18 Puisi Hari Santri Nasional Menyentuh Hati

18 Puisi Hari Santri Nasional Menyentuh Hati

Yusuf Alfiansyah Kasdini - detikHikmah
Senin, 14 Okt 2024 15:30 WIB
Upacara Peringatan Hari Santri di Jakarta

Ribuan Santri memadati pelataran Monumen Nasional untuk memperingati hari Santri, Jakarta, Sabtu (22/10/2016). Peringatan Hari Santri ini diikuti oleh ribuan warga Nadliyin se-Indonesia. Grandyos Zafna/detikcom
Upacara Hari Santri Nasional. Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Hari Santri Nasional 2024 akan tiba sebentar lagi. Ada banyak cara untuk merayakan hari tersebut, salah satunya lewat puisi.

Puisi menjadi sarana yang paling menyentuh hati, karena mampu menggambarkan semangat juang, pengorbanan, dan dedikasi para santri melalui keindahan kata-kata.

Dengan bait-bait yang indah, puisi Hari Santri Nasional tidak hanya mengungkapkan kebanggaan terhadap santri, tetapi juga mengajak kita semua merenungkan nilai-nilai perjuangan dan pengabdian yang mereka lakukan. Puisi-puisi ini juga menjadi simbol apresiasi atas kontribusi para santri dalam mempertahankan kemerdekaan, menjaga moral bangsa, dan menjadi ujung tombak dalam menjaga persatuan dan kesatuan negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kumpulan Puisi Hari Santri Nasional

Berikut adalah kumpulan puisi Hari Santri Nasional yang penuh makna dan menyentuh hati dirangkum dari situs Kementerian Agama RI dan situs MTs Miftahul Ulum 2.

1. Puisi Hari Santri Nasional: Pesantren Ku

Karya: Kamaruddin Amin

ADVERTISEMENT

Pesantren, tugasmu belum usai,
Dari rahimmu lahir pencerah-pencerah negeri,
Dari dirimu terpancar sinar-sinar Ilahi,
Dari dirimu kemanusiaan dan ketuhanan, melebur menjadi sosok-sosok panutan,
Kau bak mata air bening yang mengalirkan hidayah dan pencerahan Ilahi yang tak bertepi,

Pesantren ku,
Islam kau Indonesiakan, Indonesia kau pancasilakan, Pancasila kau Islamkan,
Jiwa ragamu merah putih, semangat mu Allahu Akbar,
Kau benar-benar Indonesia,

Pesantren ku,
Keragaman Indonesia kau muliakan,
Jatidiri bangsa kau bela hingga akhir nafas mu,
Islam Indonesia kau bahanakan,
Menggelegar ke pelosok nusantara,
Menggema di saantero negeri

Pesantren ku,
Kau takpernah silau, tak pernah tertipu oleh tawaran kebahagiaan sunyi
Dari sampah-sampah simbolisme visual,
Yang tercerabut dari akar realitas yang meninabobokan,
Kau istiqomah memilih kesederhanaan,
Kesederhanaan haqiqi yang membahagiakan,
Kebahagiaan yang dirihoi oleh yang maha sederhana,

Pesantren ku,
Air mata benih itu terus mengalir mencerahkan, mencahayakan hakekat kearifan,
Kau penjaga gawang nasionalisme negeri ini,
Kau perawat budaya luhur bangsa ini,
Kau pembimbing suci keimanan umat ini,
Kau tak goyah dihempas badai globalisasi,
Tak tergilas arus modernisasi,
Tak lekang oleh panas,
Tak lapuk oleh hujan,
Karena ayat-ayat suci dan sunah nabi selalu menjadi tarikan nafas suci mu,

Pesantren ku,
Kau tak boleh sembunyi di lorong-lorong sunyi peradaban dan terkurung oleh ruang dan waktu,
Kau tak boleh menjadi penonton cemburu,
Kau harus bertengger di pusaran peradaban,
Karena hakekatnya, kau adalah peradaban itu sendiri,

Pesantren ku
Kau harus jadi pengendali peradaban,
Teguh tak menyerah nafaskan Islam Indonesia
Sumbangsih mu tak terbilang, walau bagianmu terbatas,
Karena keikhlasanmu tak berujung

Darah, nyawa telah kau hibahkan untuk memerdekakan,
Kau harus mengisi kemerdekaan
Tunjukan jati dirimu,
Cahayakan kebenaran,
Tugasmu belum usai,
Pesantren ku.

2. Puisi Hari Santri Nasional: Sarung Santri

Karya: Gus Nas

Menjelang 10 November yang menjadi arus balik sejarah tanah air ini
Ketika Proklamasi Kemerdekaan terus diuji oleh jiwa pongah Jenderal Mallaby
Kaum santri dengan sarungnya menjelma pagar berduri agar kolonial Belanda tak bisa menjajah lagi
Kota Surabaya tak hanya menjadi bara api

Saat takbir dan zikir ratusan ribu santri berhadapan dengan mortir dan lapisan baja
Memanjatkan doa Bagimu Negeri Itulah prasasti paling suci dari bongkahan batu-batu sejarah yang telah lama berdebu di negeri ini
Saat jihad dan shalawat menjelma tali jagat yang menjadikan Indonesia tetap selamat
Satu tekad dan kebulatan hati: Para Kyai dan Santri pantang berkhianat bagi Ibu Pertiwi

Hari ini tanggal 22 Oktober Kukenang kembali Resolusi
Jihad yang menggemuruh dan sarat makna Ketika jutaan santri sarungan itu begitu tulus mencintai tanah air dan kebangsaaan Indonesia
Itulah kenapa Hadratusysyaikh Hasyim Asy'ari pantang berhenti berjuang sebelum bangsa ini benar-benar merdeka
Ditemani Kyai Wahab Chasbullah para Kyai Khos se Jawa-Madura Pekik takbir digemakan melalui bibir Bung Tomo yang gagah perkasa

Wahai santri-santri milenial dimana pun kini kalian berada

Jangan pernah kalian punggungi batu-batu prasasti dan buku sejarah kaum santri di tanah air kita ini
Sebab tak akan ada Indonesia jika para santri hanya sibuk bersolek dan berpangku tangan saja
Di tanganmu ada Kitab Suci Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Jadikan sabar dan shalat itu sebagai pilar peradaban

Berdiri kokoh dalam amukan badai kerakusan dan ketamakan
Selamatkan bangsa ini dari darurat narkoba dan syahwat kotor korupsi

Jadikan Kitab Jurumiyah sebagai pedang melawan penjajah
Jadikan Kitab Imriti sebagai pisau bedah untuk menajamkan ilmu dan pemikiran di dalam diri
Jadikan Kitab Alfiyah untuk berkhotbah di zaman pongah dan jahiliyyah agar anak-anak bangsa tak saling mencaci

Inilah saatnya kalian bergegas mencari dan menemukan makna keindonesiaan sejati

Sebab Kanjeng Nabi Muhammad sudah mewanti-wanti agar kita jangan pernah berhenti membaca dan mencari ilmu sampai mati

Jadilah pemimpin yang berdiri kokoh di atas kaki Rahmatan Lil 'Alamin
Jadilah pedagang yang tak pernah merugi dengan modal kejujuran dan tak pernah ingkar janji
Jadilah pendakwah yang tutur katanya menyejukkan dan menunjukkan dalil aqli dan naqli yang pasti
Jadilah petani nelayan buruh atau profesi apa saja yang memberikan manfaat bagi manusia dan memakmurkan bumi

Wahai Kaum Sarungan setanah air Indonesia Para santri yang berada di kota desa gunung lembah bahkan di mancanegara
Jadilah rantai emas bagi Ibu Pertiwi Sebagaimana rumus Mbah Hasyim Asy'ari dalam menjalankan hidup ini

Pada masa muda menjadi Sang Pencari Ilmu Setelah berilmu beriman dan beramal maka jadilah Sang Pemberani
Tegakkan kebenaran dan ajak berbuat baik dimanapun berada
Lalu jadilah Sang Pemimpin bagi diri sendiri dan keluarga serta bagi Nusa dan Bangsa

Sebagai pemimpinan jagalah pikiran dan tindakan
Rawatlah kata-kata agar tak menjadi fitnah ghibah dan membuat luka bagi sesama
Lalu jadilah Sang Pemersatu Jangan pernah menjadi provokator dan menjalankan politik belah-bambu

Kibarkan Bendera Merah Putih dengan Panji Rahmatan Lil 'Alamin di seluruh bumi dan langit NKRI
Merdeka! Merdeka! Merdeka! Allahu Akbar!!!

3. Puisi Hari Santri Nasional: Selamat Hari Santri

Karya: Tito Dhani Muharam

Selamat hari santri
Seluruh hariku dimulai dengan rapih
Diatur dan dididik dengan baik
Di suatu tempat yang sangat apik

Di saat hari masih gelap gulita
Saat semuanya masih terlelap dalam tidurnya
Ku paksakan tubuhku untuk terbangun
Demi mencari ganjaran baik di dunia

Ku kumandangkan Azan dari surau lawas yang masih berdiri kokoh
Tatkala suara azan dari lisanku menggema
Bangunlah setiap muslim dari tidurnya
Mulailah hari seorang santri dengan menjalankan salat
Tak lupa zikir dan berdoa kepada sang Pencipta yang Maha Agung

Selamat Hari Santri
Setiap hariku selalu menimba ilmu, mengaji dan tak lupa mengabdi
Diajarkan untuk tunduk dan berbakti pada sang kiai
Demi mengharap berkah dan barokah dari ilmu yang kita raih

Diriku adalah seorang santri
Kita tidak diarahkan hanya untuk bersolek dan berpangku tangan
Kita merangkul kitab suci Al-Qur'an dan Hadits Nabi
Sebagai pedoman kami untuk menjadi penerus bangsa yang bermoral dan berakhlakul karimah

Jalanku sebagai santri
Hanya ingin menjadi manfaat bagi orang lain
Bisa menerapkan ilmu islami dalam lembar-lembar kehidupan
Menjadi seorang pemimpin yang berpikiran bersih, pemberani dan berbudi luhur

Kuatkan ikatan sarungmu, mari kita berjuang untuk memutus mata rantai kekacauan di Negara yang tercinta ini.

4. Puisi Hari Santri Nasional: Santri

Karya: Siti Khotijah Syarifah Wulan

Aku santri
Meninggalkan zona nyaman, demi meraih berkah sang rahman.
Aku santri
Hidup serba mandiri, tanpa orang tua yang mendampingi.
Aku santri
Serba nagntri, demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Aku santri
Air mataku usap sendiri, lelah tetap jalani, walau mengeluh sering ku lakukan hari ke hari.
Aku santri
Tak pintar bergaya karena akhlak jadi yang utama.
Aku santri
Mengirit uang, agar berpulangan dompet masih tebal.
Aku santri
Menahan beratnya rindu, ketika keluarga jauh dariku.
Aku santri
Selalu menghitung hari, di mana orang tua akan menjumpai.
Aku santri
Berjuang melawan kebodohan, demi angan angan yang harus dicapai.
Aku santri
Tetap bertahan, meskipun kerasnya pertemanan sering ku rasakan.
Aku santri
Dengan semangat membara, dan selalu di sertai do'a,
Aku bisa membantu masyarakat melawan kerasnya akhir zaman,
Di mana akidah islam mulai runtuh tak karuan, kalau bukan kita? Siapa lagi?
So.....kembali ke niat awal, bukan hanya untuk tidur dan makan.
Jadikanlah jihad fi sabilillah niat utama bukan hanya omongan semata,
Kibarkanlah semangatmu,
Tunjukkan jati dirimu,
Allah akan selalu menyertai langkahmu.

5. Puisi Hari Santri Nasional: Perjuangan Santri

Karya: Ahmad Zaini

Alam bersaksi
Semangat perjuangan
Dikobarkan dari bilik santri
Hati terbuka
Kaki melangkah
Tangan mengepal
Mengangkat senjata
Mulut bertakbir
Demi kebenaran
Mengikis habis
Antek penjajah
Yang mencengkeram kedaulatan bangsa
Air mata, keringat, dan darah
Menetes di medan perang
Nyawa syuhada
Menjadi kekuatan
Memukul mundur penjajah
Hingga bangsa ini terbebas
Dari cengkeraman para serdadu asing
Alam bersaksi
Santri di garda depan
Bersama rakyat
Merebut kemerdekaan

6. Puisi Hari Santri Nasional: Kesejatian Santri

Karya: Ahmad Zaini

Santri punya nilai dan makna
Dalam sendi-sendi kehidupan
Santri bukan sekadar identitas
Santri bukan jargon semata
Ada nilai di setiap ucapan
Ada uswah hasanah dalam perilaku
Ada tuntunan di setiap hembus napasnya
Santri panji beragama
Bersosial, dan bernegara
Santri simbol keselarasan hidup
Duniawi dan ukhrawi
Tanamkan kesantrian
Dalam berperilaku
Sematkan kesantrian
Dalam kehidupan
Agar cahaya ilahi
Senantiasa menerangi hati


7. Puisi Hari Santri Nasional: Purnama di Separuh Bulan

Karya: Ahmad Zaini

Dari Balik Dampar Santri Mengaji
Mengurai Kata Dan Makna Kitab Kuning
Ilmu Diendapkan Dan Ditirakati
Agar Cahaya Yang Dipancarkan Suci

Setiap Malam Santri Bermunajat
Sebagai Media Pengakuan Dosa Dan Khilaf
Serta Permohonan
Mata Terjaga
Jemari Memutar Tasbih
Mulut Mengucap Kalimat Thayyibah
Agar Jiwanya Semakin Dekat Kepada Allah

Ketika Santri Berada Di Tengah Masyarakat
Santri Tidak Berdiam Diri
Mengamalkan Ilmu
Perjuangan Membangun Nilai-Nilai Ilahi
Mengangkat Martabat Kemanusiaan
Agar Menjadi Manusia Sejati

Santri Penghias Kehidupan
Laksana Purnama
Di Separuh Bulan

8. Puisi Hari Santri Nasional: Jika dan Mengapa

Karya: Menag Lukman Hakim Saifuddin

Jika berkata mengapa berdusta,
Jika bertutur mengapa tak jujur,
Jika dipercaya mengapa memperdaya,
Jika berjanji mengapa tak ditepati.

Jika memberi mengapa berharap materi kembali,
Jika beramal materi mengapa berharap puji,
Jika menerima puji mengapa jadi lupa diri,
Jika suka lupa diri mengapa tak fokus saja urus diri sendiri,

Jika tak diberi amanah mengapa menjadi marah,
Jika dikritik mengapa menghardik,
Jika tak punya kuasa mengapa malah jumawa,
Jika mendapat mandat mengapa merasa paling berdaulat,
Jika nyatanya kosong, mengapa kata-katanya sombong,
Jika tak bersisi mengapa banyak aksi,
Jika merasa tak bermutu mengapa tak hendak berguru,
Jika tak berilmu mengapa sok tau,

Ohoy, jika mau mengukir sejarah, mengapa hanya mahir berkeluh kesah,
Ohoy, Jika mau ubah kondisi negeri, mengapa cuma aksi berpuisi.

9. Puisi Hari Santri Nasional: Banyak dan Sedikit

Karya: Menag Lukman Hakim Saifuddin

Begitu banyak orang hanya sedikit yang bernama manusia
Begitu banyak manusia hanya sedikit yang baik tutur katanya
Begitu banyak yang baik tutur katanya hanya sedikit yang sesuai dengan perilakunya
Begitu banyak yang tutur katanya sesuai dengan perilakunya, hanya sedikit yang meneladaninya
Dan begitu banyak meneladaninya hanya sedikit yang ikhlas melakukannya
Wahai Zat yang tak berbilang, Begitu banyak tapi hanya sedikit

10. Puisi Hari Santri Nasional: Agama, Konstitusi dan Kita

Karya: Menag Lukman Hakim Saifuddin

Bagaimana posisi agama dalam konstitusi kita,
Mari kita simak bersama

Kemerdekaan kita diraih berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa,
Penyelenggara negara kita bersumpah sesuai agamanya saat memulai kerja
Sistem peradilan kita, melingkupi 4 yang salah satunya peradilan agama,
Pengaturan pelaksanaan hak asasi manusia bisa dibatasi undang-undang atas pertimbangan agama
Tujuan pendidikan nasional kita meningkatkan iman takwa dan akhlak mulia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,

Ilmu pengetahuan kita dimajukan dengan menjunjung tinggi nilai agama
Dan Negara kita, negara kita berdasar ketuhanan yang maha esa

Tapi mengapa?
Mengapa prahara masih saja bersama kita,
Mungkin karena agama masih di kata-kata,
Mungkin karena agama belum menjelma nyata menjadi tindak kita

11. Puisi Hari Santri Nasional: Puisi Hari Santri

Karya: Azharis

Pagi hari yang cerah
Langit biru terang benderang
Kita memperingati hari santri
Untuk mereka yang mulia dan hebat

Santri adalah penerus bangsa
Dalam menjaga keutuhan negara
Mempertahankan agama dan budaya
Menjadi garda terdepan dalam perjuangan

Mereka belajar agama dan ilmu dunia
Mempersiapkan diri untuk masa depan
Menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa
Menjadi teladan dalam kehidupan nyata

Santri adalah sosok yang inspiratif
Rela meninggalkan keluarga dan rumah
Untuk menuntut ilmu di pondok pesantren
Mempersiapkan diri menjadi manusia sejati

Dalam kehidupan yang modern ini
Santri berperan sangat penting
Menjaga nilai-nilai luhur bangsa
Menjaga keutuhan negara dan agama

Kita berterima kasih pada para santri
Yang telah menjaga keutuhan bangsa
Mempersiapkan diri menjadi orang yang bermanfaat
Dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan
Teruslah berjuang demi masa depan
Santri hebat, teladan bangsa
Kita bersama-sama meraih cita-cita
Membangun Indonesia yang lebih sejahtera

12. Puisi Hari Santri Nasional: Santri

Karya : Nur fadilah Achmad

Wahai engkau seseorang yang bertaqwa
Pantang semangatmu untuk mencari jalan ridho allah yang benar dan lurus
Wahai engkau seorang santri
Engkau selalu semangat dengan apa yang diperintah oleh Allah

Dan engkau selalu menjauhi larangan Allah
Engkau pun patuh pada al-Qur'an nan mulia

Wahai santri
Engkau selalu semangat
Padahal dari pagi hingga sore kegiatanmu selalu padat
Wahai para pejuang di jalan ridho Allah
Selamat Merayakan Harimu.

13. Puisi Hari Santri Nasional: Jihad Santri

Karya : Nur Thalita Safa

Sebuah perjuangan yang memilukan
Bukti nyata pada masa yang silam
Resolusi jihad para pejuang
Merebut kembali sebuah perdamaian

Nyawa tak mereka hiraukan
Apapun mereka lakukan
Demi nama tuhan yang kita agungkan
Demi nama baik kita, para santri dan Kyai
Demi menuntun kita ke surga nanti

Lihat lah ke belakang
Contoh lah mereka, para pejuang
Pertahanan negara dan agama
Ada dalam genggaman

Sadarkah yang kalian lakukan?
Ayo mulai berjuang
Bersama menjadi santri
Mari wujudkan mimpi

Bangun kembali negeri

14. Puisi Hari Santri Nasional: Santri

Karya : Rifatul Aulia R.

Matahari masih belum menampakkan sinarnya
Terbangun karena sudah menjadi kebiasaannya
Lalu mengambil Al-Qur'an dan membacanya
Dengan semangat dan kerja keras
Tanpa adanya orang tua

Tapi mereka memantapkan hatinya
Setiap seperempat malam bermunajat kepada Allah
Memohon ampunan seraya berdoa
Mengutarakan isi hatinya
Memutar tasbihnya
Diisi dengan kalimat sholawat dan istighfar

Setiap harinya menggoreskan tinta hitam
Dengan selembar kertas putih
Selembar demi selembar menghafalinya
Ayat demi ayat diingat olehnya
Tetap teguh hatinya
Walau zaman semakin gila

Mereka malam makin memperteguh hatinya
Karna tanpa alasan yang membuat dia putus asa
Merekalah santri yang menjadi kebanggaan bangsa

15. Puisi Hari Santri Nasional: Santri

Karya : Abdul Ghofur Ar-Rozi, S.E.

Dikatanya aku hanya berdiam diri saja
Sepi, tanpa warna nan tak bersahaja
Bagai ayam dalam sangkar belaka
Dikatanya aku dungu
Ini itu serba tak tahu
Kosong melompong bak tahu kopong

Aku yang kau sangka ini
Esok kan terpatri di hati pertiwi
Akulah pemegang tradisi
Penggiring pada islami
Perangkai jengkal demi jengkal
Tatanan hidup yang mulai dangkal
Akulah santri

16. Puisi Hari Santri Nasional: Dear Santri

Karya: Serli Adilia Agustin

Kau tak kerasan berada di pondok?
Kau merasa tak bebas berada di pondok?
Kau merasa dirimu terkekang?
Tak bisa tidur puas
Tak bisa makan enak
Dan jika kau tidak mematuhi peraturan di kena sanksi

Tetapi, apakah di rumahmu ada sanksi?
Apakah kau di rumah tak bisa tidur
Dan apakah di rumah kau tak nafsu makan
Tak mungkin!!

Tetapi apakah kalian pernah berfikir
Begitu banyak orang diluar sana ingin merasakan
Bagaimana rasanya menjadi santri
Maka jadilah engkau santri yang baik,
Patuh kepada peraturan
Dan jadilah santri yang berguna esok hari bagi masyarakat

17. Puisi Hari Santri Nasional: Aku Santri

Karya : Lailatul Masruroh

Diamku menjadi santri
Hanya seperti 'dibully'
Harapanku menjadi santri
Hanya untuk barakah kiai

Santri..
Tidak akan pernah merasa letih
Untuk ilmu yang ingin ia raih

Santri..
Dialah yang mempunyai cita-cita
Meraih ridho ilahi

Dan aku santri..
Bangunku pagiku hanya untuk mengaji
Bukan untuk sekadar menyesap pahit dari secangkir kopi.

18. Puisi Hari Santri Nasional: Puisi Santri

Karya: Syaikhuna

Abad ke 14 yang lalu
Negara indonesia melahirkan namamu
Di pondok pesantren yang dipimpin para ulama
Tempat pendidikan di Indonesia yang pertama

Wahai muslimin muslimat
Pondok pesantren indikatornya ilmu agama
Belajar di pondok jangan di anggap ortodok
Memasuki pesantren jangan di anggap kurang keren
Menjadi santri akan menjadi orang yang berarti

Ingatlah.
Tercatat dalam sejarah lembaran
Pada saat negara kita dijajah
Santri berjuang fisabililah
Mengumandangkan takbir kalimatullah allahuakbar

Wahai Santri
Kader tunas para ulama ada padamu
Sumber daya manusia andalanmu
Manusia seutuhnya pembangunanmu
Nun jauh di sana

Samudra kebahagiaanmu
Niat yang baik servis bahteramu
Nun .. jauh di sana puncak kebahagiaanmu
Amal sholeh dan takwa itu bekalmu

Santri nama yang antik
Jagalah baik baik agar menjadi orang yang baik
Hiasilah dirimu dengan akhlak yang mulia
Buanglah dari akhlak yang tercela

Sucikanlah jiwamu dari noda dan dosa
Demi untuk tercapainya cita cita

Wahai santri
Berjuanglah hadapi tantangan
Bersabarlah dalam menghadapi cobaan
Istiqomahlah menuntut ilmu pengetahuaan
Mari... Maju.., tampil kedepan
Untuk menuju kebahagiaan yang gilang gemilang...




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads