Ramadan Hitung Mundur: 9 Hari Lagi Puasa 2025

Ramadan Hitung Mundur: 9 Hari Lagi Puasa 2025

Tim detikHikmah - detikHikmah
Kamis, 20 Feb 2025 08:00 WIB
Couple of glowing Moroccan ornamental lanterns on the table. Greeting card, invitation for Muslim holy month Ramadan Kareem, festive blue night background with glittering golden bokeh lights.
Ilustrasi Ramadan. Foto: Getty Images/iStockphoto/Tabitazn
Jakarta -

Umat Islam akan kembali bertemu dengan bulan suci Ramadan, insyaallah. Menurut perhitungan astronomi, Ramadan tahun ini dimulai pada 1 Maret 2025.

Ramadan tahun ini bertepatan dengan 1446 Hijriah. Mengacu kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Kementerian Agama (Kemenag) RI, Syaban 1446 Hijriah akan berakhir pada Jumat, 28 Februari 2025 dan 1 Ramadan 1446 Hijriah bertepatan dengan Sabtu, 1 Maret 2025.

Ramadan 9 Hari Lagi

Mengacu pada kalender Hijriah tersebut, hitung mundur Ramadan tinggal 9 hari lagi dari hari ini, Kamis (20/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hitungan Ramadan ini selaras dengan prediksi sejumlah astronom di negara Arab. Ketua Emirates Astronomy Society Uni Emirat Arab (UEA) Ibrahim Al Jarwan mengatakan bulan baru akan lahir setelah konjungsi matahari dan bulan pada 28 Februari 2025 pukul 04.45 waktu UEA.

Saat matahari terbenam pada hari tersebut, ketinggian bulan 6 derajat dan akan berusia 13 jam 35 menit. Bulan baru tenggelam selama 31 menit setelah matahari terbenam. Hal ini memungkinkan melihat bulan sabit.

ADVERTISEMENT

Al Jarwan menyebut, perhitungan astronomi menunjukkan Ramadan 1446 Hijriah dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025. Hal ini turut dikatakan Presiden Masyarakat Astronomi Jeddah (JAS) Majed Abu Zahra. Wilayah Arab Saudi kemungkinan memulai puasa pada 1 Maret 2025.

Di Indonesia, penentuan awal Ramadan akan diputuskan dalam sidang isbat. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Abu Rokhmad mengatakan sidang isbat akan digelar pada Jumat, 28 Februari 2025.

"Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ini akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung," ujar Rokhmad dalam keterangannya di Jakarta, Senin (10/2/2025).

Akan ada tiga rangkaian dalam sidang isbat penentuan awal Ramadan 1446 Hijriah, yaitu pemaparan data posisi hilal dari hasil hisab, verifikasi hasil pemantauan hilal dari berbagai titik, dan musyawarah serta pengambilan keputusan yang selanjutnya diumumkan ke publik.

Menurut hasil hisab, ijtimak terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB. Ketinggian hilal pada hari tersebut sudah di atas ufuk. Ini mengindikasikan hilal akan terlihat.

Hasil hisab tersebut nantinya akan dikonfirmasi melalui pemantauan hilal yang dilakukan di sejumlah titik di seluruh Indonesia.

Pemantauan Hilal Ramadan Digelar di 125 Titik

Terpisah, Abu Rokhmad mengatakan pemantauan hilal atau rukyatul hilal awal Ramadan 1446 Hijriah akan dilakukan pada 125 titik di seluruh Indonesia. Rukyatul hilal melibatkan para ahli falak dari Kantor Wilayah Kemenag dan Kemenag Kabupaten/Kota, serta bekerja sama dengan Pengadilan Agama, organisasi masyarakat Islam, dan instansi terkait lainnya.

"Pemantauan hilal awal Ramadan akan dilakukan di 125 titik se-Indonesia pada 28 Februari mendatang," ujar Abu Rokhmad di Jakarta, Selasa (18/2/2025), seperti dilansir Kemenag.

Di DKI Jakarta, pemantauan hilal akan digelar di empat lokasi. Di antaranya di Gedung Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Masjid Raya KH Hasyim Asyari, Masjid Musariin Basmol Kembangan Utara, dan Pulau Karya Kabupaten Kepulauan Seribu.




(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads