Bencana Longsor dan Banjir

Kolom Hikmah

Bencana Longsor dan Banjir

Penulis Kolom, Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 05 Des 2025 08:00 WIB
Bencana Longsor dan Banjir
Aunur Rofiq. Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Dalam pandangan Islam, bencana longsor dan banjir bisa dilihat sebagai ujian dan peringatan dari Allah SWT. Bencana ini dapat menjadi akibat dari perbuatan manusia, seperti kerusakan lingkungan akibat keserakahan atau gaya hidup yang zalim, dan menjadi pengingat bagi manusia untuk berintrospeksi, bertaubat, dan memperbaiki diri. Selain itu, bencana ini juga dipandang sebagai bagian dari takdir yang telah ditetapkan dan dapat menjadi penggugur dosa bagi yang mengalaminya, dengan syarat mereka bersikap sabar dan ridha.

Ujian dan Peringatan

Bencana alam adalah ujian dari Allah SWT untuk menguji keimanan umat-Nya, apakah mereka tetap mendekatkan diri kepada-Nya atau justru berpaling.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pandangan Islam, bencana adalah salah satu bentuk ujian keimanan dari Allah SWT untuk mengukur sejauh mana keteguhan hati dan kesabaran hamba-Nya. Musibah ini dapat berfungsi sebagai penghapus dosa, pengingat, atau sarana untuk meningkatkan derajat keimanan seseorang.

Dalil-dalil Mengenai Bencana sebagai Ujian

Pandangan ini didasari oleh beberapa dalil kuat dari Al-Qur'an dan hadis:

ADVERTISEMENT

Dari Al-Qur'an:

Surah Al-Baqarah Ayat 155-156: Ayat ini secara eksplisit menyebutkan berbagai bentuk ujian dan janji bagi orang-orang yang bersabar. "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali)."

Dari Hadis:

Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim: Hadis ini menjelaskan bahwa musibah yang menimpa seorang muslim akan menghapuskan dosa-dosanya."Tidaklah seorang muslim tertimpa kelelahan, penyakit, kegelisahan, kesedihan, gangguan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari dosa-dosanya." (HR Bukhari dan Muslim)

Bencana juga berfungsi sebagai peringatan bahwa perilaku manusia, seperti merusak bumi, dapat mendatangkan murka dan azab-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Asy-Syura ayat 30: "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (kesalahanmu)".

Akibat Perbuatan Manusia

Bencana alam sering kali merupakan akibat langsung dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap alam. Ini bisa terjadi karena keangkuhan, keserakahan, atau ketidakpedulian dalam merawat bumi.

Dalam Surah ar-Rum ayat 41:

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."

Melalui bencana, Allah SWT ingin mengingatkan manusia untuk menjaga kelestarian alam dan tidak bersikap zalim terhadap lingkungan.

Dalam Surah al-Maidah ayat 32: Mengajarkan bahwa menjaga kehidupan seseorang sama seperti menjaga kehidupan seluruh manusia, dan perbuatan merusak di bumi adalah melampaui batas.

Takdir dan Penggugur Dosa

Bencana alam juga dipandang sebagai takdir mubram (ketetapan yang tidak bisa diubah), yang sudah tertulis dalam Lauh Mahfuz sebelum kejadian itu terjadi.

Bagi orang yang beriman, bencana dapat menjadi sebab terhapusnya dosa-dosa mereka. Seperti dalam sebuah hadis, "Tidak ada satupun musibah (cobaan) yang menimpa seorang Muslim, melainkan dosanya dihapus Allah Ta'ala karenanya, sekalipun musibah itu hanya karena tertusuk duri".

Sikap yang Dianjurkan

Berintrospeksi dan bertaubat: Saat bencana melanda, umat Islam diajak untuk segera bertaubat, memohon ampun (istigfar), dan memperbaiki diri.

Surah tentang Introspeksi Diri (Muhasabah)

Ayat kunci yang memerintahkan umat Islam untuk melakukan introspeksi diri atau muhasabah terdapat dalam:

Surah Al-Hasyr (59) Ayat 18: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Ayat ini secara eksplisit memerintahkan setiap individu untuk mengevaluasi amal perbuatan yang telah dilakukan sebagai bekal untuk kehidupan di masa depan (akhirat).

Surah Taubat adalah:

Surah At-Tahrim (66) Ayat 8 :"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuhaa (taubat yang semurni-murninya)..."

Ayat ini menekankan pentingnya taubat nasuha, yaitu taubat yang sungguh-sungguh dan tidak melakukan dosa yang sama.

Bersabar: Penting untuk bersabar dan ridha menerima musibah yang menimpa, karena Allah akan menyertai orang-orang yang sabar.

Ada beberapa surah dalam Al-Qur'an yang mengajarkan pentingnya bersabar dalam menghadapi bencana, seperti al-Baqarah ayat 153 yang menjelaskan sabar dan shalat sebagai penolong, ali-Imran ayat 200 yang menyuruh untuk bersabar dan menguatkan kesabaran, dan az-Zumar ayat 10 yang menyebutkan pahala tak terhingga bagi orang yang sabar. Ayat-ayat ini menekankan bahwa kesabaran adalah kunci untuk menghadapi cobaan dan mengharapkan balasan dari Allah SWT.

Berdoa: Memanjatkan doa kepada Allah SWT agar diberikan keselamatan dan pertolongan, seperti doa "Rabbana aatina fiddunya hasanah wa fil-akhirati hasanah, wa qinaa adzabannaar".

Saling membantu: Ajaran Islam mendorong umatnya untuk saling tolong-menolong dan meringankan penderitaan sesama, terutama bagi korban bencana.

Saling membantu saat bencana diatur dalam beberapa surah Al-Qur'an, seperti Surah Al-Maidah ayat 2 yang memerintahkan untuk tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa, Surah Al-Hujurat ayat 10 yang menyatakan mukmin itu bersaudara dan wajib saling menolong, dan Surah At-Taubah ayat 40 yang juga berisi kisah pertolongan Allah SWT.

Saat ini musibah tersebut menimpa masyarakat Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Semoga bagi yang tertimpa musibah bisa bersikap seperti tersebut di atas.

--

Aunur Rofiq

Penulis adalah Pendiri Himpunan Pengusaha Santri Indonesia

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads