Apa Itu Bulan Rajab? Ini Sejarah dan Keutamaannya

Apa Itu Bulan Rajab? Ini Sejarah dan Keutamaannya

Yusuf Alfiansyah Kasdini - detikHikmah
Sabtu, 28 Des 2024 06:03 WIB
Ilustrasi malam lailatul qadar yang terdapat pada 10 malam terakhir Ramadan.
Ilustrasi bulan Rajab. Foto: Getty Images/iStockphoto/Choreograph
Jakarta -

Rajab adalah bulan ke-7 dalam kalender Hijriah yang istimewa dalam Islam karena memuat sejumlah kelebihan. Bahkan kelebihan tersebut sangat besar yang menggambarkan betapa agungnya kedudukan bulan Rajab.

Dalam buku 12 Bulan Mulia - Amalan Sepanjang Tahun karya Abdurrahman Ahmad, terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kelebihan bulan Rajab di atas bulan yang lain adalah seperti kelebihan Al-Qur'an di atas perkataan yang lain."

Selain itu, bulan ini juga menjadi momentum untuk memulai persiapan ibadah menjelang bulan Ramadan, melalui peningkatan ibadah dan amal kebaikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan Rajab juga disebut sebagai bulan Allah SWT, sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Hasan Bashri RA, "Rajab adalah bulan Allah, Syakban adalah bulanku, dan Ramadan adalah bulan umatku."

Dengan kemuliaan tersebut, bulan ini menjadi waktu yang tepat bagi umat Islam untuk memperbanyak hari-harinya dengan amalan ibadah, seperti salat, zikir, dan memperbanyak istighfar.

ADVERTISEMENT

Apa Itu Bulan Rajab?

Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan oleh Allah SWT. Sebagai bulan yang penuh kehormatan, bulan Rajab memiliki kedudukan istimewa di mana umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh, meningkatkan ketaatan, dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa.

Allah SWT berfirman dalam surah At-Taubah ayat 36,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."

Hadits Rasulullah SAW juga memperkuat keistimewaan bulan Rajab sebagai bagian dari bulan haram. Mengutip dari sumber sebelumnya, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya zaman itu berputar sejak awal waktu Allah menjadikan langit dan bumi. Satu tahun mengandung dua belas bulan, darinya terdapat empat bulan haram, tiga dari empat bulan ini berturut-turut: Dzulqaidah, Dzulhijah, dan Muharram, serta satu bulan yang terpisah: Rajab, antara Jumadil Akhir dan Sya'ban." (HR Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)

Keunikan bulan Rajab dibanding bulan haram lainnya terletak pada posisinya yang terpisah. Jika Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram berada dalam urutan yang berdekatan, maka Rajab berdiri sendiri, terletak antara Jumadil Akhir dan Syakban.

Alasan Rajab Disebut Bulan Haram

Masih dari sumber yang sama, bulan Rajab disebut bulan haram karena keagungan dan kehormatannya, bulan ini menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak ibadah. Dalam bulan haram, segala bentuk peperangan dilarang dan pahala dari amal saleh dilipatgandakan oleh Allah SWT.

Rasulullah SAW juga menghapus tradisi jahiliah yang sering mengubah-ubah kedudukan bulan haram untuk kepentingan pribadi atau peperangan. Beliau menetapkan bulan Rajab sesuai dengan syariat Allah SWT sebagai bulan yang mulia.

Sebagai bulan Allah SWT, Rajab juga dianggap sebagai ladang amal dan kesempatan untuk mempersiapkan diri menghadapi bulan-bulan penting berikutnya, seperti Sya'ban dan Ramadan. Dengan segala keutamaannya, Bulan Rajab menjadi waktu yang istimewa bagi umat Islam untuk meningkatkan hubungan dengan Allah SWT, memperbanyak ketaatan, dan menjauhi maksiat.

Sejarah Penamaan Bulan Rajab

Mengutip dari buku Hikmah Bulan Rajab dan Sya'ban karya Dimitri Mahayana, bulan Rajab berasal dari kata tarjib (ترجیب) yang berarti mengagungkan atau memuliakan. Nama ini mencerminkan penghormatan yang tinggi terhadap bulan tersebut karena kedudukan bulan Rajab sebagai salah satu dari bulan haram yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Dalam sebuah riwayat, Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa ketika ditanya tentang alasan penamaan Rajab, Rasulullah SAW menjawab: "Karena di dalamnya banyak kebaikan untuk bulan Sya'ban dan Ramadan."

Selain itu, Rajab juga memiliki sebutan lain, yaitu al-ashamm (الأصم) yang berarti "tuli". Penamaan ini merujuk pada fakta bahwa pada bulan ini, tidak terdengar murka Allah SWT terhadap umat mana pun.

Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa Bulan Rajab disebut sebagai bulan Allah SWT dengan nama Al-Ashabb karena rahmat Allah SWT tercurah melimpah kepada umat-Nya selama bulan ini. Selain itu, Rajab dinamakan Al-Ashamm karena pada bulan ini umat Islam dilarang berperang dengan kaum musyrik, sebagai bagian dari penghormatan terhadap bulan haram.

Rasulullah SAW bersabda, "Bulan Rajab dinamakan bulan Allah Al-Ashabb karena di dalamnya rahmat Allah terlimpah atas umatku, dan dinamakan Al-Ashamm karena di dalamnya dilarang berperang dengan kaum musyrik. Ia termasuk dalam bulan-bulan haram."

Syaikh Abdul Qadir al-Jilani dalam kitabnya Al-Ghunyah li Thalibî Tharîq al-Haqq Azza wa Jalla, memberikan penafsiran unik tentang kata "Rajab" yang terdiri dari tiga huruf: ra (ر), jim (ج), dan ba (ب).

Ra melambangkan rahmatullah (رحمة الله) atau kasih sayang Allah SWT. Jim merujuk pada judullah (جود الله) atau kedermawanan Allah SWT. Sedangkan ba berarti birrullah (بر الله) yaitu kebaikan Allah SWT.

Keutamaan Bulan Rajab

Bulan Rajab adalah salah satu bulan yang penuh dengan keutamaan dan rahmat bagi umat Islam. Mengutip dari buku sebelumnya, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW menyampaikan pada hari Jumat terakhir bulan Rajab:

"Wahai manusia, sungguh telah membayangi kalian sebuah bulan yang agung, yaitu bulan Rajab, yang merupakan bulan Allah. Akan dilipatgandakan di dalamnya setiap kebaikan dan akan diterima doa-doa, kegelisahan akan dihilangkan, dan doa-doa orang beriman tidak ditolak. Siapa saja yang melakukan kebaikan di dalamnya maka akan dilipatgandakan menjadi berlipat ganda. Dan Allah akan melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang Dia kehendaki."

Dijelaskan, khutbah Rasulullah SAW ini menunjukkan betapa bulan Rajab menjadi waktu yang istimewa untuk memperbanyak amal saleh dan ketaatan kepada Allah SWT.

Keutamaan bulan Rajab tidak hanya terbatas pada ibadah tertentu seperti puasa, tetapi mencakup semua jenis amal kebaikan. Kedermawanan, kasih sayang kepada sesama, bersedekah kepada fakir miskin dan segala bentuk kebaikan lainnya akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Tiga keutamaan utama bulan Rajab di antaranya adalah menunjukkan kasih sayang kepada sesama yang akan mendatangkan rahmat Allah SWT dan melindungi seseorang dari siksa-Nya. Lalu, meningkatkan kedermawanan yang akan dibalas dengan limpahan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Terakhir, berbuat baik kepada sesama yang dijanjikan Allah SWT dengan balasan kebaikan tanpa batas.

Selain itu, malam-malam di bulan Rajab juga memiliki keistimewaan besar, terutama malam pertama bulan ini karena Allah SWT menjanjikan mustajabnya doa-doa yang dipanjatkan. Dalam sebuah hadits yang terdapat pada buku Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah karangan Ida Fitri Shohibah, Rasulullah SAW bersabda,

"Lima malam yang tidak ditolak oleh Allah SWT bagi siapapun yang memohon padanya: Malam pertama di bulan Rajab, malam pertengahan di bulan Sya'ban, malam Idul Fitri, malam Idul Adha, setiap malam Jumat."

Doa Menyambut Bulan Rajab

Berikut adalah bacaan doa menyambut bulan Rajab yang dikutip dari sumber sebelumnya lengkap dengan Arab, latin dan Artinya.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا شَهْرَ رَمَضَانَ وَأَعِنَّا عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَحِفْظِ اللَّسَانِ وَغَضِ الْبَصَرِ وَلَا تَجْعَلْ حَطَّنَا مِنْهُ الْجُوعَ وَالْعَطَشَ

Allahumma barik lana fi rajaba wa sya'bana wa ballighna syahra ramadhana wa a'inna 'ala al-shiyami wa al-qiyami wa hifzhi al-lisani wa ghadhzhi al-bashari wa la taj'al haththana minhu al-ju'a wa al-'athasha.

Artinya: "Ya Allah, berkatilah kami dalam bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Tolonglah kami untuk shiyam dan qiyam serta menjaga lisan dan menundukkan pandangan. Jangan jadikan bagian kami darinya hanya rasa lapar dan haus."




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads