Pemkab Cianjur berencana membeli tiga unit mobil SUV baru dengan biaya Rp1,8 miliar. Ironisnya, di sisi lain seorang anak di Desa Cikondang, Kecamatan Bojongpicung, putus sekolah karena tidak memiliki ponsel untuk belajar daring.
Rencana pengadaan mobil dinas bertipe SUV tersebut tertera dalam laman Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (SIRUP LKPP).
Pada laman tersebut tertera nama paket pengadaan kendaraan dinas/operasional untuk satuan kerja Sekretariat Daerah. Pagu pengadaan kendaraan tersebut bernilai Rp 1.800.000.000 untuk 3 unit SUV 4x2.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadwal pemilihan penyedia dilakukan pada Januari 2022, sedangkan jadwal pelaksanaan kontrak dilakukan antara Januari-Maret 2022. Sementara itu pemanfaatan barang dan jasa tertukus mulai dari Maret hingga Desember 2022.
Bupati Cianjur Herman Suherman membenarkan rencana pembelian mobil baru tersebut. Mobil SUV 4x2 itu akan diberikan pada tiga orang asisten daerah (Asda) untuk kendaraan operasional.
"Benar, rencana membeli tiga unit mobil untuk Asda. Selama ini belum ganti, pakai mobil dinas bekas pejabat-pejabat sebelumnya," kata dia, Rabu (23/2/2022).
Menurut dia, saat ini mobilitas dan tugas Asda diperbanyak. Sehingga, mobil baru akan menunjang kinerja.
"Jadi, sekarang di Cianjur Asda itu ditugaskan untuk mengoordinir kinerja dinas. Seperti menko kalau di pusat. Jadi mobilitasnya tinggi. Makanya diberi mobil dinas baru agar kerjanya maksimal. Selama ini pakai mobil bekas pejabat sebelum-sebelumnya," jelasnya.
Herman menambahkan, kendaraan dinas juga digunakan untuk jangka panjang, bukan untuk dipakai dalam hitungan bulan atau di bawah satu tahun. "Belinya sekarang kan dipakainya untuk beberapa tahun ke depan. Kecuali kalau tiap bulan atau tiap tahun diganti, baru jadi pertanyaan," pungkasnya.
Di sisi lain, fakta memilukan muncul. Aliah (16) remaja asal Kampung Pasir Rais, Desa Cikondang, Kabupaten Cianjur putus sekolah lantaran tak memiliki ponsel untuk belajar daring. Kondisi ekonomi juga membuatnya tidak melanjutkan pendidikan.
Remaja perempuan ini putus sekolah sejak setahun terakhir. Dia berhenti belajar di kala duduk di bangku kelas 2 MTs.
Aliah mengaku minder lantaran di saat teman-temannya memiliki ponsel untuk belajar daring lantaran pandemi COVID-19, dirinya hanya bisa ikut numpang belajar.
"Iya berhenti, malu karena tidak punya HP buat belajar. Kemarin kan belajar daring, Aliah sering ikut belajar liat HP teman. Tapi malu, jadi berhenti sekolah," kata dia.
Dia mengaku ingin kembali sekolah, namun dia tak memiliki uang untuk membeli ponsel. Pasalnya saat ini pendidikan kembali dilakukan secara daring lantaran kasus Corona naik.
"Kalau ada HP mau sekolah lagi, termasuk kalau ada uang untuk biaya sekolahnya," kata dia.
(orb/bbn)