Kementerian Agama (Kemenag) bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) terus mematangkan persiapan menjelang Seleksi Tilawatil Qur'an dan Hadis (STQH) Nasional 2025 yang akan berlangsung pada 11-18 Oktober 2025 mendatang. Perhelatan akbar ini tidak hanya dipandang sebagai ajang syiar dan dakwah Islam, tetapi juga sebagai momentum memperkuat ukhuwah, rekonsiliasi sosial, sekaligus penggerak ekonomi daerah.
Dilansir dari laman Kemenag, Rabu (10/9/2025) Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi, menegaskan bahwa STQH maupun MTQ bukan sekadar kompetisi tilawah dan hafalan, melainkan bagian dari instrumen kebijakan negara. Menurutnya, nilai-nilai Al-Qur'an yang dibawa dalam kegiatan ini harus mampu melahirkan semangat persatuan dan mempererat persaudaraan antarumat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"STQH dan MTQ adalah instrumen kebijakan negara. Tidak hanya untuk syiar, tetapi juga sebagai wasilah ukhuwah. Kita berharap STQH menjadi instrumen rekonsiliasi sosial nasional, menghadirkan semangat persatuan dari nilai-nilai Qur'an," ujar Zayadi dalam Rapat Koordinasi Persiapan STQH Nasional 2025 di Kendari, Selasa (9/9/2025).
Peserta dari Seluruh Indonesia
Kemenag mencatat sebanyak 1.027 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia telah ditetapkan sebagai kafilah STQH Nasional 2025. Penetapan ini dilakukan bersama Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri untuk memastikan peserta benar-benar mewakili daerah asal masing-masing.
Dari sisi teknis, Kemenag dan Pemprov Sultra memastikan kesiapan infrastruktur dan layanan pendukung. Enam rumah sakit rujukan dengan layanan 24 jam telah disiapkan, lengkap dengan tim medis dan ambulans di setiap arena perlombaan. Dukungan 10 apotek juga akan tersedia untuk menunjang kebutuhan kesehatan para peserta maupun tamu.
Selain itu, berbagai fasilitas penting turut dipastikan dalam kondisi prima, mulai dari pengamanan massa, kesiapan pemadam kebakaran, bangunan penunjang, hingga jaringan internet.
"Kita ingin memastikan seluruh infrastruktur pendukung berjalan maksimal sehingga STQH berlangsung sukses dan lancar," tegas Zayadi.
Lebih jauh, Zayadi menekankan bahwa STQH Nasional 2025 akan membawa dampak positif bagi perekonomian Sulawesi Tenggara. Ribuan peserta, panitia, dan tamu yang hadir diprediksi akan menggerakkan berbagai sektor, mulai dari perhotelan, restoran, transportasi, hingga penjualan produk lokal.
"Setiap peristiwa keagamaan seperti STQH selalu berdampak positif pada ekonomi daerah, terutama untuk produk-produk lokal. Ini kesempatan terbaik untuk melakukan ekspos hasil pembangunan sekaligus menggerakkan pariwisata dan perdagangan," jelasnya.
Perhelatan akbar ini digelar di Kota Kendari yang dipilih sebagai tuan rumah STQH Nasional 2025. Pemilihan Kendari bukan hanya karena posisinya yang strategis di kawasan timur Indonesia, tetapi juga sebagai simbol harapan rekonsiliasi sosial.
Dengan dukungan penuh pemerintah pusat, daerah, serta masyarakat, perhelatan ini diharapkan memberikan dampak yang luas: memperkuat iman, mempererat persatuan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Eks Menag Yaqut Tegaskan 2 Rumah Rp 6,5 M yang Disita KPK Bukan Miliknya
KPK Sebut Pejabat Kemenag Tiap Tingkat Dapat Jatah di Kasus Korupsi Kuota Haji
Perjalanan Umrah Ruben Onsu, Doa yang Cepat Diijabah dan Bisa Cium Hajar Aswad