Wahyu Terakhir Diturunkan kepada Nabi Muhammad Tepat saat Haji Perpisahan

Wahyu Terakhir Diturunkan kepada Nabi Muhammad Tepat saat Haji Perpisahan

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Rabu, 04 Des 2024 05:45 WIB
Ilustrasi Al Quran
Ilustrasi Al-Qur'an (Foto: Dok. Shutterstock)
Jakarta -

Sebagai utusan Allah SWT, Rasulullah SAW memperoleh wahyu yang diturunkan secara berangsur-angsur. Wahyu yang pertama diterima oleh Nabi Muhammad SAW adalah surah Al Alaq ayat 1-5.

Menukil dari buku Al-Qur'an Hadis oleh Drs Abd Wadud, wahyu turun kepada Rasulullah SAW terkadang 5 atau 10 ayat. Ada pula surah lengkap yang turun sekaligus, seperti surah Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq dan semacamnya.

Lantas, apa wahyu yang terakhir diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wahyu Terakhir yang Diturunkan kepada Nabi SAW

Masih dari sumber yang sama, wahyu terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah surah Al Maidah ayat 3. Wahyu itu turun beberapa bulan sebelum Rasulullah SAW pada usia 63 tahun.

Menurut buku Sejarah Terlengkap Agama-agama di Dunia yang disusun M Ali Imron, surah Al Maidah ayat 3 turun pada hari Jumat, 9 Zulhijjah 10 Hijriyah atau 16 Maret 632 Masehi di Arafah. Kala itu, Nabi Muhammad SAW sedang melaksanakan haji wada.

ADVERTISEMENT

Bacaan Surah Al Maidah Ayat 3

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٣

Arab latin: ḥurrimat 'alaikumul-maitatu wad-damu wa laḥmul-khinzīri wa mā uhilla ligairillāhi bihī wal-munkhaniqatu wal-mauqụżatu wal-mutaraddiyatu wan-naṭīḥatu wa mā akalas-sabu'u illā mā żakkaitum, wa mā żubiḥa 'alan-nuṣubi wa an tastaqsimụ bil-azlām, żālikum fisq, al-yauma ya`isallażīna kafarụ min dīnikum fa lā takhsyauhum wakhsyaụn, al-yauma akmaltu lakum dīnakum wa atmamtu 'alaikum ni'matī wa raḍītu lakumul-islāma dīnā, fa maniḍṭurra fī makhmaṣatin gaira mutajānifil li`iṡmin fa innallāha gafụrur raḥīm

Artinya: "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Tafsir Surah Al Maidah Ayat 3

Dalam surah Al Maidah ayat 3 diuraikan mengenai makanan-makanan yang diharamkan oleh Allah SWT. Menurut Tafsir Kemenag RI, 10 jenis makanan yang diharamkan untuk dikonsumsi, yaitu:

  • Bangkai
  • Daging babi
  • Hewan yang disembelih bukan atas nama Allah SWT
  • Darah
  • Hewan yang mati tercekik
  • Hewan yang mati dipukul
  • Hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi
  • Hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lain
  • Hewan yang mati diterkam binatang buas
  • Hewan yang disembelih untuk berhala

Sepuluh jenis makanan yang diharamkan pada surah Al Maidah ayat 3 berasal dari hewan. Selain itu, diterangkan pula mengenai keharaman mengundi nasib dengan anak panah.

Dahulu, Arab Jahiliah menggunakan anak panah untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Nantinya, mereka melakukan perbuatan atau tidak melakukan perbuatan sesuai dengan bunyi kalimat yang tertulis dalam anak panah.

Lalu, diterangkan pula bahwa surah Al Maidah ayat 3 berisi tentang sesuatu yang penting bagi Nabi Muhammad SAW dan seluruh umat Islam. Allah SWT telah menyempurnakan Islam dan mencukupkan nikmat-Nya serta rida akan Islam sebagai agama umat manusia.

Setelah surah Al Maidah ayat 3 dibacakan oleh Nabi Muhammad SAW, Umar menangis dan sang rasul bertanya apa yang menyebabkannya menangis. Umar menjawab,

"Sesuatu yang sudah sempurna tidak ada yang ditunggu lagi kecuali kurangnya."

Rasulullah SAW membenarkan ucapan Umar itu. Diriwayatkan bahwa ayat tersebut turun di Arafah, 9 Zulhijjah 10 H sesudah Ashar.

Menurut catatan sejarah, 81 hari setelah turunnya surah Al Maidah ayat, Rasulullah SAW wafat. Kemudian pada akhir ayat diterangkan bahwa orang-orang yang terpaksa makan makanan yang diharamkan untuk bertahan hidup diperbolehkan. Sebab, Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Penyayang.




(aeb/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads