Telah dikenal luas oleh umat Islam bahwa Nabi Ibrahim AS menyandang gelar abul anbiya atau bapak para nabi. Lantaran beliau memiliki anak serta keturunan yang Allah SWT percaya sebagai utusan-Nya. Anak beliau yang juga nabi adalah Nabi Ismail AS dan Nabi Ishaq AS. Lalu siapa sebenarnya istri dari Nabi Ibrahim?
Rizem Aizid dalam buku Sejarah Terlengkap 25 mengungkapkan bahwa Nabi Ibrahim memiliki dua orang istri, yakni Sarah dan Hajar. Adapun Sarah melahirkan Nabi Ishaq, dan Hajar dikaruniai Nabi Ismail.
Berikut uraian dan kisah mengenai dua orang istri Nabi Ibrahim, mengutip buku Istri-Istri Para Nabi oleh Ahmad Khalil Jam'ah & Syaikh Muhammad bin Yusuf Ad-Dimasyqi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarah: Istri Pertama Nabi Ibrahim AS
Sarah hidup di Babil, Irak dan masih sanak saudara dengan Ibrahim AS. Ia dikenal sebagai wanita mandul yang tidak bisa memiliki anak. Tetapi ia memiliki rupa yang cantik dan perangai yang indah.
Ibnu Abbas, melansir Tarikhu Madinati Dimasyqa, berkata: "Allah membagi keindahan (ketampanan dan kecantikan) ke dalam sepuluh bagian tiga bagian untuk Hawa, tiga bagian untuk Sarah, tiga bagian untuk Yusuf, dan satu bagian untuk seluruh manusia."
Disebutkan bahwa Sarah memperoleh cobaan dari Allah SWT sebab kecantikannya itu. Saat tempat tinggalnya dilanda musim paceklik, Ibrahim AS dan Sarah pergi ke Mesir. Nabi Ibrahim mengetahui bahwa raja Mesir kala itu senang dengan wanita, sehingga ia begitu mengkhawatirkan istrinya.
Ibrahim AS berkata kepada Sarah, "Penguasa mesir pasti akan bertanya tentang kau kepadaku. Aku akan menjawab bahwa kamu adalah saudara perempuanku, jadi engkau jangan membantahku di sisinya. Karena di dunia ini tidak ada orang muslim selain aku dan engkau. Dan sesungguhnya engkau adalah saudara perempuanku di Kitabullah."
Ketika itu, seorang bawahan penguasa melihat Sarah. Kemudian ia menghadap rajanya dan mengatakan bahwa ia menemukan seorang perempuan cantik jelita yang datang ke Mesir. Sang raja pun memerintah untuk membawakan wanita itu ke hadapannya.
Dibawalah Sarah ke istana Mesir. Sembari memasuki istana, Sarah berdoa dan berzikir kepada Allah SWT agar melindunginya dari kezaliman raja tersebut. Dan raja Mesir masih saja terpesona dengan paras indah Sarah.
Kemudian raja Mesir mendekat kepada Sarah dan dan mencoba untuk menyentuhnya. Sarah pun berdoa kepada Allah, "Ya Allah, jika Engkau mengetahui aku beriman kepada-Mu dan Rasul-Mu, serta Engkau tahu aku menjaga kemaluanku kecuali untuk suamiku, maka jangan kuasakan orang kafir kepadaku."
Sebelum sampai menyentuh Sarah, tangan raja Mesir berhenti kaku seperti terikat tali. Ia meminta Sarah agar berdoa kepada Allah untuk melepaskan ikatannya, dan ia berjanji tak akan melakukan hal seperti itu lagi ke depannya.
Berkali-kali Sarah berdoa, dan penguasa Mesir meminta untuk pertolongan. Akhirnya Allah melepaskannya, karena raja itu penuh harap dan meminta belas kasih yang amat serius. Sang penguasa kagum akan Sarah yang membuatnya takut lantaran mampu mengikat tangannya itu sehingga tak dapat menjulurkan tangan.
Kemudian ia menyuruh Sarah pergi dari istana dan wilayah kekuasaannya, lalu menghadiahkan seorang budak wanita bernama Hajar kepada Sarah.
Hajar: Istri Kedua Nabi Ibrahim AS
Setelah meyakini Allah, Hajar semakin taat dan tekun beribadah. Ia tak henti-hentinya berzikir, dengan memohon ampunan dan bertasbih di waktu menjelang Subuh. Ia terbiasa pula untuk mendirikan salat malam hanya kepada-Nya.
Suatu ketika Allah SWT membisikkan petunjuk kepada Sarah agar ia menghadiahkan hamba sahayanya untuk dinikahkan dengan Ibrahim AS. Ia pun merelakan suaminya untuk menikah dengan Hajar, dan tentu pula keduanya menikah atas perintah dari Allah.
Sebelumnya Ibrahim AS berdoa kepada Allah sebagaimana tercantum dalam Surah Ash-Shaffat ayat 100: "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh."
Ketika itu Sarah mendengar doa Ibrahim AS dan turun berdoa demikian. Ia bersedih, sebab ia telah tua dan mandul, dan bertambah sedih sebab suaminya menginginkan keturunan.
Hingga suatu ketika Sarah melihat Hajar yang rajin dan selalu beribadah kepada Allah SWT. Terbesit di pikirannya sebagai ilham dari Allah, untuk memberi budaknya Hajar kepada Nabi Ibrahim agar dijadikan istri. Ia berpikir bahwa Hajar bisa saja hamil karena umurnya yang masih muda.
Kemudian Ibrahim AS menyampaikan bahasan mengenai anak keturunan, kenabian, dan kitab Allah kepada Sarah. Allah menggerakkan hati Sarah dan membuatnya berkata dengan bahagia kepada suaminya, "Inilah Hajar, ambillah dia, mudah-mudahan Allah menganugerahkan anak kepadamu darinya."
Setelah menghadiahkannya, Ibrahim AS kemudian menikahi Hajar dan menggaulinya. Tak lama Hajar pun mengandung. Ketika Hajar hamil, malaikat datang kepada Hajar dan berkata: "Sesungguhnya Allah memberikan kebaikan pada pemuda yang engkau kandung."
Malaikat juga memberitakan kabar bahwa ia akan melahirkan anak laki-laki yang bernama Ismail. Hajar pun bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut.
Ketika Ismail lahir, Ibrahim, Sarah, dan Hajar bersujud kepada Allah untuk bersyukur. Mereka mengatakan, "Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang menepati janji kepada kami."
Ibrahim AS juga berkata, "Tuhanku, aku meminta perlindungan untuk anak ini kepada-Mu dari setan yang terkutuk."
Kehamilan Sarah Diusia Tua
Dilansir dalam Buku Tafsir Qashashi Jilid IV: Umat Terdahulu, Tokoh, Wanita, Istri dan Putri Nabi Muhammad SAW oleh Syofyan Hadi dikisahkan bahwa Sarah telah menikah dengan Ibrahim selama 80 tahun, namun masih belum diberikan keturunan. Setelah Sarah mengizinkan Ibrahim menikah dengan Hajar yang melahirkan Ismail, berselang 12 tahun Sarahpun hamil.
Dalam usia yang sudah tua dan lahirlah seorang anak dari Sarah dan Nabi Ibrahim AS yang kemudian diberi nama Ishaq.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
BPJPH: Ayam Goreng Widuran Terbukti Mengandung Unsur Babi
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Saat Perang Akhir Zaman Tiba, Sekutu Umat Islam Ini Akan Berkhianat