Aliah (16) remaja asal Kampung Pasir Rais, Desa Cikondang, Kabupaten Cianjur putus sekolah lantaran tak memiliki ponsel atau handphone untuk belajar daring. Kondisi ekonomi juga membuatnya tidak melanjutkan pendidikan.
Remaja perempuan ini putus sekolah sejak setahun terakhir. Dia berhenti belajar di kala duduk di bangku kelas 2 MTs.
Aliah mengaku minder lantaran di saat teman-temannya memiliki handphone untuk belajar daring lantaran pandemi COVID-19, dirinya hanya bisa ikut numpang belajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya berhenti, malu karena tidak punya HP buat belajar. Kemarin kan belajar daring, Aliah sering ikut belajar liat HP teman. Tapi malu, jadi berhenti sekolah," kata dia, Selasa (22/2/2022).
Dia mengaku ingin kembali sekolah, namun dia tak memiliki uang untuk beli HP. Pasalnya saat ini pendidikan kembali dilakukan secara daring lantaran kasus Corona naik.
"Kalau ada HP mau sekolah lagi, termasuk kalau ada uang untuk biaya sekolahnya," kata dia.
Koyah (58), nenek Aliah, mengatakan sejak meninggalnya sang ibu, Aliyah tinggal dengan Koyah. Namun pekerjaannya yang hanya sebagai penjual gorengan membuat Koyah tak mampu membiayai cucunya sekolah.
"Sehari paling penghasilan hanya Rp 20 ribu, cukup untuk makan saja. Buat biaya sekolah setiap bulannya sudah repot, apalagi buat beli HP. Makanya saat Aliyah bilang mau berhenti sekolah, hati berat tapi mau dilanjut juga biaya darimana," kata dia.
"Jadi terbenturnya biaya, bukan cuma HP tapi untuk biaya sekolah juga tidak ada," tambahnya.
(yum/bbn)