Banyak kisah yang menceritakan tentang istri-istri Nabi Muhammad SAW. Salah satunya Syafiyyah binti Huyay. Beliau adalah istri Rasulullah SAW yang berasal dari suku Bani Nadhir.
Ketika menikah dengan Rasulullah SAW, Safiyyah belum genap berusia 17 tahun. Safiyyah tidak disukai oleh istri-istri Rasulullah SAW lainnya karena ia adalah anak keturunan Yahudi.
Sebelum menjadi istri Rasulullah SAW, ia telah menikah sebanyak dua kali. Pernikah pertama dengan laki-laki Yahudi dari Bani Quraizhah bernama Salam bin Misykam al-Qurazhi. Namun, pernikahan mereka tidak berlangsung lama, karena terjadi perceraian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, Syafiyyah dinikahi oleh Kinanah bin Rabi' bin Abi Huqaiq an-Nadhiri, lelaki berdarah Yahudi dari Bani Nadhir. Pernikahan tersebut juga tidak berlangsung lama sebab Kinanah terbunuh pada Perang Khaibar.
Awal Kehidupan Syafiyyah binti Huyay
Merujuk buku Kisah-Kisah Teladan Para Muslimah Hebat oleh Nisa Yustisia, Syafiyyah adalah putri Huyay bin Akhtab dan Barrah binti Samaual. Ayahnya merupakan pemimpin Bani Nadhir, salah satu kaum Yahudi.
Sejak kecil Syafiyyah rajin membaca dan mempelajari sejarah serta ilmu pengetahuan. Dari kitab Taurat, ia mengetahui bahwa akan datang seorang nabi dari jazirah Arab yang menjadi penutup seluruh nabi. Syafiyyah pun meyakini kebenaran berita itu.
Setelah muncul berita bahwa Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam di Mekkah, Syafiyyah langsung meyakini bahwa hal itu sesuai dengan apa yang ia pelajari di kitab Taurat. Ia justru heran kepada kaumnya yang tidak memercayai berita tersebut, termasuk ayahnya yang menentang dakwah Nabi Muhammad SAW.
Perang Khaibar
Kembali mengutip buku dari Nisa Yustisia, pada tahun 628 M, Bani Nadhir melakukan penyerangan terhadap kaum muslimin. Namun, Allah SWT menolong kaum muslimin sehingga mampu mengalahkan kaum Yahudi.
Dengan kemenangan tersebut, kaum muslimin mendapatkan harta rampasan perang dan menjadikan kaum wanita Yahudi sebagai tawanan perang. Syafiyyah adalah salah satu tawanan perang tersebut.
Baca juga: 10 Sifat Utama dari Sayyidah Aisyah RA |
Pernikahan Syafiyyah binti Huyay dengan Rasulullah SAW
Mengutip buku Orang-orang yang Memusuhi Nabi Muhammad SAW oleh Kaha Anwar, Syafiyyah binti Huyay dinikahi oleh Rasulullah SAW pada usia 17 tahun. Ia dijadikan istri setelah peristiwa Perang Khaibar.
Sebelum dinikahi Rasulullah SAW setelah Perang Khaibar, Syafiyyah merupakan budak Dhiyah al-Kalabi. Kemudian Rasulluah SAW membeli Syafiyyah serta memberikannya dua pilihan.
Pilihan pertama, Syafiyyah dimerdekakan dan dikembalikan ke kaumnya. Pilihan kedua, Syafiyyah dimerdekakan dan dinikahi oleh Rasulullah SAW tapi harus masuk Islam. Akhirnya Syafiyyah memilih dinikahi Rasulullah dengan mahar berupa pembebasan statusnya dari budak.
Konon, sejak kedatangan Rasulullah SAW ke Madinah, sebenarnya Syafiyyah sudah tertarik dengan Islam. Apalagi ia adalah tetangga Rasulullah SAW sebelum Bani Nadhir diusir dari kampung halamannya. Namun, ia tidak berani mengucapkan ketertarikannya kepada Islam karena ayahnya membenci Rasulullah SAW.
Namun, kehadiran Syafiyyah sebagai istri Rasulullah SAW tidak disambut baik oleh para istri Nabi dan para wanita Muslimah di sana. Hal ini wajar, mengingat perilaku ayah Shafiyah yang sangat jahat dan kejam kepada Nabi. Dahulu, ayah Shafiyah sempat melempar batu pada Nabi.
Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, Syafiyyah merasa sangat terasingkan di tengah-tengah kaum muslimin. Karena sering mengungkit-ungkit garis keturunan Syafiyyah yang berasal dari Yahudi. Meskipun demikian, Syafiyyah tetap pada keimanannya dan melanjutkan perjuangan dakwah suaminya. Syafiyyah wafat pada masa kekhalifahan Mu'awiyah bin Abu Sufyan.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan