11 Peninggalan Kerajaan Mataram Islam, Masih Kokoh hingga Kini

11 Peninggalan Kerajaan Mataram Islam, Masih Kokoh hingga Kini

Nilam Isneni - detikHikmah
Kamis, 02 Mar 2023 10:30 WIB
Morning at Gedhe Kauman Mosque, an iconic mosque in the city of Yogyakarta, Indonesia
Masjid Gedhe Kauman, salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Islam. Foto: Getty Images/iStockphoto/M Wigya Permana Vega
Jakarta -

Kerajaan Mataram Islam merupakan salah satu kerajaan besar di Pulau Jawa yang didirikan oleh Panembahan Senopati sekitar abad ke-17. Ada sejumlah peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang masih bisa dijumpai hingga saat ini.

Disebutkan dalam buku Manusia Indonesia, Alam dan Sejarahnya karya Noor Hidayati, pada masa kepemimpinan Panembahan Senopati (1586-1601) banyak sekali terjadi pemberontakan. Pada saat itu, kerajaan berpusat di Kotagede dan selalu terjadi perang untuk menundukkan para bupati yang berkeinginan untuk melepaskan diri dari kekuasaan Mataram.

Misalnya saja, bupati Ponorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan, dan Demak. Namun, pada akhirnya semua daerah itu dapat ditundukkan lagi. Daerah yang berhasil dikuasai terakhir kalinya ialah Surabaya dengan atas bantuan dari Sunan Giri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masa kejayaan dari kerajaan ini ialah saat dipimpin oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, yang diketahui berhasil untuk menyatukan Pulau Jawa dengan menundukkan raja-raja lainnya.

Pada saat itu, wilayah kekuasaan dari Kerajaan Mataram Islam sendiri yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat. Namun, masa kejayaan dari Kerajaan Mataram Islam tak bisa dipertahankan lebih lama karena kedatangan VOC.

ADVERTISEMENT

Sultan Agung Hanyokrokusumo diketahui wafat pada saat menyerang VOC di Batavia pada tahun 1628 hingga 1629 M. Masa kemunduran dari Kerajaan Mataram Islam ini akibat adanya campur tangan dari VOC. Tepatnya pada saat pemerintahan Sultan Amangkurat 1.

Sultan Amangkurat 1 ini memiliki nama lengkap Sultan Amangkurat Senapati ing Alaga Ngabdur Rahman Sayidin Panatagama. Pada masa itu, permasalahannya menyangkut hal politik untuk melawan Trunajaya. Akibat yang ditimbulkan ialah terjadinya pemberontakan Trunajaya (Madura) yang pada saat itu dibantu oleh Pangeran Kajoran serta para pejabat dan masyarakat yang saat itu sudah berada pada situasi dan kondisi yang sangat tertekan.

Pada tanggal 28 Juni 1677 Trunajaya berhasil untuk merebut Istana Plered hingga menyebabkan Amangkurat 1 melarikan diri. Singkat cerita adanya babad tanah jawi sebagai tanda bahwa jatuh dan berakhirnya Kesultanan Mataram.

Sepeninggalnya Amangkurat 1, kekuasaan diturunkan kepada putranya yaitu Amangkurat II yang ternyata sangat patuh kepada VOC. Hal itu menyebabkan rasa ketidakpuasan dari kalangan istana hingga pada akhirnya terjadilah pemberontakan.

Hingga pada akhirnya keraton dipindahkan ke Kartasura pada tahun 1680. Setelah Amangkurat II meninggal akhirnya kekuasaan digantikan oleh Amangkurat III. Berbanding terbalik, Amangkurat III sangat menentang pihak VOC hingga akhirnya ia diasingkan di Ceylon, Srilanka dan meninggal pada 1734.

Kekacauan politik yang terjadi ini pada akhirnya dapat diselesaikan pada masa Pakubuwana III, yang mana pada saat itu membagi wilayah kesultanan yang tertuang dalam perjanjian Giyanti merupakan kesepakatan yang dibuat oleh pihak VOC dan pihak Mataram.

Kedua wilayah tersebut adalah Kesultanan Ngayogyakarta dan Kesunanan Surakarta. Berdasarkan perjanjian inilah wilayah Mataram terbagi menjadi dua dan menjadi tanda berakhirnya Kesultanan Mataram Islam.

Kerajaan Mataram Islam ini runtuh bersamaan dengan ditandatanganinya perjanjian Giyanti pada tahun 1755, sebagaimana disebutkan dalam buku Kitab Terlengkap Sejarah Mataram karya Soedjipto Abimanyu.

Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

Peninggalan dari Kerajaan Mataram Islam ini dapat dibagi ke dalam beberapa bidang, misalnya saja dalam bidang seni dan sastra. Peninggalan dari Kerajaan Mataram Islam sendiri banyak ditemukan baik di Surakarta maupun di Yogyakarta.

Berikut 11 peninggalan kerajaan Mataram Islam sebagaimana disebutkan dalam buku Peninggalan Kerajaan Islam karya Noor Hidayati:

  1. Benteng Vastenburg
  2. Pasar Gedhe Hardjonagoro
  3. Rumah Sakit Kadipolo
  4. Masjid Agung
  5. Keraton Kasunanan Surakarta
  6. Taman Sriwedari
  7. Masjid Agung Gedhe Kauman
  8. Masjid Kotagede
  9. Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning
  10. Pasar Kotagede
  11. Kompleks Makam Kerajaan Imogiri

Enam peninggalan teratas terletak di Surakarta, sementara lima di sisanya adalah peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang ada di Yogyakarta.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads