Desa Panyadap. Pokonya pagi tiga jam, sore pun tiga jam," ucap Asep.




(ors/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads