6 Makna Berkat Maulid Nabi, Tradisi yang Membawa Kebaikan

6 Makna Berkat Maulid Nabi, Tradisi yang Membawa Kebaikan

Rahma Ambar Nabilah - detikHikmah
Kamis, 28 Sep 2023 20:00 WIB
Warga memikul gunungan berisi nasi bungkus daun jati serta buah-buahan saat tradisi Ampyang Maulid di Desa Loram Kulon, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (19/10/2021). Tradisi Ampyang Maulid merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Robiul Awwal dengan mengarak gunungan berisi nasi, lauk serta buah-buahan menuju masjid untuk didoakan dan dimakan bersama-sama. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/rwa.
Ilustrasi berkat maulid nabi Foto: ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO
Jakarta -

Maulid Nabi adalah salah satu peristiwa penting dalam kalender Islam yang memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini biasanya dirayakan pada tanggal 12 bulan Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah.

Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia merayakan acara ini dengan berbagai cara. Berbagai daerah di Indonesia pun memiliki tradisi unik dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, termasuk mengadakan pesta makanan dan membagikan berkat kepada masyarakat.

Lalu, apa makna berkat Maulid Nabi dalam kehidupan sehari-hari? Berikut pembahasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi Berkat Maulid Nabi Muhammad SAW

Dikutip dari buku Memandang Dari Atas Awan: Kumpulan Kisah Pesan Moral karya Isa Anshori, berkat Maulid Nabi adalah sesuatu yang dihidangkan dalam pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dapat berupa oleh-oleh. Biasanya, berkat berisi makanan yang terdiri dari nasi, lauk pauk, jajanan, buah-buahan, dan minuman.

Seiring berjalannya waktu, isi berkat semakin bervariatif. Dari bentuk yang sederhana, hingga istimewa. Inovasi isi berkat juga berkembang seiring berjalannya waktu.

ADVERTISEMENT

Tradisi berkat Maulid Nabi ini biasanya dirayakan oleh masyarakat Madura sebagai rangkaian acara perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, meskipun berbagai daerah lain juga punya tradisi yang sama.

Makna Berkat Maulid Nabi

Muhammad Sholikhin dalam bukunya Misteri bulan Suro: Perspektif Islam Jawa berpendapat bahwa berkat Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa simbol dan makna tersendiri.

1. Mengharapkan keberkahan dari Allah SWT

Biasanya, sebelum pembagian berkat akan ada hidangan nasi tumpeng yang disajikan setelah doa. Masyarakat mengharapkan keberkahan dari Allah SWT atas segala hal yang dilakukan tersebut, baik bagi yang ikut berdoa ataupun yang menyantap hidangan tersebut.

2. Mengharapkan tambahan kenikmatan dari Allah SWT

Berkat berasal dari bahasa Arab "barkah" yang memiliki makna bertambah.

Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim ayat 7,

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧

Artinya: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.""

Sedangakan kenduri dan pembagian berkat merupakan media tasyakur, sehingga terdapat harapan kepada Allah SWT akan memberikan tambahan keberkahan, kenikmatan, pahala, serta kesejahteraan bagi tuan rumah dan yang diundang.

3. Bersyukur kepada Allah SWT

Berkat Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada hamba-Nya.

4. Bersedekah

Berkat Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan penyajian dan pembagian hidangan sebagai sedekah kepada orang lain. Sedekah atau memberikan sesuatu kepada orang lain merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam karena memiliki segudang manfaat.

Al Jurjawi dalam kitabnya mengatakan,

"Sesungguhnya hikmah dari disyariatkannya hibah (memberikan sesuatu kepada orang lain) itu sangat besar sekali. Karena dapat menghilangkan sifat dengki dan hasut, serta memupuk rasa cinta kasih dalam hati. Ia juga menunjukkan kemuliaan akhlak, kesucian anggota badan, sifat yang luhur, keutamaan serta kemuliaan yang sangat agung." (Hikmah al-Tasyri wa Falsafutuh, hal. 124)

Al-Manawi dalam kitabnya juga menyatakan,

"Barang siapa yang murah tangan memberikan makanan kepada orang lain, maka Allah SWT akan membalas pemberiannya itu. Dan siapa saja yang kikir, maka Allah SWT akan kikir kepadanya." (Faidh al-Qadir, juz III, hal. 272)

Rasulullah SAW bersabda,

"Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya, dan bagi-bagikanlah kepadamu tetanggamu." (HR Muslim)

5. Mempererat silaturahmi

Berkat Maulid Nabi menggambarkan kebersamaan dan saling berbagi. Hal tersebut akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan menjalankan perintah Allah SWT untuk bersilaturahmi kepada sesama.

Rasulullah SAW bersabda,

Beribadahlah pada Allah SWT dengan sempurna jangan syirik, dirikanlah sholat, tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahmi dengan orangtua dan saudara." (HR Bukhari)

6. Menghormati tradisi dan warisan

Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan membagikan dan menerima berkat Maulid Nabi merupakan salah satu cara untuk menghormati tradisi dan warisan.




(dvs/dvs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads