Kisah Rasulullah SAW Membelah Bulan, Diabadikan dalam Al-Qur'an

Kisah Rasulullah SAW Membelah Bulan, Diabadikan dalam Al-Qur'an

Devi Setya - detikHikmah
Minggu, 17 Mar 2024 03:00 WIB
Ilustrasi bulan purnama
Ilustrasi bulan purnama Foto: Getty Images/iStockphoto/jakkapan21
Jakarta -

Allah SWT memberikan banyak mukjizat kepada Rasulullah SAW, salah satunya mampu membelah bulan. Kisah terbelahnya bulan ini diterangkan dalam beberapa hadits dan juga tercatat dalam Al-Qur'an.

Dalam hadits dari Anas bin Malik RA disebutkan,

أَنَّ أَهْلَ مَكَّةَ سَأَلُوا رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يُرِيَهُمْ آيَةً، فَأَرَاهُمُ انْشِقَاقَ الْقَمَرِ فَأَرَاهُمُ الْقَمَرَ شِقَّتَيْنِ حَتَّى رَأَوْا حِرَاءً بَيْنَهُمَا

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Sesungguhnya, ahli Makkah pernah meminta kepada Rasulullah SAW supaya memperlihatkan satu tanda bukti kepada mereka. Kemudian, beliau memperlihatkan bulan yang terbelah dua hingga Gunung Hira dapat mereka lihat di antara kedua belahannya," (HR Bukhari dan Muslim).

Merangkum buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW oleh Fuad Abdurahman dikisahkan bahwa Abu Jahal mengirim undangan kepada Habib ibn Malik, seorang raja di Syam.

ADVERTISEMENT

Habib ibn Malik kemudian berangkat bersama 12.000 pasukan berkuda menuju Makkah.

Saat tiba di Kota Abtha, sebuah daerah dekat Makkah, Abu Jahal bersama para pembesar Quraisy menyambut kedatangan Habib ibn Malik. Mereka memberi budak dan perhiasan.

Ketika duduk dan berbincang bersama, Habib bin Malik menanyakan tentang Nabi Muhammad SAW.

Abu Jahal lantas meminta Habib untuk membahas tentang hal lain. "Tuan, bertanyalah tentang Bani Hasyim!" ujar Abu Jahal.

Habib menukas, "Siapakah Muhammad?"

Pembesar Quraisy lantas menemui Abu Jahal dan menjawab, "Kami mengenalnya sejak kecil sebagai orang yang jujur dan bisa dipercaya. Saat berusia 40 tahun, ia berbalik menghina dan merendahkan Tuhan kami. Ia dakwahkan agama baru yang berbeda dari agama kami."

Mendengar penjelasan ini, Habib lantas mengatakan, "Bawalah ia ke hadapanku dengan suka rela. Bila tidak mau, paksakan!"

Seseorang pergi untuk memanggil Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW datang menemui Habib ditemani sahabat setianya, Abu Bakar, dan istrinya, Khadijah.

Ketika Rasulullah SAW tiba di hadapan Habib, wajah beliau tampak bercahaya sehingga Habib tertegun dan berkata, "Hai Muhammad, engkau tahu bahwa setiap nabi memiliki mukjizat. Apakah kau juga memilikinya?"

"Apa yang engkau inginkan?" tanya Rasulullah SAW tanpa ragu.

Habib berkata, "Aku ingin kau membuat matahari terbenam dan bulan merendah ke bumi, terbelah menjadi dua. Kemudian bulan itu bersatu lagi di atas kepalamu dan bersaksi atas kerasulanmu! Setelah itu, bulan kembali lagi ke langit dan bercahaya seperti purnama dan selanjutnya terbenam kembali serta matahari muncul seperti sedia kala!"

Mendengar permintaan Habib, Abu Jahal tersenyum dan berkata, "Sungguh benar apa yang Tuan katakan!Permintaan Tuan sungguh luar biasa!"

Rasulullah SAW pergi meninggalkan Habib menuju Jabal Abu Qubaisy dan mendirikan salat dua rakaat. Setelah itu, beliau berdoa kepada Allah SWT.

Tak lama, Jibril datang dan berkata, "Assalamualaikum, ya Rasulullah. Allah menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, 'Kekasihku, janganlah kau bersedih dan bersusah hati! Aku selalu bersamamu. Pergilah temui mereka! Kuatkan hujahmu. Ketahuilah, Aku telah menundukkan matahari dan bulan, juga siang dan malam."

Saat itu hari beranjak sore dan matahari condong ke arah barat hingga akhirnya terbenam di ufuk barat. Semesta diliputi kegelapan, kemudian muncul bulan purnama.

Ketika bulan berada tepat di atas Rasulullah SAW, beliau memberi isyarat dengan jarinya. Bulan itu bergerak turun dan berhenti di hadapan beliau. Lalu ia terbelah menjadi dua bagian.

Bulan berpadu lagi di atas kepala beliau dan bersaksi, "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya."

Atas izin Allah SWT, bulan kembali naik ke langit dan matahari muncul kembali seperti semula.

Peristiwa ini tak lantas membuat Abu Jahal mengakui kebesaran Allah SWT. Abu Jahal dan para pengikutnya menganggapnya sebagai sihir. Mereka tetap tak mau beriman. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur'an surat Al-Qamar ayat 1 dan 2.

Surat Al-Qamar ayat 1

ٱقْتَرَبَتِ ٱلسَّاعَةُ وَٱنشَقَّ ٱلْقَمَرُ

Artinya: Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.

Surat Al-Qamar ayat 2

وَإِن يَرَوْا۟ ءَايَةً يُعْرِضُوا۟ وَيَقُولُوا۟ سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ

Artinya: Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus".

Dalam buku Kisah Hidup Utsman ibn Affan oleh Mustafa Murrad dijelaskan makna dari ayat tersebut menerangkan bukti bahwa ada kaum yang melihat peristiwa terbelahnya bulan. Kaum musyrik itu mengatakan, "Ini hanyalah sihir yang terus menerus." Jika mereka melihatnya, tidak mungkinkah ada orang lain yang juga melihatnya meskipun tidak semua orang melihatnya.

Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa al Nihayah menyebutkan hadits tentang terbelahnya bulan bersumber dari banyak sahabat Rasulullah SAW seperti Anas ibn Malik, Jabir ibn Muth'am, Abdullah ibn Abbas, Abdullah ibn Umar, Hudzaifah ibn al-Yaman.




(dvs/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads