Fari¥al-mukhallafµna bimaq‘adihim khil±fa rasµlill±hi wa karihµ ay yuj±hidµ bi'amw±lihim wa anfusihim f³ sab³lill±hi wa q±lµ l± tanfirµ fil-¥arr(i), qul n±ru jahannama asyaddu ¥arr±(n), lau k±nµ yafqahµn(a).
Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang) merasa gembira dengan duduk-duduk setelah kepergian Rasulullah (ke medan perang). Mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka (justru) berkata, “Janganlah kamu berangkat (ke medan perang) di tengah panas terik.” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Api neraka Jahanam lebih panas.” Seandainya saja selama ini mereka memahami.
Tafsir
Setelah ayat sebelumnya menerangkan kebusukan sifat dan sikap orang-orang munafik, maka ayat ini kembali menunjukkan sifat buruk mereka yang lain yaitu tidak turut berperang. Orang-orang yang ditinggalkan, yakni tidak ikut berperang karena alasan-alasan yang dibuat-buat sehingga beliau mengizinkan untuk tidak ikut perang atau beliau memang tidak ingin mereka ikut dalam Perang Tabuk tersebut, merasa gembira dengan duduk-duduk diam tidak turut berperang sepeninggal atau setelah keberangkatan Rasulullah beserta pasukan muslim menuju medan perang. Mereka memang tidak suka berjihad dengan menyumbangkan harta dan mempertaruhkan jiwa dan raga mereka di jalan Allah dan bahkan mereka berusaha menghalang-halangi teman-temannya dengan berkata, “Janganlah kamu berangkat pergi berperang dalam panas terik ini.” Demi menanggapi perkataan mereka, beliau diperintahkan, katakanlah wahai Nabi Muhammad, “Api neraka Jahanam lebih panas,” jika mereka mengetahui dan menyadari akan ancaman tersebut tentulah mereka akan turut berperang.