Wangi tercium dari 8 jenazah santri korban kebakaran di Pondok Pesantren Miftahul Khoirot Karawang. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menilai aroma wangi itu sebagai cerminan anak saleh.
"Bisa jadi itu cerminan dari keadaan waktu masih hidup. Ini kan anak-anak, sehari-hari bergaul dengan Al-Quran, dia menghafal dan mereka remaja. Bisa jadi itu cerminan kebaikan waktu hidup," ucap Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar kepada detikJabar, Kamis (24/2/2022).
Rafani mengatakan adanya hal tersebut patut jadi perhatian bagi masyarakat terutama orang tua. Menurut Rafani, aroma wangi tersebut merupakan petunjuk dari Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penting bagi kita ini harus dijadikan tazqiroh, pencerminan bahwa orang berbuat baik meninggalnya anak soleh itu kebakaran yah, tapi Allah juga menunjukkan bahwa mayatnya wangi kan gitu," tuturnya.
"Bagi orang tua itu harus dijadikan pelajaran dan mari mendidik anak sejak awal dan sejak dini mengenalkan mereka pada Al-Quran," kata dia menambahkan.
Sebanyak 8 santri tewas dalam insiden kebakaran yang melanda Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Khoirot di Karawang. Petugas pemadam kebakaran (damkar) mengaku mencium aroma wangi saat mengevakuasi jenazah korban kebakaran Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Khoirot di Karawang yang juga dikenal sebagai pondok tahfiz Al-Qur'an pertama di Karawang.
Kepala Bidang Damkar dan Penyelamatan BPBD Karawang, Rohmat, mengatakan petugas damkar yang mengevakuasi jenazah pernah bercerita mencium wangi saat mengangkat korban kebakaran di Ponpes Miftahul Khoirot.
"Saya sudah mendengar kisahnya dari petugas evakuasi, dan katanya badan dari jenazah tidak bau gosong seperti biasanya, malah wangi," kata Rohmat, dikutip detikJabar, Kamis (24/2/2022).
(dir/mso)