Ada satu setan yang ditugaskan untuk mendampingi manusia. Setan ini bahkan disebut tidak tanggung-tanggung akan mengerahkan kemampuannya untuk menyesatkan dan menggoda manusia melalui bisikannya.
Setan inilah yang juga dikenal sebagai qarin. Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya terjemahan Irwan P Ratu Bangsawan, keberadaan setan ini dijelaskan dalam surah An Nas ayat 1-6.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: (1) Katakanlah (Nabi Muhammad), "Aku berlindung kepada Tuhan manusia, (2) raja manusia, (3) sembahan manusia (4) dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi (5) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, (6) dari (golongan) jin dan manusia."
Penamaan qarin yang berarti pendamping ini turut dijelaskan dalam surah Fushilat ayat 25. Allah SWT berfirman,
۞ وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاۤءَ فَزَيَّنُوْا لَهُمْ مَّا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِيْٓ اُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۚ اِنَّهُمْ كَانُوْا خٰسِرِيْنَ ࣖ
Artinya: Kami menetapkan bagi mereka teman-teman (dari setan) yang memuji-muji apa saja yang ada di hadapan (nafsu dan kelezatan dunia) dan di belakang (angan-angan) mereka. Tetaplah atas mereka putusan (azab) bersama umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari (golongan) jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang rugi.
Keberadaan qarin ini juga salah satunya dijelaskan dalam hadits dari Urwah bin Az Zubair RA. Ia pernah mendapat cerita dari istri Rasulullah SAW, Aisyah RA.
Dinukil dari Ibnul Jauzi dalam Kitab Tablis Iblis terjemahan Kathur Suhardi, saat itu Aisyah RA mengungkapkan kecemburuannya pada Rasulullah SAW. Diketahui, Rasulullah SAW pergi keluar dari rumahnya pada suatu malam.
Sekembalinya di rumah, Rasulullah SAW pun menyadari hal itu dan bertanya, "Apa yang terjadi denganmu hai Aisyah? Apakah engkau cemburu?"
Aisyah menjawab, "Bagaimana aku tidak cemburu jika cemburu jika melihat engkau seperti itu."
"Rupanya engkau telah didatangi setan," sabda Rasulullah SAW kemudian.
Mendengar hal itu, Aisyah kembali memastikan pada Rasulullah SAW tentang keberadaan setan di sekitarnya. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, apakah ada setan yang besertaku?"
"Benar," jawab Rasulullah SAW.
Ditanya lagi oleh Aisyah, "Apakah setan juga menyertai setiap orang?" Kemudian, pertanyaan tersebut lagi-lagi dibenarkan oleh Rasulullah SAW.
"Apakah ia besertamu pula?"
"Benar," Lalu, Rasulullah SAW melanjutkan, "Tetapi Rabbku menolongku dalam menghadapinya, sehingga aku bisa selamat." (HR Muslim)
Penggalan terakhir yang disebutkan Rasulullah SAW tersebut, menurut Al Khathabi, ditafsirkan oleh mayoritas perawi sebagai ungkapan selamat dari kejahatan dan keburukan setan.
Dalam riwayat hadits lain dari Ibnu Mas'ud yang dimarfu'kannya juga pernah menyebutkan hal serupa tentang pendampingan setan pada tiap manusia. Rasulullah SAW bersabda,
"Tidaklah ada seorang pun di antara kalian melainkan diwakilkan pendampingnya dari jin dan pendampingnya dari malaikat,"
Orang-orang lalu bertanya, "Begitu pula terhadap diri engkau wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab, "Benar. Tetapi Allah menolongku untuk menghadapinya. Jadi dia tidak menyuruhku kecuali kepada kebaikan."
Baca juga: 4 Golongan Manusia yang Ditakuti Setan |
Baca juga: Doa Mimpi Buruk: Arab, Latin dan Terjemahan |
Sosok Qarin yang Dampingi Manusia
Menurut Muhammad Sayyid Ahmad Musayyar dalam Alam al Ghayb fi al-Aqidah al-Islamiyah terjemahan Iman Firdaus dan Taufik Damas, qarin dapat berasal dari kalangan jin dan manusia. Keduanya senantiasa mendorong manusia untuk melakukan kemaksiatan dan kesesatan.
Disebutkan, qari dari kalangan manusia lebih berbahaya dan merusak akhlak dan akidah dibandingkan qarin dari kalangan jin. Meski demikian, keduanya termasuk dalam kategori setan yang berupaya mendorong manusia masuk neraka Jahanam seperti dijelaskan surah Fushilat ayat 29,
وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا رَبَّنَآ اَرِنَا الَّذَيْنِ اَضَلّٰنَا مِنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ نَجْعَلْهُمَا تَحْتَ اَقْدَامِنَا لِيَكُوْنَا مِنَ الْاَسْفَلِيْنَ
Artinya: Orang-orang yang kufur berkata, "Ya Tuhan kami, perlihatkanlah kepada kami dua golongan yang telah menyesatkan kami, yaitu (golongan) jin dan manusia, agar kami meletakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya keduanya menjadi golongan yang paling bawah (hina)."
Tidak ada nash Al-Qur'an yang menyebutkan tiap manusia memiliki qarin khusus. Disebutkan bahkan satu manusia bisa dikelilingi oleh bermacam-macam qarin baik dari kalangan jin maupun manusia.
Meski demikian, Quraish Shihab dalam buku Makhluk Ghaib: Setan dalam Al-Qur'an menjelaskan, beberapa qarin ada yang bertugas hanya sekadar mendampingi manusia tanpa mampu memengaruhinya. Mereka adalah manusia yang senantiasa taat keapda Allah SWT dan berdzikir seperti yang diajarkan Rasulullah SAW.
Doa Terhindar dari Godaan Setan
Allah SWT senantiasa memerintahkan hamba-Nya untuk memohon perlindungan diri dari setan yang terkutuk. Surah Al Falaq ayat 1-5 pun menganjurkan muslim untuk memanjatkan doa melindungi diri dari godaan setan. Allah SWT berfirman,
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Artinya: Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.'
Dikutip dari buku Do'a & Wirid susunan Yazid bin Abdul Qadir Jawas yang dimuraja'ah oleh M Abdul Ghoffar, ada doa yang bisa diamalkan untuk menghindari diri dari gangguan setan. Berikut doanya.
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaha illallah wahdahu la syarika lahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit, wa huwa 'ala syai'in qadir
Artinya: "Tidak ada Tuhan Selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik Allah segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu."
Wallahu a'lam.
(rah/kri)
Komentar Terbanyak
Ustaz Khalid Basalamah Buka Suara Usai Dipanggil KPK
OKI Gelar Sesi Darurat Permintaan Iran soal Serangan Israel
Saat Perang Akhir Zaman Tiba, Sekutu Umat Islam Ini Akan Berkhianat