Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung melaporkan adanya kasus kematian akibat penyakit demam berdarah (DBD). Kasus itu terjadi pada awal tahun 2022.
"Jadi ada kasus meninggal (akibat DBD), itu di Januari Februari," kata Kadinkes Kota Bandung Ahyani Rakasanagara kepada wartawan, Selasa (8/3/2022).
Ahyani tak memberikan rincian mengenai temuan kasus meninggal akibat DBD di Kota Bandung. Namun menurutnya, tingkat fatalitas akibat penyakit menular yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti itu tak separah dibanding tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fatalitynya dibandingkan tahun sebelumnya itu menurun kematiannya. Memang ada kasus kematian, tapi itu kan udah mix juga karena ada COVID-nya," ucap Ahyani.
Di musim penghujan ini, ia mengingatkan masyarakat agar terus menjaga pola hidup sehat. Mengingat, kasus DBD kerap terjadi seiring tingginya intensitas curah hujan.
"Jangan lupa juga kita sedang hujan begini kasus juga memang tinggi sesuai dengan musimnya. 3M harus terus dilakukan, intinya semua jangan panik tapi waspada," pungkasnya.
Berdasarkan data yang diterima, kasus DBD di Kota Bandung pada 2021 mencapai 3.743 kasus. Sebanyak 13 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia akibat DBD.
Kasus tertinggi terjadi pada Desember 2021 dengan catatan 695 kasus. Saat itu, dua orang dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
(ral/mso)