Dikisahkan pada masa pemerintahan Anusyirwan, seorang hakim agung berkata, "Adakah sulit mempertahankan kekuasaan, kecuali didukung oleh beberapa orang sahabat yang baik, dapat memberikan nasihat dan dapat memberikan dukungan. Namun demikian, tidak ada gunanya para pendukung yang baik di atas terkecuali sang raja termasuk orang yang bertakwa. Sebab yang pertama harus baik adalah asalnya, baru cabang-cabangnya."
Jadi peran pemimpin / penguasa adalah induk dari ujung (yang merupakan hasil kerjanya), jika ia tidak berakhlak maka reputasinya tercela dan sebaliknya jika berakhlak mulia maka rakyat mendapatkan manfaat dan akan mencintainya. Sebagaimana saat Mu'awiyah bertanya kepada Ahnaf ibn Qais, "Hai Abu Yahya, bagaimanakah situasi masa kini ?"
Jawabnya, "Zaman adalah engkau. Jika engkau baik, zaman pun baik, dan jika engkau rusak, zaman pun rusak."
Adapun yang dimaksud ketakwaan, kejujuran, dan kebenaran sang raja adalah ia harus benar dan sungguh-sungguh dalam semua hal, memberikan perintah dengan benar, baik dengan perkataan maupun perbuatan-perbuatannya ( sebagai contoh ). Diharapkan dengan kebenarannya, maka seluruh partner dan pendukungnya serta rakyat menjadi benar pula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang pemimpin untuk beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Dengan demikian, ia akan mendapatkan pertolongan Allah SWT dalam menjalankan tugasnya dan dapat membawa rakyatnya ke jalan yang diridhoi Allah SWT. Ia harus memiliki kepercayaan yang penuh kepada Allah SWT. dan yakin bahwa kekuasaannya, kemenangannya atas musuh-musuhnya dan tercapainya cita-cita itu datang dari Allah SWT. semata. Ia tidak boleh tidak boleh membanggakan diri, sebab jika ia sombong dan congkak maka kehancuran akan menimpa dirinya.
Pemimpin dalam Islam haruslah memiliki rasa takut dan bertakwa kepada Allah SWT, serta hatinya selalu terpaut kepada-Nya yang dengan-Nya akan menghindarkan dirinya dari berlaku zalim terhadap rakyatnya. Dan ia pun menyadari begitu besar tanggung jawab dan dampak dari setiap keputusan yang diambilnya. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW. sebagai berikut :
1. "Sesungguhnya seorang imam (pemimpin) itu merupakan perisai, tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung dengannya." (HR al-Bukhari).
2. "Imam (pemimpin) itu Pengurus rakyat dan akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus." (HR al-Bukhari dan Ahmad). Kepemimpinan dalam skala bernegara adalah amanah untuk mengurus rakyat.
Jadi sebagai pemimpin yang bertakwa, segala tindakannya akan selalu terjaga karena setiap saat menyadari bahwa kekuasaan yang ia emban itu fana. Jika ada seseorang yang menunjukkan bahwa ia berkuasa, maka orang itu terlihat kurang memahami makna amanah yang diberikan Allah SWT. kepadanya. Adapun tujuan kekuasaan itu sesuai dengan tuntunan ajaran Islam adalah untuk berbagi kebaikan, membantu masyarakat dalam peradilan, membantu orang yang kesulitan hidup dan semua itu dilakukan dengan semangat "melayani."
Keinginan untuk menyapu tindakan koruptif, hendaknya sapu tersebut "bersih" dari kotoran hasil korupsi. Pemimpin yang bersih, secara otomatis akan menjadi contoh dan teladan bagi teamnya. Mari kita cermati bagian surat Amirul Mukminin Umar bin Khattab kepada Abu Musa al-Asy'ari : "Ketahuilah, bahwa seorang pemimpin itu akan kembali kepada Allah SWT. Maka apabila pemimpin itu menyeleweng rakyat pun pasti menyeleweng. Sesungguhnya, orang yang paling celaka ialah orang yang menjadi sebab sengsaranya rakyat."
Oleh sebab itu menjadi penguasa/pemimpin itu tidaklah mudah karena posisinya itu jelas antara mendapatkan siksa di neraka atau kemuliaan di surga. Bagi orang beriman bahwa kekuasaan itu dijadikan wasilah untuk bekal kehidupan abadi, sebaliknya bagi orang-orang yang tamak dan serakah maka kekuasaan digunakan untuk menggapai dunia ( sebagai tujuannya ).
Untuk menutup tulisan ini, mari kita simak firman-Nya surah ali-Imran ayat 159 yang artinya, "Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal."
Semoga Allah SWT. memberikan petunjuk agar para pemimpin di negeri ini makin kokoh imannya dan menjadi teladan kebaikan dan jauhkan dari sifat serakah dan tamak.
Aunur Rofiq
Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi