Makna Logo Kabupaten Sumedang, Sarat Nilai Sejarah dari Kerajaan-NKRI

JabarPedia

Makna Logo Kabupaten Sumedang, Sarat Nilai Sejarah dari Kerajaan-NKRI

Nur Azis - detikJabar
Jumat, 04 Mar 2022 14:14 WIB
Logo Sumedang.
Logo Sumedang (Foto: Istimewa)/
Sumedang -

Kabupaten Sumedang menjadi salah satu wilayah terpenting di Jawa Barat. Hal itu lantaran Kabupaten Sumedang tidak lepas dari sejarah Kerajaan Sumedang Larang atau sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Jawa Barat kala itu.

Kentalnya sejarah kerajaan di Kabupaten Sumedang sebagaimana tulisan yang tertuang dalam Lambang Kabupaten Sumedang, yakni Insun Medal. Tulisan tersebut diketahui merunut pada ucapan pendiri kerajaan Sumedang Larang, yakni Prabu Tajimalela atau menjadi asal muasal dari lahirnya nama Sumedang.

Dikutip dari Euis Thresnawaty S, 2011, Sejarah Kerajaan Sumedang Larang, Jurnal Patanjala Vol. 3, No. 1, pp. 161-166, disebutkan bahwa asal nama Sumedang, menurut legenda masyarakat Sumedang, itu berasal dari rangkaian kata Ingsun Medal, Ingsun Madangan dan Batara Tuntang Buana atau Prabu Tajimalela dianggap sebagai raja yang memunculkan nama Sumedang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini terjadi ketika ia menobatkan putra keduanya, Gajah Agung sebagai penggantinya. Saat itu terjadi peristiwa alam dimana langit diterangi oleh cahaya melengkung menyerupai selendang atau taji selama tiga hari tiga malam, hingga ia berucap: ingsun medal ingsun madangan, kaula bijil, kaula nyaangan (aku lahir, aku memberi penerangan) sehingga muncul kata Sumedang.

Sedangkan secara etimologis kata Sumedang Larang merupakan bentuk dari kata Su yang berart bagus, Medang yang berarti luas, dan Larang yang berarti jarang bandingannya. Dengan demikian, Sumedang Larang berarti tanah luas bagus yang jarang bandingannya.

ADVERTISEMENT

Dalam jurnal itu disebutkan bahwa Kerajaan Sumedang Larang kala itu dinobatkan menjadi penerus bagi kerajaan yang berkuasa di tanah Pasundan pasca runtuhnya Kerajaan Padjadjaran.

Penobatan itu ditandai dengan diserahkannya atribut kebesaran Kerajaan Sunda Padjadjaran kepada Kerajaan Sumedang Larang, berupa Mahkota Binokasih.

Mahkota tersebut diserahkan oleh Prabu Nusiya Mulya sebagai pemegang terakhir dengan mengutus empat kandaga lante (setingkat lebih tinggi dari camat) atau empat bersaudara mantan Senapati Kerajaan Sunda Padjadjaran.

Keempat kandaga lante tersebut diantaranya, Sang Hyang Hawu (Mbah Jaya Prakosa), Batara Dipati Wiradijaya (Mbah Nanganan), Sang Hyang Kondang Hapa dan Batara Pancar Buana (Mbah Terong Peot). Mahkota Binokasih merupakan mahkota yang dikenakan oleh Raja-raja Padjadjaran secara turun temurun.

Pada masa kerajaan Padjadjaran berkuasa, Kerajaan Sumedang Larang merupakan kerajaan daerah yang telah memiliki kekuasaan, kekuatan dan wilayah serta penduduknya yang banyak. Kekuasaan Ratu Pucuk Umun kemudian dilanjutkan oleh Raden Angkawijaya. Untuk kemudian mendapat gelar Prabu Geusan Ulun setelah diangkat menjadi Raja Sumedang Larang.

Dosen Seni Budaya dan Sunda FKIP Universitas Sebelas April (Unsap) Sumedang Rony Hidayat Sutisna mengatakan berdasarkan sumber tertulis dan lisan yang dikumpulkan, Kerajaan Tembong Agung yang didirikan oleh Prabu Guru Aji Putih dalam perkembangannya berubah menjadi kerajaan Himbar Buana yang didirikan oleh Prabu Tadjimalela. Kerajaan Himbar Buana kemudian berubah menjadi Kerajaan Sumedang Larang.

"Dalam babad Cikundul diceritakan bahwa kata sumedang berasal dari ucapan Prabu Tadjimalela yaitu 'Insun Medal Insun Madangan' yang berubah pengucapannya menjadi Sumedang dan Larang yang artinya tidak tertandingi," ungkap Rony kepada detikcom, beberapa waktu lalu.

Rony melanjutkan pada waktu itu wilayah kerajaan Sumedang Larang tidak begitu luas. Namun, pada masa Prabu Geusan Ulun (Raja Sumedang Larang VII 1580 - 1608 M), Kerajaan Padjajaran yang merupakan Kerajaan besar di tatar Sunda mengalami keruntuhan, yang kemudian mahkota kerajaannya diserahkan pada Raja Sumedang Larang bernama Prabu Geusan Ulun.

"Dengan demikian, secara sah, kerajaan sumedang larang ini menjadi penerus kerajaan Padjadjaran yang wilayahnya sangat luas," terang Rony.

Makna Logo Kabupaten Sumedang

Dikutip dari berbagai sumber, Lambang Kabupaten Sumedang diciptakan oleh Raden Maharmartanagara. Lambang tersebut diresmikan pada tanggal 13 Mei 1959.

Raden Maharmartanagara merupakan putra Bupati Bandung, yakni Raden Adipati Aria Martanegara. Raden Adipati Aria Martanegara sendiri masih keturunan Sumedang.

Komponen yang terdapat dalam Lambang Kabupaten Sumedang untuk masing-masingnya memiliki arti tersendiri. Diantaranya Perisai sebagai perlambang jiwa kesatria utama, percaya pada diri sendiri. Sisi Merah, perlambang semangat keberanian.

Dasar Hijau, melambangkan kesuburan pertanian. Bentuk Setengah Bola dan Setengah Kubus pada Lingga, perlambang bahwa manusia tidak ada yang sempurna.

Sinar Matahari, melambangkan semangat rakyat dalam mencapai kemajuan. Warna Kuning Emas, perlambang keluhuran budi dan kebesaran jiwa.

Sinar yang berjumlah 17, perlambang tanggal saat dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Delapan Bentuk pada Lingga, Perlambang bulan saat dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Batu pada Tangga, 4 buah Kaki Tembik dan 5 buah Anak Tangga merupakan lambang tahun Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 1945 dan Tulisan Insun Medal erat kaitannya dengan kata Sumedang.




(mso/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads