Selama PJJ, Siswa - Guru Cimahi Malah Terpapar COVID-19

Selama PJJ, Siswa - Guru Cimahi Malah Terpapar COVID-19

Muhammad Iqbal - detikJabar
Rabu, 23 Feb 2022 23:11 WIB
Siswa siswi menggunakan fasilitas WiFi gratis saat mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh di balai warga RW 05 Kelurahan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta, Jumat (27/8/2020). WiFi gratis ini disediakan oleh swadaya warga RW 05 guna membantu anak-anak yang melakukan pembelajaran jarak jauh yang terkendala dengan kuota internet.
Ilustrasi pembelajaran jarak jauh (PJJ). (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Cimahi -

Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mulai diterapkan sejak beberapa pekan lalu. Hal itu dimaksud untuk menekan angka kasus penularan di lingkungan sekolah.

Namun, selama PJJ, angka penularan COVID-19 terhadap siswa dan guru justru belum dapat ditekan secara optimal. Dinas Pendidikan Kota Cimahi masih menemukan penambahan kasus penularan, salah satunya penambahan kasus di jenjang Taman Kanak - Kanak (TK).

"Data terbaru siswa dan GTK kasus COVID-19 di lingkungan Disdik Kota Cimahi, pertama jenjang TK, kami amat menyesalkan karena kemarin sudah tidak ada siswa dan guru yang terpapar, tetapi hari ini dilaporkan ada 5 temuan baru, di mana 3 siswa dan 2 guru," ucap Kadisdik Kota Cimahi Harjono saat ditemui, Rabu (23/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, lanjut Harjono, kasus penambahan pun terjadi di jenjang Sekolah Dasar (SD). Adanya penambahan membuat angka kasus positif tidak banyak berubah.

Sementara pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), dilaporkan banyak yang sudah sembuh dan selesai isolasi. Sejauh ini yang tersisa sekitar 42 siswa dan 9 guru.

ADVERTISEMENT

"Kemudian jenjang SD, itu dilaporkan ada 1 kasus baru untuk siswa, jadi ada 52 siswa yang positif aktif dan guru ada 13," ungkapnya.

Dari data tersebut, tutur Harjono, secara keseluruhan angka kasus per hari ini mengalami penurunan. Namun, angka tersebut dinilai tidak stabil karena setiap harinya selalu ada siswa atau guru yang terpapar COVID-19.

"Jadi secara agregat, kemarin ada 126 dan hari ini turun menjadi 121. Di satu sisi ada yang sembuh tapi di sisi lain banyak juga yang terpapar," ungkapnya.

Harjono menegaskan bahwa sejumlah kasus baru yang menimpa siswa dan guru dipastikan bukan dari sekolah atau pelaksanaan PTM. Ia menduga, adanya penularan di dalam rumah siswa atau guru.

"Kalau di sekolah kan sudah satu pekan ini di rumah. Sudah tidak ada kasus yang terpapar dari sekolah. Jadi bila ada siswa yang dilaporkan positif dapat dipastikan bahwa itu bukan dari sekolah melainkan keluarga," ungkapnya.

Ia pun mengatakan, baru pada hari ini pihaknya mencatat adanya tren kesembuhan yang cukup banyak di banding yang terpapar. Ia berharap, tren ini dapat bertahan untuk beberapa hari ke depan.

"Mudah mudhaan tren ini terus bertahan, dan ini terus dimonitor untuk menentukan kebijakan di Cimahi bisa mulai dilaksanakan bertahap kembali atau PDR," pungkasnya.




(yum/tya)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads