Potret Masjid Saka Tunggal Banyumas yang Berusia Lebih dari 500 Tahun

Masjid Baitussalam atau Masjid Saka Tunggal di Banyumas, Senin (19/4/2021).

Masjid Saka Tunggal Baitussalam atau dikenal dengan sebutan Masjid Saka Tunggal berlokasi di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon Banyumas, Banyumas, Jawa Tengah. Masjid ini memiliki bentuk bangunan yang sederhana namun punya sejarah panjang. Masjid ini telah dibangun sejak tahun 1288. Angka 1288 yang terdapat di tiang atau saka tunggal masjid diprediksi menunjukkan tahun Hijriah. Jika dikonversi ke tahun Masehi menunjuk pada tahun 1522. Mengacu pada usianya, masjid ini diklaim sebagai masjid tertua di Indonesia. Foto: Arbi Anugrah/detikcom

Masjid Saka Tunggal memiliki ukuran 12 x 18 meter. Masjid ini disebut Saka Tunggal karena memang hanya memiliki saka tunggal (tiang penyangga tunggal). Pada tiang penyangga ini terdapat ornamen berbentuk empat sayap. Foto: Arbi Anugrah/detikcom

Tahun pembuatan masjid ini diketahui berdasarkan temuan prasasti yang terpahat di bagian tiang masjid. Seorang tokoh penyebar agama Islam di desa Cikakak yang bernama Mbah Mustolih disebut-sebut sebagai ulama ternama pada masa itu. Makam beliau juga ditemukan tak jauh dari bangunan Masjid Saka Tunggal. Foto: Arbi Anugrah/detikcom

Bagian tiang masjid terbuat dari kayu jati. Meskipun usianya sudah sangat tua, namun kayu-kayu penopang ini masih tampak kokoh. Beberapa benda yang ada di dalam masjid pun tak kalah bersejarah. Sebut saja misalnya bedug, kentongan, mimbar masjid, tongkat khatib hingga tempat wudhu masih terjaga.
Foto: Arbi Anugrah/detikcom

Masjid Saka Tunggal Banyumas, Selasa (22/5/2018).

Bentuk bangunan asli Masjid Saka Tunggal juga terbilang unik. Bagian atapnya dilapisi ijuk serta sebagian dindingnya terbuat dari anyaman bambu. Pada tahun 1965 masjid ini sudah mengalami dua kali renovasi. Bagian dinding masjid sudah dibuat dengan tembok, sementara bagian atapnya menggunakan seng. Meskipun demikian, bentuk struktur bangunan asli masjid tidak mengalami perubahan. Foto: Arbi Anugrah/detikcom

Di Masjid Saka Tunggal tidak ada pengeras suara. Lantunan adzan dilakukan secara manual oleh muadzin. Dalam satu kali adzan, akan ada empat muadzin sekaligus yang mengumandangkan adzan. Suaranya terdengar begitu lantang dan merdu, sebagai panggilan atau penanda waktu sholat. Foto: Arbi Anugrah/detikcom

Ada yang menarik di area masjid ini karena banyak kera yang lalu lalang di sekitar masjid. Ada cerita tersendiri tentang kera yang ada di area Masjid Saka Tunggal. Konon gerombolan kera itu merupakan santri-santri murid Kyai Saka Tunggal yang dikutuk menjadi monyet karena tak mau salat. Bahkan disebutkan juga, para santri itu justru membuat kegaduhan saat orang-orang tengah melaksanakan sholat hingga berakhir menjadi kera. Foto: Arbi Anugrah/detikcom

Hingga saat ini masyarakat masih aktif melakukan berbagai kegiatan keagamaan di masjid ini. Sholat fardhu, sholat Jumat, hingga kegiatan belajar membaca Al-Qur'an dilaksanakan secara rutin. Jika berkunjung ke Banyumas, sempatkan diri untuk mampir ke masjid Saka Tunggal. Foto: Arbi Anugrah/detikcom