Kiamat adalah peristiwa yang pasti terjadi, setiap muslim wajib mengimaninya. Kiamat menjadi tanda kehancuran dunia dan seisinya, lantas bagaimana kehidupan setelah kiamat terjadi?
Meyakini adanya kiamat dan kehidupan setelah kiamat merupakan dasar akidah dan keimanan bagi setiap muslim. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dari sanad Umar bin Khattab, bahwa malaikat Jibril mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya mengenai makna Islam, Iman dan Ihsan.
Rasulullah SAW menjawab, "Islam adalah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadan dan berhaji bagi yang mampu melaksanakannya. Iman adalah percaya kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhirat, serta takdir yang baik maupun yang buruk. Ihsan adalah beribadah kepada Allah SWT seolah-olah kamu melihat-Nya dan sekalipun tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip buku Kiamat dan Akhirat: Panduan Ringkas Mengenal Kehidupan Abadi setelah Mati oleh S. Royani Marhan dijelaskan pokok keimanan yang kerap disandingkan bersama yakni mengimani adanya Allah SWT dan adanya kehidupan akhirat setelah kiamat.
Peristiwa kiamat menjadi hal yang wajib diyakini. Allah SWT berfirman tentang kiamat yang pasti datang,
وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ
Artinya: "Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur."
Kehidupan setelah Kiamat
Hari akhirat adalah kehidupan setelah datangnya peristiwa kiamat. Dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa akhirat merupakan kehidupan dimana manusia akan mendapatkan hukuman atau kenikmatan, sesuai dengan amal perbuatan selama ia hidup.
Dalam Al-Qur'an surah Al-Qoriah disebutkan bahwa akhirat akan diawali dengan terjadinya kiamat. Kiamat adalah peristiwa dahsyat yang menghancurkan dunia dan alam semesta. Keadaan manusia seperti kupu-kupu yaang beterbangan, gunung-gunung bagai bulu yang berhamburan dan saling bertabrakan, seisi dunia pun akan musnah.
Setelah kiamat, manusia akan dibangkitkan kembali di hari penentuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah SWT ketika masih di dunia.
Fase dibangkitkannya manusia ini disebut dengan Yaumul Ba'ats. Manusia akan digiring ke Padang Mahsyar untuk menjalani penghitungan amal perbuatan.
Dalam sebuah riwayat, Aisyah RA pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلَاً
Artinya: "Manusia pada hari kiamat akan dihimpun di Padang Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang bulat. dan tidak bersunat." (HR Muslim)
Peristiwa kiamat hingga dibangkitkannya manusia termaktub dalam Al-Qur'an surah Yasin 51-54, Allah SWT berfirman:
وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ. قَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ ٱلْمُرْسَلُونَ. إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَٰحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ. فَٱلْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya: "Sangkakala pun ditiup (yang kedua kalinya untuk membangkitkan orang-orang dari kubur) dan seketika itu mereka bergerak cepat dari kuburnya menuju kepada Tuhannya. Mereka berkata, 'Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?' (Lalu, dikatakan kepada mereka,) 'Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul-Nya.' Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami (untuk dihisab). Pada hari itu, tidak ada sama sekali orang yang dirugikan sedikitpun. Kami tidak akan diberi balasan, kecuali atas apa yang telah kamu kerjakan."
Seluruh manusia akan ditimbang amal perbuatannya. Mereka yang beruntung adalah yang memiliki timbangan amal paling banyak. Hal ini sebagaimana dijelaskan melalui firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Al Mu'minun ayat 102-104,
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ١٠٢ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ ١٠٣ تَلْفَحُ وُجُوْهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيْهَا كٰلِحُوْنَ ١٠٤
Artinya: "Siapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang-orang beruntung. Siapa yang ringan timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri. Mereka kekal di dalam (neraka) Jahanam. Wajah mereka dibakar api neraka dan mereka di neraka dalam keadaan sangat menyeramkan."
Dalam buku Hidup Bersama Al-Quran 2: Moderasi dan Pembelajaran Transformatif, M. Quraish Shihab & Najelaa Shihab menjelaskan manusia tidak mengetahui seluruh makhluk ciptaan Allah SWT. Oleh karenanya, manusia tidak akan tahu siapa saja yang masih hidup setelah peristiwa kiamat.
Tugas seorang muslim adalah meyakini akan hadirnya kiamat dan berusaha untuk senantiasa mengerjakan amalan baik. Muslimin yang melakukan amal kebaikan akan senantiasa dicintai Allah SWT dan juga dicintai manusia dalam kehidupannya di dunia.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Majelis Umum PBB Sahkan Resolusi Solusi Dua Negara Israel-Palestina, Tanpa Hamas
Eks Menag Yaqut Tegaskan 2 Rumah Rp 6,5 M yang Disita KPK Bukan Miliknya
KPK Sebut Pejabat Kemenag Tiap Tingkat Dapat Jatah di Kasus Korupsi Kuota Haji