Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran menyampaikan taksiran kerugian fasilitas sarana dan prasarana akibat bencana alam selama Januari- Februari 2022 mencapai Rp284.400.000.
Sejak Januari Tahun 2022 bencana alam yang ada di Kabupaten Pangandaran paling banyak terjadi disebabkan Angin Topan.
Informasi yang dihimpun dari BPBD Kabupaten Pangandaran, pada Januari 2022 ada 8 kejadian angin topan dengan kategori 3 rusak berat, 1 rusak ringan dan 12 rusak berat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk gempa bumi ada 2 kejadian, tidak mengalami kerusakan dan kebakaran 3 kejadian yang mengalami 2 rusak berat. Sehingga jumlah bencana alam pada Januari 2022 ada 13.
Kepala Pelaksana BPBD Pangandaran Kustiman mengatakan, untuk jumlah bencana alam angin topan paling banyak terjadi.
Pada Februari 2022 ada 11 kejadian, dengan rincian yang terdampak di Kecamatan Cijulang 1 orang, Kecamatan Padaherang 6 orang, Kecamatan Sidamulih 8 orang, Kecamatan Parigi 1 orang dan Kecamatan Kalipucang 1 orang.
Untuk kebakaran ada 2 kejadian yang terdapat di Kecamatan Pangandaran dengan korban 2 orang, sehingga total korban 19 orang.
Rincian kategori rusak berat ada 2 di Kecamatan Sidamulih dan Kecamatan Pangandaran. Rusak sedang 1, rusak ringan 16. Ada 20 kepala keluarga dan 56 korban jiwa yang terdampak bencana alam. Jumlah bencana alam pada Januari sampai Februari 2022 ada 26 kejadian.
"Jumlah kerugian pada bulan Februari apabila ditaksir mencapai Rp80.050.000. Jumlah itu lebih sedikit dari bulan Januari yang mencapai Rp203.900.000, kerusakan terbesar tetap akibat angin topan. Sehingga total kerusakan Januari- Februari mencapai Rp284.400.000," kata Kustiman kepada DetikJabar, Kamis (3/3/2022).
Dia mengatakan memang kondisinya seperti itu dengan adanya peningkatan cuaca yang extreme. "Tapi kita bersyukur dengan sekian banyak kejadian tidak ada korban jiwa dan tidak ada yang signifikan," ucapnya
Selaku kalak yang menerima amanah untuk menakhodai BPBD. Kustiman berharap kedepan khusus Pangandaran tidak ada lagi bencana Alam/non alam. "Namun tetap waspada dan selalu siap siaga, karena bencana sekarang tidak bisa diprediksi," ucapnya.
(tey/tya)