Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, tibalah saatnya untuk merayakan kemenangan dengan saling memaafkan dan mempererat silaturahmi. Di Hari Raya Idulfitri, menjadi momen yang penuh kebahagiaan dan ampunan bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Saling bertukar ucapan maaf menjadi salah satu tradisi, dan ucapan yang sering digunakan saat Lebaran adalah Minal Aidin Wal Faizin. Namun, benarkah ucapan tersebut punya arti 'mohon maaf lahir dan batin'? Simak berikut penjelasannya.
Penjelasan Arti Minal Aidin Wal Faizin yang Benar
Mulanya, marak kebiasaan mengucapkan kata minal aidin wal faizin saat lebaran dimulai dari tenarnya lagu 'Hari Lebaran' yang diciptakan oleh Ismail Marzuki. Lagu itu diciptakan tahun 1950-an, dibawakan oleh penyanyi bernama Didi atau Suyoso Karsono, kemudian penggalan liriknya diaransemen ulang oleh penyanyi cilik Tasya Rosmala dan kemudian Gita Gutawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam penggalan lagu tersebut, ada lirik 'minal aidin wal faizin, maafkan maaf lahir dan batin, selamat para pemimpin rakyatnya makmur terjamin'. Dari sinilah, orang jadi terbiasa mengucap kalimat tersebut seolah adalah ucapan arab yang memiliki arti maaf lahir dan batin.
Nyatanya, Pemuka Agama M. Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Lentera Hati menjelaskan bahwa ucapan minal 'aidin wal faizin tidak dapat dirujuk dalam Al-Qur'an. Pun artinya bukanlah mohon maaf lahir dan batin. Dari segi bahasa, minal 'aidin memiliki arti '(semoga kita) termasuk orang-orang yang kembali.'
"Kembali di sini adalah kembali kepada fitrah, yakni asal kejadian, atau kesucian, atau agama yang benar. Setelah mengasah dan mengasuh jiwa yaitu berpuasa selama satu bulan, diharapkan setiap Muslim dapat kembali ke asal kejadiannya dan menemukan jati dirinya, yaitu kembali suci sebagaimana ketika ia baru dilahirkan," tulis Quraish Shihab.
Lalu menurut Rasulullah, al-din al-mu'amalah, yakni keserasian dengan sesama manusia, lingkungan, dan alam. Sementara itu, al-faizin diambil dari kata fawz yang berarti keberuntungan.
"Apakah keberuntungan yang kita harapkan itu? Di sini kita dapat merujuk kepada Al-Quran, karena 29 kali kata tersebut, dalam berbagai bentuknya, terulang. Menarik juga untuk diketengahkan bahwa Al-Quran hanya sekali menggunakan bentuk afuzu (saya beruntung)," lanjut Quraish Shihab.
Turut dijelaskan bahwa kata fawz, mayoritas mengandung makna pengampunan dan keridhaan Tuhan serta kebahagiaan surgawi. Maka, wal faizin memiliki arti harapan dan doa, yaitu semoga kita termasuk orang-orang yang memperoleh ampunan dan ridha Allah SWT sehingga kita semua mendapatkan kenikmatan surga-Nya.
Salah satu syarat untuk memperoleh anugerah tersebut ditegaskan oleh Al-Quran dalam surah An-Nur ayat 22:
وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۖ وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Arab-latin: wa lâ ya'tali ulul-fadlli mingkum was-sa'ati ay yu'tû ulil-qurbâ wal-masâkîna wal-muhâjirîna fî sabîlillâhi walya'fû walyashfaḫû, alâ tuḫibbûna ay yaghfirallâhu lakum, wallâhu ghafûrur raḫîm
Artinya: "Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(-nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Jadi, dalam penggalan kata Minal 'Aidin Wal Faizin mengandung arti harapan agar dapat kembali mengenali jati diri yang sejati, dan bersama-sama meraih ridho Allah SWT serta kebahagiaan abadi di surga.
Tulisan Minal Aidin Wal Faizin Arab dan Artinya
Dilansir dari buku Tanya Jawab Islam oleh PISS KTB Tim Dakwah Pesantren dan Kata -kata Arab dalam bahasa Indonesia oleh Syamsul Hadi, berikut tulisan arab dan artinya:
مِنَ الْعَائِدِيْن وَالْفَائِزِيْن
Arab-Latin: Minal 'aidiin wal faaiziin.
Artinya: "Semoga kita semua tergolong orang yang kembali ke fitrah dan menuai kemenangan dengan meraih surga."
Udji Asiyah dalam bukunya yang berjudul Dakwah Cerdas: Ramadhan, Idul Fitri, Walimatul Hajj dan Idul Adha menyebut, ucapan minal 'aidin wal faizin biasanya diawali dengan kata ja'alanallah sehingga menjadi ja'alanallahu minal 'aidin wal faizin.
Artinya adalah semoga Allah menjadikan kita termasuk (golongan) orang-orang yang kembali (fitrah) dan menjadi pemenang. Sehingga versi minal aidin wal faizin dengan tambahan beberapa kata, yakni:
جَعَلَنَا اللَّهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ العَائدِيْنَ والفَائِزِينَ
Arab-Latin: Ja'alanallohu waiyyakum minal aidin wal faizin.
Artinya: "Semoga Allah menjadikan kita semua tergolong orang-orang yang kembali (fitrah) dan berhasil dalam ibadah."
Lalu, ucapan yang paling tepat sebagai penutup ungkapan selesai Ramadhan disebut dalam buku karya Udji Asiyah, yakni:
تقبل الله منا و منكم صيامنا و صيامكم جعلنا الله وإياكم من العائدين و الفائزين كل عام و أنتم بخير
Arab Latin: Taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum wa ja'alanallahu wa iyyakum minal aidin wal faizin kullu aamiin wa antum bi khair.
Artinya: "Semoga Allah SWT menerima ibadah (puasa) kita, Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang kembali (dalam keadaan suci) dan termasuk orang orang yang mendapatkan kemenangan, dan semoga kalian semuanya senantiasa dalam kebaikan setiap tahun."
Dilansir Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunnah Terjemahan Khairul Amru Harahap, Aisyah Syaefuddin, dan Masrukhin, kalimat tersebut sudah digunakan sejak zaman Rasulullah SAW dan para sahabat. Para sahabat menggunakan kalimat tersebut pada satu sama lainnya saat momen Idul Fitri dan Idul Adha. Wallahua'lam.
(aau/fds)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI