Tak ada yang menyangka api melalap bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Khoirot. Kebakaran itu berujung duka mendalam. Delapan santri penghuni ponpes tersebut kehilangan nyawa.
Korban terjebak kobaran api. Kondisinya mengenaskan.
Insiden kebakaran maut itu berlangsung Senin (21/2), pukul 15.00 WIB. Polisi menyebut sumber api dipicu korsleting kipas angin yang berada di gedung lantai dua atau asrama santri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangunan yang terbakar itu diklaim anyar. Pemilik Ponpes Miftahul Khairot KH Agus Abdullah mengungkapkan tempat yang dilalap api ini baru dibangun 10 hari.
"Kejadian kebakaran ini tidak terduga. Saya tidak bisa memperkirakan adanya musibah ini, padahal bangunannya baru 10 hari dibangun," kata Agus, Senin (21/2).
Ponpes Miftahul Khoirot berlokasi di Dusun Krajan Barat, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang. Sebanyak 750 santri menghuni ponpes tersebut.
"Totalnya 750 santri dan di ruang yang baru itu ada 50 santri umur 7 sampai dengan 12 tahun. Tapi di lantai dua itu tempat tidurnya ada tiga ruang, terkadang tidak pasti jumlah yang tidurnya," kata Agus.
Berdasarkan keterangan saksi yang dimintai keterangan polisi, api muncul akibat korsleting kipas angin. Agus menegaskan kipas angin yang memicu kebakaran maut itu padahal masih baru.
"Kipas anginnya baru dibeli," kata Agus.
Kebakaran itu mengakibatkan delapan santri meninggal. Sejumlah santri lainnya terluka.
"Dari laporan petugas ada 12 korban. Delapan meninggal dan tiga orang tengah kritis di RSUD Karawang, luka bakar berat," ucap Agus.
(bbn/tey)