Resmi Dibuka, Menag Ungkap Filosofi Terowongan Silaturahim Istiqlal-Katedral

Resmi Dibuka, Menag Ungkap Filosofi Terowongan Silaturahim Istiqlal-Katedral

Hanif Hawari - detikHikmah
Jumat, 13 Des 2024 10:15 WIB
Menag Nasaruddin Umar saat peresmian Terowongan Silaturahim, di Jakarta, Kamis (12/12/2024)
Menag Nasaruddin Umar saat peresmian Terowongan Silaturahim, di Jakarta, Kamis (12/12/2024) Foto: Dok. Kemenag
Jakarta -

Terowongan Silaturahim resmi dibuka untuk umum. Terowongan ini menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang ada di Jakarta.

Peresmian Terowongan Silaturahim dilakukan Presiden Prabowo Subianto ditemani Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar pada Kamis (12/12/2024) kemarin. Peresmian ini bukan sekadar peresmian infrastruktur, melainkan sebuah pernyataan filosofis yang kuat tentang kerukunan dan persatuan di Indonesia.

Presiden Prabowo mendefinisikan terowongan ini sebagai "simbol berharga kerukunan bangsa". Metafora terowongan, yang menghubungkan dua titik yang sebelumnya terpisah, relevan dengan konteks keragaman agama di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun Menag Nasaruddin mengungkap makna filosofi di balik pembangunan Terowongan Silaturahim yang digagas era Presiden Joko Widodo itu.

"Adapun filosofi pembangunan Terowongan Silaturahim ini sebagai pengingat pentingnya toleransi antara umat beragama, di mana di dalamnya terdapat galeri dan diorama yang menceritakan hubungan toleransi antarumat beragama di Indonesia," ujar Menag dalam peresmian kemarin seperti dikutip dari Kemenag, Jumat (13/12/2024).

ADVERTISEMENT

Menag menjelaskan, instalasi seni "Wat Hati" yang menghiasi terowongan semakin memperkaya makna filosofis di balik proyek ini. "Wat Hati" yang berarti "Jembatan Hati" adalah sebuah pengingat bahwa kerukunan antarumat beragama berakar pada hati manusia.

Seni ini mengajak kita untuk membangun jembatan hati, saling memahami, dan menghormati perbedaan. Instalasi ini milik Sunaryo sebagai pemenang kompetisi seniman nasional.

"Di dalam terowongan ini juga diperdengarkan suara atau bunyi-bunyi sebagai simbol berbagai agama, yang diperindah dengan cahaya tanpa putus pada reling Terowongan Silaturahim, sekaligus menjadi simbol jabat tangan," terang Imam Besar Masjid Istiqlal itu.

Nasaruddin Umar berharap, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral dapat menjadi simbol kebahagiaan bersama. Khususnya menjelang Hari Natal, dengan kapasitas parkir yang mampu menampung seribu kendaraan.

"Kami berharap dengan terbangunnya Terowongan Silaturahim ini, akses jamaah antarbangunan ibadah menjadi lebih mudah, serta terowongan ini dapat menjadi simbol toleransi antara umat beragama," tukas Menag.




(hnh/hnh)

Hide Ads