Tahan! Jemaah Haji Indonesia Jangan Jajan Sembarangan dan Makan Sambal Dulu

Kabar Haji dari Saudi

Tahan! Jemaah Haji Indonesia Jangan Jajan Sembarangan dan Makan Sambal Dulu

Doni Wahyudi - detikHikmah
Minggu, 25 Jun 2023 20:56 WIB
dr. Lucky Savitry Widyakusuma, Sp.OG
dr. Lucky Savitry Widyakusuma, Sp.OG. Foto: Doni Wahyudi
Jakarta -

Jelang puncak ibadah haji di Arafah dan Mina, jemaah haji Indonesia diingatkan untuk bisa menahan diri dalam pola konsumsi makanan. Ingat! Jangan jajan sembarangan dan konsumsi sambal atau makanan pedas dulu.

Jutaan jemaah haji dari seluruh dunia dijadwalkan akan mulai melakukan rangkaian puncak ibadah pada awal pekan ini. Pada Senin (26/6) seluruh jemaah haji secara bertahap melakukan pergerakan dari hotel di Makkah ke Arafah mulai pukul 07.00-22.00 waktu Arab Saudi.

Itu dilanjutkan dengan Wukuf di Arafah pada Selasa (27/6) selepas Dzuhur sampai Ashar. Lalu dilanjutkan dengan perjalanan dari Arafah ke Musdalifah, melakukan mabit, dan lempar jumrah di Mina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada periode jelang puncak kegiatan haji tersebut, jemaah Indonesia diingatkan untuk bisa menjaga kebutuhan cairan dalam tubuh. Diungkapkan dr. Lucky Savitry Widyakusuma, Sp.OG, yang menjadi dokter rombongan haji Maktour, jemaah jangan cuma minum saat terasa haus.

"Yang harus selalu dilakukan adalah, minum sebelum haus. jangan keluar dari tenda (di Arafah) karena itu rawan sekali. Orang Indonesia sering tuh keluar tenda untuk mencari saudaranya lah. Intinya kurangi aktivitas yang tak perlu," kata dr Lucky dalam perbincangan dengan detikHikmah di Arab Saudi.

ADVERTISEMENT
dr. Lucky Savitry Widyakusuma, Sp.OGHindari makanan pedas saat ibadah haji. Foto: Doni Wahyudi

Selain menjaga cairan tubuh, jemaah juga diingatkan untuk menahan diri tidak mengonsumsi makanan pedas. Termasuk menahan diri untuk tidak makan jajanan sembarangan.

"Sekarang sepertinya pemberian makanan jemaah lebih tertib dan lebih diperhatikan. Sementara kalau di travel ONH plus lebih variatif. Cuma mungkin seleranya yang nggak pas dengan orang kita sehingga selalu mencari sambal, makanan-makanan yang mirip dengan di tanah air."

"Jadi kalau jajan harus memperhatikan itu, harus dilihat betul. Jangan sampai nanti setelah makan kita malah sakit perut diare, buang-buang air, jadi bersabar lah dulu dengan makanan yang disediakan oleh pemerintah. Atau jemaah pengguna biro perjalanan atau haji plus tetap makan makanan yang disediakan di hotel."

"Karena kalau sakit perut, diare, mencret, kan dia (jemaah) tetap harus wukuf, enggak bisa enggak wukuf. Sementara fasilitas MCK di tempat wukuf di Arafah terbatas. Jadi kita jaga apa yang kita makan sehingga enggak menyusahkan diri sendiri," pesan dr Lucky yang bertugas juga di RS Persahabatan Jakarta.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads