3 Manfaat Saling Memaafkan, Jangan Kotori Hati dengan Sifat Dengki!

3 Manfaat Saling Memaafkan, Jangan Kotori Hati dengan Sifat Dengki!

Berliana Intan Maharani - detikHikmah
Kamis, 27 Apr 2023 09:30 WIB
Sejumlah anak melakukan sungkeman kepada ibunya saat peringatan Hari Ibu di Liogenteng, Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/12/2022). Momentum Hari Ibu tersebut diperingati dengan tradisi sungkem atau meminta maaf sebagai bentuk ungkapan bakti dan kasih sayang kepada orang tua. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/nym.
Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI
Jakarta -

Lebaran bagi umat Islam sering dijadikan sebagai momen untuk saling memaafkan. Setiap manusia tentu tidak terlepas dari kesalahan dalam kehidupannya. Namun, sikap saling memaafkan ternyata tidak mudah dilakukan ketika seseorang melakukan kesalahan atau menerima perbuatan buruk dari orang lain. Memaafkan kesalahan orang lain hendaknya disertai dengan sikap menerima dan melupakan perbuatan buruk tersebut.

Melalui kitab suci Al-Qur'an, Allah SWT telah berulang kali memerintahkan kepada umat nya untuk memiliki sikap saling memaafkan. Salah satu perintah-Nya termaktub dalam surat Al-A'raf ayat 199, Allah SWT berfirman:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Jadilah pemaaf, perintahlah (orang-orang) pada yang ma'ruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh." (QS Al-A'raf: 199).

Dalam ayat tersebut terdapat kata "خُذ" yang bermakna ambillah sesuatu untuk digunakan agar memberi mudarat.

ADVERTISEMENT

Melalui kitab tafsir Al-Misbah, Prof Quraish Shihab menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada umat manusia untuk memaafkan kesalahan orang lain menggunakan kata tersebut.

Hal itu mengisyaratkan supaya manusia dapat memilih untuk memaafkan kesalahan orang lain dibandingkan dengan membalas atau bahkan melakukan sesuatu yang lebih buruk dari kesalahan orang lain.

Mengetahui pentingnya memaafkan sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT, ternyata sikap saling memaafkan memiliki manfaat bagi kesehatan.

Manfaat Saling Memaafkan bagi Kesehatan

Dilansir dari laman MUI berikut ini 3 manfaat saling memaafkan bagi kesehatan.

1. Terhindar dari Penyakit Jiwa

Berdasarkan ilmu kesehatan mental, gangguan penyakit jiwa merupakan kumpulan dari keadaan tidak normal, baik berkaitan dengan jiwa maupun jasmani seseorang. Kesehatan mental dapat diketahui dari keadaan seseorang yang terhindar dari penyakit jiwa. Salah satu cara yang dapat menyembuhkannya, yaitu melalui sikap saling memaafkan.

Diterangkan melalui surat Al-A'raf ayat 199 yang disebutkan sebelumnya, sikap memaafkan perlu disertai dengan perilaku membalas perbuatan buruk dengan kebaikan. Akan tetapi, cara ini tidak akan mampu dilakukan bagi seseorang yang masih menyimpan dendam di dalam hati.

Bahkan dalam ayat lain turut disebutkan bahwa sikap memaafkan seharusnya disandingkan dengan perbuatan baik. Sebagaimana terdapat dalam surat As-Syura ayat 40, Allah SWT berfirman:

وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

Artinya: "Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim." (QS As-Syura: 40).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa sikap memaafkan akan menjauhkan seseorang dari perbuatan tidak terpuji atau zalim.

Dalam ilmu psikologi dikenal istilah 'neurosis' yang merupakan sebagian dari gangguan yang didasari oleh kecemasan. Gangguan ini umumnya didasari oleh kondisi psikologis yang lemah atau terlalu kaku dalam menghadapi berbagai permasalahan.

Namun, seseorang yang memiliki jiwa pemaaf tentu tidak akan mengalami gangguan kecemasan sebab hatinya lapang untuk memaafkan kesalahan orang lain. Karena itulah, di dalam jiwanya tidak menyisakan rasa dendam yang justru memberatkan hatinya.

2. Memiliki Kemampuan untuk Menyesuaikan Diri dengan Orang Lain

Umat manusia sering kali berusaha agar dirinya diterima di lingkungannya dengan cara menyesuaikan diri dengan tempat dan kondisi dimana ia tinggal. Hal tersebut dilakukan agar mereka memperoleh kedamaian dan rasa aman selama hidup bermasyarakat.

Kedamaian, keamanan, dan kebahagiaan menjadi indikator untuk membangun kesehatan, terlebih terkait kesehatan mental.

Sikap memaafkan selain memberikan nilai pahala bagi orang yang mengamalkannya, juga mengisyaratkan adanya jalinan yang harmonis terhadap orang yang melakukan kesalahan. Oleh karena itu, memaafkan menjadi salah satu pilar untuk membangun keharmonisan hubungan dengan orang lain.

3. Kesanggupan dalam Menghadapi Masalah

Sikap saling memaafkan akan memberikan manfaat berupa kesanggupan dalam menghadapi masalah bagi orang yang menanamkannya. Melalui surat An-Nur ayat 22, Allah SWT berfirman:

وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: "Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(-nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nur: 22).

Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa sikap memaafkan, tidak hanya sekadar dilakukan secara lisan, tetapi juga dilakukan secara berlapang dada. Memaafkan hakikatnya dilakukan untuk menghapus kesalahan orang lain sehingga sebaiknya tidak menyisakan dendam di dalam hati.

Kaitan antara memaafkan dengan kesehatan, yakni dalam ilmu psikologi menerangkan seseorang yang mampu menghadapi masalah dan menjalin hubungan harmonis ialah mereka yang berkeinginan untuk melakukan perubahan positif di masyarakatnya. Perubahan tersebut kerap kali memberikan dampak baik bagi kesehatan dan kehidupan manusia seperti halnya berpikir positif.

Dengan demikian, pola hidup sehat yang tercipta dari sikap memaafkan akan melahirkan hubungan yang sehat antar manusia. Sikap harmonis yang tumbuh tentu akan membuat sesama manusia menjadi saling menghargai dan bekerja sama untuk memecahkan persoalan yang ada, bukan justru saling serang atau merasa benar.

Itulah 3 manfaat saling memaafkan yang bisa diraih umat muslim di momen lebaran. Namun, sikap saling memaafkan hendaknya juga harus terus ditumbuhkan kapan saja agar melekat dalam diri seseorang.




(lus/lus)

Hide Ads