Khutbah Idul Fitri 1444 H: Raih Keberkahan setelah Ramadan

Khutbah Idul Fitri 1444 H: Raih Keberkahan setelah Ramadan

Kristina - detikHikmah
Kamis, 20 Apr 2023 05:01 WIB
Ilustrasi ucapan Idul Fitri atau Lebaran
Ilustrasi khutbah Idul Fitri tema meraih keberkahan setelah Ramadan. Foto: Getty Images/iStockphoto/May Lim
Jakarta -

Khutbah Idul Fitri termasuk salah satu rangkaian dalam pelaksanaan salat hari raya. Berikut contoh naskah khutbah Idul Fitri bertema "Menggapai Keberkahan setelah Ramadan".

Ulama Syafi'iyah mengatakan, hukum salat Idul Fitri adalah sunnah 'ain muakkad bagi setiap orang yang diperintahkan. Sunnahnya salat ini dikerjakan secara berjemaah, sebagaimana dikatakan Syaikh Abdurrahman Al-Jaziri dalam Kitab al-Fiqhu al-Madzahib al-Arba'ah, al-Juz' al-Awwal, Kitab ash-Shalah.

Salat hari raya disyariatkan pada tahun pertama Hijriah sebagaimana Anas RA meriwayatkan, "Rasulullah SAW tiba di Madinah ketika orang-orang tengah berhura-hura selama dua hari. Rasulullah SAW bertanya, 'Apa yang terjadi dalam dua hari ini?' 'Kami biasa berhura-hura seperti ketika zaman Jahiliyah,' jawab sahabat. Rasulullah SAW bersabda, 'Sungguh, Allah telah mengganti yang lebih baik dari dua hari itu bagi kalian, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri." (HR Abu Dawud)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pelaksanaannya, salat Idul Fitri diakhiri dengan khutbah dan dilanjutkan doa bersama. Melansir situs situs Kemenag Kota Surakarta, Kamis (20/4/2023), berikut contoh naskah khutbah Idul Fitri bertema "Menggapai Keberkahan setelah Ramadan".

Khutbah Idul Fitri

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

ADVERTISEMENT

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَللَّهُمَّ صَلَّ وَسَلَّمْ وَبَرِكْ عَلَى حِبِيبِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهَ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ : يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا تَّقُوا اللَّهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُوْلَهُ

فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Hadirin dan Hadirat Rahimakumullah,

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Ghafur, atas berkat rahmat dan hidayat-Nya kita bisa melaksanakan salat sunnah Idul Fitri pada pagi hari ini. Shalawat dan salam senantiasa terlimpah curahkan kepada uswah hasanah kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada kita semua sebagai umatnya.

Khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri dan jemaah sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. dan berdo'a, semoga amal ibadah dan amal shalih kita diterima oleh Allah Swt. Tak lupa juga kita mendoakan saudara kita yang tengah sakit atau terkena musibah, semoga Allah sembuhkan penyakitnya dan dimudahkan urusannya, serta saudara kita yang sudah meninggalkan dunia, semoga husnul khatimah dan mendapatkan Ridla Allah.Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Selama sebulan lamanya kita berpuasa di bulan suci Ramadan, banyak hikmah yang kita peroleh. Puasa mengajarkan bagaimana kita menahan dan mengendalikan hawa nafsu. Nafsu yang cenderung mengajak kepada keburukan, kita berusaha mengendalikannya agar cenderung kepada kebaikan. Puasa juga mengajarkan kita untuk senantiasa dekat dan merasa diawasi oleh Allah Ta'ala. Dari sanalah kita dididik untuk memiliki sifat sabar, jujur, dan amanah. Tidak ada yang tahu orang itu puasa atau tidak, kecuali dirinya sendiri dan Allah Ta'ala. Bagi yang sabar, jujur dan amanah, ia akan berpuasa dengan baik dan tidak hanya meninggalkan makan, minum dan hal yang membatalkan puasa saja. Namun lebih dari itu, ia akan melakukan kebaikan dan meninggalkan berbagai macam keburukan. Seandainya para pemimpin dan kita semua memahami esensi dari puasa, niscaya kita akan selalu jujur dalam berkata dan berbuat, dan selalu berbuat kebaikan. Kalau sudah demikian, niscaya setiap orang akan melakukan kebaikan dan kemanfaatan bagi bangsa, negara dan agamanya. Negara kita Indonesia akan menjadi negara yang makmur dan diberkahi Allah (Baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur). Selain hikmah tersebut, tentunya yang harus kita lakukan adalah bagaimana cara menggapai keberkahan setelah Ramadan?

Di antaranya ada tiga hal untuk menggapai keberkahan setelah Ramadan yaitu: Yang pertama, memperbanyak doa agar Allah menerima amal ibadah kita dan memanjangkan umur kita menuju Ramadan berikutnya. Doa adalah senjatanya orang yang beriman. Doa merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦

Artinya: "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al Baqarah: 186)

Salah satu doa agar amal ibadah kita diterima oleh Allah Ta'ala yaitu sebagaimana yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Dalam Al-Qur'an disebutkan:

وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ١٢٧ رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ١٢٨

Artinya: " (Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), "Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah diri kepada-Mu, (jadikanlah) dari keturunan kami umat yang berserah diri kepada-Mu, tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan manasik (rangkaian ibadah) haji, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang." (QS Al Baqarah: 127-128)

Hadirin Rahimakumullah,

Yang kedua, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Ta'ala.

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ٩٦

Artinya: "Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan." (QS Al A'raf: 96)

Keimanan dan ketakwaan merupakan kunci mendapatkan keberkahan dari Allah Ta'ala. Iman kita bisa bertambah dengan melakukan ketaatan kepada Allah. Dan ketakwaan kita akan meningkat dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Hadirin Rahimakumullah,

Yang ketiga, membiasakan diri untuk beribadah seperti yang dilakukan di bulan Ramadan, yaitu berpuasa, membaca Al-Qur'an, salat malam, bersedekah dan saling mengingatkan dan menasihati.

Allah berfirman:

وَالْعَصْرِۙ ١ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ ٣

Artinya: "Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran." (QS Al Asr: 1-3)

Beribadah dan beramal shalih di bulan Ramadhan mengajarkan kita untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Berapa banyak Allah mengingatkan kita dengan sumpah-Nya dalam Al-Qur'an tentang pentingnya waktu; demi masa, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, demi malam dan lain sebagainya. Hal ini mengingatkan kita, bahwa kehidupan di dunia ini begitu singkat dan cepat, semuanya yang ada di dunia akan sirna dan binasa. Tetapi sedikit sekali orang yang tersadar dan bersegera melakukan kebaikan untuk bekal kehidupannya di akhirat.

Kebiasaan berpuasa selama Ramadan, dapat kita lanjutkan dengan berpuasa sunnah setelahnya yaitu puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Senin Kamis, puasa Ayyamul Bidh, dan puasa Daud. Di antara puasa yang dianjurkan setelah Ramadan yaitu puasa enam hari di bulan Syawal. Mengenai keutamaannya dalam hadits dikatakan:

Artinya: "Dari Abi Ayyub Al-Anshariy berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa
yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka
dia berpuasa seperti setahun penuh." (HR Muslim, no. 1164)

Selain berpuasa sunnah, agar kita mendapatkan keberkahan setelah Ramadan yaitu membiasakan membaca Al-Qur'an, shalat malam, bersedekah, saling mengingatkan dan menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Al-Qur'an yang merupakan hudan (petunjuk), syifa (penyembuh), rahmat (kasih sayang), furqon (pembeda antara haq dan bathil) hendaklah menjadi pegangan dan pedoman hidup kita agar kita mendapatkan kebahagiaan dan keberkahan di dunia dan akhirat. Allah akan meninggikan derajat seseorang yang membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an dan sebaliknya Allah akan merendahkan derajat seseorang yang jauh dari Al-Qur'an. Ayat-ayat Al-Qur'an yang kita baca setiap shalat malam juga akan meninggikan derajat kita. Begitu pula kemuliaan orang yang senantiasa menolong, memberi dan bersedekah akan meninggikan derajatnya. Oleh karenanya, ketika diantara kita lalai dalam membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an, tidak mau membantu orang yang kesusahan, tidak mau untuk shalat, berpuasa dan tidak mau melakukan ibadah dan amal kebaikan yang lainnya, maka kita berkewajiban untuk saling mengingatkan dan menasehati . Semoga kita semua tetap istiqomah dalam melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan, sehingga kita dapat menggapai keberkahan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin.

Mari kita akhiri khutbah ini dengan sama-sama memohon ampun dan memanjatkan doa kepada Allah SWT

نَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيمِ وَعَظِيْمٍ سُلْطَانِكَ. أَللهُمَّ صَلَّ وَسَلَّمْ وَبَارِك عَلَى الْمُصْطَفَى الْمُخْتَارِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. أَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. أَللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ سَلَامَةً فِي الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِي الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِي الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ، أَللهُمَّ هَوَنْ عَلَيْنَا فِي سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ. أَللهُمَّ اجْعَلْ إِنْدُوْنِيْسِيَّا بَلْدَةً آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ. أَللهُمَّ اجْعَلْ إنْدُوْنِيْسِيًا بَلْدَةً طَيِّبَةً وَرَبِّ غَفُوْرٌ وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ. أَلَّلهُمَّ ي مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبَتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ وَعَلَى طَاعَتِكَ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ. أَللهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ وَنَعُوْذُبِكَ مِنْ سُوْءِ الْخَاتِمَةِ وَأَنْ تَتُوْبَنَا عَلَى الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ . سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ




(kri/lus)

Hide Ads