Ramadhan, Critical Thinking dan Pendidikan Karakter

Kolom Hikmah

Ramadhan, Critical Thinking dan Pendidikan Karakter

Dr. M. Hasan Chabibie - detikHikmah
Rabu, 05 Apr 2023 15:31 WIB
Dr. M. Hasan Chabibie
Foto: Dokumentasi Dr. M. Hasan Chabibie
Jakarta -

Ramadhan menjadi ruang sunyi untuk merenungi diri, menyibak keheningan di tengah penciptaan semesta ini. Ramadhan tahun ini merupakan keberkahan yang tiada tara, setelah beberapa tahun sebelumnya kita dihantam pandemi Covid yang menggetarkan. Betapa Ramadhan menjadi pengingat bagi kita semua tentang ruang sunyi yang diciptakan Allah untuk jeda bagi kita semua: merefleksikan tujuan hidup dan tugas-tugas mulia sebagai manusia.

Saya ingat betul ketika pandemi menerpa, dunia seakan mau kiamat. Siang malam raungan suara ambulance menyergap kita, membangunkan dari ketenangan dan menjerumuskan kita pada kecemasan. Apalagi, ketika pandemi di tengah suasana Ramadhan, betapa kerdil posisi manusia di hadapan kehendak-Nya, di hadapan kuasa Allah?

Ketika malam-malam Ramadhan tiba, selepas tarawih dan tadarus, saya menikmati kesunyian sembari ngopi dengan merenungi peristiwa demi peristiwa. Betapa nikmat yang diberikan Allah belum sepenuhnya kita syukuri dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas, serta kerja tuntas. Menikmati renungan malam Ramadhan, menjadi momentum luar biasa bagi saya pribadi, tentu sebagian dari teman-teman pembaca juga merasakan hal yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada suasana pandemi beberapa tahun lalu, saya ingat betul betapa tantangan pekerjaan yang dahsyat: mengawal tim untuk mencari solusi terbaik untuk problem pembelajaran yang terkendala pertemuan fisik. Penyiapan teknologi secara massif dan berskala cepat, harus dilakukan. Bersama teman-teman, kami bekerja siang malam untuk memberikan layanan terbaik bagi pendidikan Indonesia, untuk mengabdi sepenuh hati bagi Indonesia.


Critical thinking dan penguatan karakter

ADVERTISEMENT

Pendidikan merupakan platform penting untuk membantu masyarakat memperbaiki kualitas diri dan sumber daya manusia. Investasi paling menguntungkan dan tidak pernah rugi yakni investasi melalui pendidikan. Karena dengan pendidikan yang lebih baik, manusia mendapatkan pencerahan dan perbaikan akal budi, hingga menjadi pribadi yang bermanfaat.

Pendidikan yang mendorong setiap individu untuk merdeka belajar, dengan mengeksplor semua bakat dan minat untuk menjadi manusia yang lebih baik, dengan skill, pengetahuan dan network untuk berkembang secara lebih transformatif. Para lanskap ini, perkembangan teknologi mendorong percepatan peningkatan sumber daya manusia Indonesia untuk menjadi lebih baik lagi. Ruang belajar terbuka lebar, beasiswa yang diberikan pemerintah Indonesia melimpah, serta peningkatan skill juga terbuka lebar melalui berbagai program.

Perkembangan teknologi juga mendorong generasi muda Indonesia belajar dengan menerapkan critical thinking (berpikir kritis). Ini proses dan tahapan penting untuk membangun gagasan yang kokoh, pemikiran yang solid serta perspektif yang jernih. Pendidikan yang sebenarnya menghasilkan manusia yang cerdas, sekaligus mampu menggunakan kecerdasan untuk mencari solusi terbaik atas masalah yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. Jadi pendidikan itu mendorong kita semua memiliki skill untuk berpikir solusi terbaik untuk problem kehidupan. Dan, teknologi membantu memudahkan pemecahan-pemecahan masalah ini.

Namun, tentu saja, teknologi itu sebagai washilah: jalan yang membantu percepatan menuju tujuan. Teknologi sebagai alat, ia bukanlah ghayah (tujuan akhir). Transformasi teknologi Pendidikan menjadikan pembelajaran lebih asyik, mengena, menyenangkan dan sekaligus mempercepat peningkatan sumber daya. Pendidikan bertujuan membentuk karakter manusia Indonesia, sesuai dengan arah perkembangan bangsa. Tujuan akhirnya harus ditetapkan sebagai kaidah: bahwa sebanyak apapun ilmu yang kita pelajari, pada akhirnya untuk menjadikan kita lebih manusia sebagai manusia, yakni memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya untuk alam dan sesama. Memberikan sumbangsih yang besar kepada negara dan bangsa, yang pada akhirnya berkontribusi membentuk peradaban.

Agama mengajarkan kita semboyan yang sangat kokoh: khairunnas anfauhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama. Ini pegangan yang saya kira sangat penting sebagai orientasi pendidikan kita, desain besar pendidikan Indonesia. Agar kita tidak kehilangan arah ketika menahkoda kapal besar bernama pendidikan Indonesia. Bahwa, proses panjang kita semua untuk belajar jangan sampai tercerabut dari tujuan kemanfaatan, dan sekaligus koneksi kita dengan Tuhan. Jangan sampai pengetahuan menjadikan kita silau dengan cahaya-cahaya yang bukan dari Allah. Bahwa, cahaya yang paling cahaya adalah Allah dengan ilmu yang dihamparkan kepada seluruh umat manusia.

Ramadhan kali ini menjadi momentum kita semua untuk merenungi kembali hakikat pendidikan. Ruang sunyi di bulan Ramadhan sudah selayaknya mengantarkan kita semua menyelami hakikat diri, berpikir tentang asal muasal dan tujuan pendidikan, perbaikan karakter serta akhlas, sekaligus menjadikan kita sebagai manusia yang senantiasa menebar manfaat kepada sesama (*).

Dr. M. Hasan Chabibie
Ketua Umum MATAN NU; Pengasuh Pesantren Baitul Hikmah, Depok, Jawa Bara; Kepala Pusdatin Kemdikbud-Ristek




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads