Curhat Pedagang di Bandung Tertipu Jualan Minyak Lewat Facebook

Curhat Pedagang di Bandung Tertipu Jualan Minyak Lewat Facebook

Yuga Hassani - detikJabar
Minggu, 27 Feb 2022 13:38 WIB
Big plastic bottle of olive oil in the hand of the buyer at the grocery store
Ilustrasi minyak goreng. (Foto: Getty Images/iStockphoto/sergeyryzhov)
Bandung -

Vey, seorang pedagang grosir di Padasuka, Kabupaten Bandung menjadi korban penipuan. Lokasi penipuan terjadi di Ciparay, Kabupaten Bandung.

Vey mengatakan, dia menjual minyak goreng grosir secara daring melalui marketplace Facebook. Menurutnya, penipuan yang dialaminya merupakan penipuan dengan sistem penipuan segitiga.

"Jadi mereka teh kaya sistem penipuan segitiga gitu. Apalagi sekarang teh lagi musim buat yang lagi jualan minyak mah. Tapi kalau enggak salah, dari dulu pasti ada penipuan segitiga kaya gitu teh. Waktu itu aku lagi jualan, kan aku teh grosir online, jadi aku jualan di marketplace gitu, nah aku pasang lah di Facebook," ujar Vey saat dihubungi detikJabar, Minggu (27/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vey menjelaskan, kerugian yang dialami cukup memberatkan di tengah ekonomi sulit yang dirasakan. "Jumlah orderan si pelaku Doer itu sampai Rp6.840.000 dengan jumlah minyak goreng sampai 30 karton," tegasnya.

Kronologi penipuan yang dialaminya berawal saat ada akun Facebook Doer ingin membeli minyak goreng dengan jumlah banyak. Tapi, Vey hanya memiliki 30 karton.

ADVERTISEMENT

"Pas jam 10 pagi, itu tuh ada yang nge-chat ke aku lewat massengger yang marketplace. Dia nanya butuh 50 karton, namun saya enggak punya 50 karton, adanya 30 karton. Terus dia nanya ada nomer WA enggak, langsung setelah itu berlanjut lah di WA," jelasnya.

"Di WA tuh dia nanya ini (grosir) daerah mana, aku jawab di Padasuka, Cicaheum, terus si penipu dengan akun Facebook Doer ini mengaku orang Cimahi. Pas mau deal-deal-an, dia bilang mau COD atau transfer, terus aku nanya sama si teteh. Terus kata teteh aku mending COD aja biar lebih aman. Jadi kalau mau transfer di tempat," tambahnya.

Vey menjelaskan terduga pelaku Doer menyetujui pembelian minyak goreng dengan jumlah 30 karton. Selanjutnya, terduga pelaku meminta pengiriman ke daerah Kabupaten Bandung.

"Terus si Doer menyetujui untuk pembelian minyak goreng dengan 30 karton. Kemudian si Doer meminta pengiriman ke Ciparay. Dari situ, aneh, katanya orang Cimahi, tapi dikirim ke Ciparay," jelasnya.

"Si doer juga meminta ketika saat sampai di Ciparay, kemudian meminta divideokan dan difoto saat penurunan barang dan meminta dikirim ke si Doer. Terus ketika ditanya, di Ciparay atas nama siapa, katanya atas nama Devi dan menyebutkan Devi itu adalah istrinya," katanya.

Vey mengungkapkan setelah sampai di lokasi di Ciparay langsung bertemu dengan Devi. Dia lalu dijanjikan akan transfer oleh Devi.

"Pas sampai di lokasi Paledang Barat, Ciparay, Doer masih ngangkat telepon saya. Kemudian ada lah Devi dengan memakai kerudung. Terus aku juga udah ngasih nomer rekening BCA atas nama teteh saya Yuni. Pas sampai saya belum buka pintu, tiba-tiba si teteh Devinya bilang akan melakukan transfer. Aku mikirnya kalau si Devi adalah istri si Doer, pasti megang rekening BCA yang teteh saya dong," katanya.

"Setelah itu tiba-tiba ada telepon masuk, lama banget. Apalagi kalau ada yang nanya-nanya minyak goreng, ya saya sebagai pedagang ya senang aja ada yang mau beli lagi. Nah yang neleponnya itu sebenarnya ngecoh gitu, jadi ngelama-lamain. Satu nomer telepon teh nanya-nanya selama 10 menit, nah setelah telepon pertama masuk, ada lagi telepon kedua masuk dengan pertanyaan yang sama dan durasi yang sama," tuturnya.

Setelah melakukan penurunan barang minyak goreng, Vey mengungkapkan minyak goreng tersebut langsung ada yang membeli. Padahal, kata dia, belum ada bukti jual darinya.

"Trus pas barang-barang udah beres, udah turun semua, tiba-tiba si tetehnya udah ngejual lagi minyak gorengnya. Devi juga kelihatannya grosir, ada wujudnya, tapi nyimpannya di teras geuning (ternyata). Jadi devi dan bapak-bapaknya pas udah nurunin minyak, langsung dijual ke orang lain. Padahal kan notanya masih di aku, aku belum ngecek bukti transfer," ucapnya.

"Setelah itu, teteh aku nyusul pakai motor. Pas nyampe, nanya ke aku, gimana udah beres, aku jawab aja tadi ada yang nelepon lama banget. Terus tahu-tahu barangnya udah beres we, malahan udah ada yang beli lagi teteh-teteh ke si Devi itu," paparnya.

Pihaknya menyebutkan bukti transfer tersebut belum di cek olehnya. Namun kata dia, Devi hanya melakukan transfer tidak secara full.

"Nah harusnya kan transfer itu dengan jumlah 6.840.000, namun si Devi cuma transfer 5.550.000. Ketika aku tanyain lagi si Devinya, katanya si Devi beli ke orang itu cuma segitu. Nah kok aneh, katanya si Devi teh istrinya, tapi kenapa beli," tuturnya.

"Kemudian saya nge-chat lah ke si Doer, gimana kurangnya Rp1.300.000. Terus kata si Doer, sebentar yah saya ke bank dulu untuk transfer sisanya. Namun lima menit kemudian, nomor aku malah diblokir sama si Doer. Tapi aku kan belum ngecek rekeningnya, pas di cek sama teteh aku, ternyata si Devi malah transfer ke nomer rekening Yanti Manda Sari, dengan nomor rekening BRI. Pasti itu mah nomer rekening si Doer. Ini mah udah enggak bener. Terus teteh aku ngontrog (mendatangi) lagi ke rumah Devi buat ngambil barangnya (minyak goreng) lagi," jelasnya

Tidak ada hasil, Vey mengungkapkan si Devi malah menuduh dirinya berkomplotan dengan si Boer. Padahal, kata dia, mengenal si Boer pun tidak. "Namun karena kita enggak ada laki-lakinya, saya memutuskan pulang aja dengan tangan hampa sambil nangis-nangis," katanya.

"Terus kita enggak langsung pulang, kita langsung laporan ke Polsek Cibeunying Kidul, tapi sebenarnya mah curhat aja sih ke polsek mah. Kata yang ada di sana, ngejelasin kalau si Devi itu yang ngelakuin perampokan, karena teteh (Vey) kan yg punya barang, tapi teteh yang kehilangannya. Tapi biasanya yang kena tipu itu pembeli, tapi kalau ini mah teteh yang selaku punya barang," ucapnya.

Vey menuturkan, Polsek Cibeunying Kidul menyarankan dirinya membuat pelaporan di Polsek Ciparay. Hal tersebut dikarenakan lokasi kehilangannya adalah di Ciparay.

"Kata polsek Cibeunying Kidul bilang gini, itu kan TKP-nya di Ciparay, saya disuruh bikin laporan di polsek Ciparay. Namun laporan saya enggak ditanggapin, akhirnya kita laporan ke Polresta Bandung. Setelah kita laporan ke Polresta Bandung, pihak Polsek Ciparay juga sempat minta maaf ke saya," jelasnya.

Ia menambahkan, saat ini telah melakukan pelaporan ke Polresta Bandung. Bahkan kata dia, saat ini prosesnya sudah masuk dalam penyelidikan.

"Makanya saat ini saya juga udah laporan ke Polresta Bandung. Kelanjutannya juga saat ini katanya sedang diselidiki oleh Polresta Bandung," ucapnya.

Ia berharap terduga pelaku Boer bisa segera ditangkap oleh kepolisian. Dengan itu, kata dia, terduga pelaku bisa dipenjara.

"Saya berharap para terduga pelaku si Boer bisa ditangkap dan dipenjara oleh kepolisian. Aku enggak mau kalau dia masih berkeliaran. Soalnya korbannya enggak cuma aku, ada juga korban lainnya," pungkasnya.




(orb/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads