Penyebaran Islam di Tanah Air tak lepas dari peran para pemimpin kerajaan pada waktu itu. Sejarah mencatat, salah satu tokoh penyebar ajaran Islam di Indonesia yang hidup pada 1538-1571 M membawa perluasan hingga ke daerah-daerah lain.
Pada waktu tersebut, penyebaran Islam terjadi di wilayah Aceh. Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar (1538-1571 M) menjadi tokoh penyebar ajaran Islam di Indonesia yang cukup terkenal.
Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar adalah salah satu penerus Sultan Ali Mughayat Syah, pemimpin pertama Kesultanan Aceh, sebagaimana dijelaskan dalam buku Sejarah Nasional Indonesia karya Edi Hernadi. Selama memimpin, ia mengembangkan kekuatan angkatan perang, perdagangan, dan melakukan hubungan internasional dengan kerajaan Islam di Timur Tengah, seperti Turki, Abessinia (Ethiopia), dan Mesir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 1563 ia mengirim utusannya ke Konstantinopel untuk meminta bantuan dalam rangka melawan Portugis. Dua tahun berselang, Turki datang membawa bantuan berupa teknisi-teknisi. Tentara Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar pun akhirnya berhasil menaklukkan banyak kerajaan, di antaranya Batak, Aru, dan Barus.
Kontribusi dalam Penyebaran Islam
Dikutip dari buku Seri IPS Sejarah oleh Prawoto, Sultan Alauddin Ri'ayat Syah al-Qahhar sangat memperhatikan penyebaran agama Islam seperti mendatangkan ulama-ulama dari India dan Persia. Ia juga mengirim para penceramah ke pedalaman Sumatera dan mendirikan pusat Islam di Ulakan.
Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar juga menyebarkan agama Islam ke Minangkabau dan Indrapura.
Dikutip dari buku Sejarah Kotamadya Banda Aceh karya Rusdi Sufi, pada masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Syah ini, ia berhasil melakukan perluasan wilayah ke kota-kota pelabuhan di Pantai Barat Sumatera. Diantaranya yaitu Barus, Singkil, Pasaman, Tiku, Pariaman, dan Padang.
Penyebaran Islam di wilayah Aceh juga dilakukan era Sultan Alaiddin Mahmud Syah I. Pada saat itu dibangunlah sebuah masjid yang diberi nama Masjid Baiturrahman yang kemudian diperbesar lagi pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda sehingga berganti nama menjadi Masjid Raya Baiturrahman.
Di dalam masjid tersebut terdapat perguruan tinggi yang bernama Universitas Baiturrahman yang menghasilkan sarjana-sarjana Islam dan para ulama besar yang terkenal dalam mengembangkan dan menyebarkan Islam ke setiap daerah di Indonesia.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!