UGM & UI Masuk Daftar QS WUR: Sustainability 2023, Begini Indikatornya

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 31 Okt 2022 11:00 WIB
Kampus UGM Yogyakarta. UGM dan UI masuk pemeringkatan QS WUR: Sustainability 2023. Foto: dok. UGM
Jakarta -

Lembaga analisis institusi pendidikan tinggi Quacquarelli Symonds (QS) baru-baru ini merilis daftar QS World University Rankings (QS WUR): Sustainability 2023. Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Indonesia (UI) menjadi dua kampus yang masuk pemeringkatan ini dari 700 kampus di dunia.

QS Sustainability Rankings 2023 adalah pemeringkatan Quacquarelli Symonds (QS) yang mengukur kemampuan perguruan tinggi untuk sadar atas masalah lingkungan, sosial, dan tata kelola, serta menghadapi tantangan tersebut.

Indikator QS WUR: Sustainability 2023 terdiri atas indikator keberlanjutan lingkungan seperti institusi berkelanjutan, pendidikan berkelanjutan, dan penelitian berkelanjutan; dan indikator dampak sosial seperti kesetaraan, pertukaran pengetahuan, dampak pendidikan, kemampuan kerja dan peluang, serta kualitas hidup.

Pemeringkatan QS WUR: Sustainability 2023 juga terbagi atas Environmental Impact Rank dan Social Impact Rank, berdasarkan dampak perguruan tinggi dalam hal lingkungan dan sosial.

Peringkat terbaik dunia di QS Sustainability Rankings 2023 diraih University of California (UC) Berkeley, AS, disusul University of Toronto dan University of British Columbia di Kanada. Peringkat keempat dan kelima ditempati University of Edinburgh, UK dan University of New South Wales, Sydney.

UGM dan UI sama-sama meraih peringkat global 281-300 di QS WUR: Sustainability 2023.

UGM meraih peringkat 233 global dalam sub pemeringkatan Environmental Impact Rank dan peringkat 467 dalam Social Impact Rank.

UI sendiri menduduki posisi 251 dunia dalam sub pemeringkatan Environmental Impact Rank. Di Social Impact Rank, UI meraih peringkat 392.

Pemeringkatan QS WUR: Sustainability 2023

Pemeringkatan QS WUR: Sustainability 2023 bagian Environmental Impact Rank menampilkan dampak perguruan tinggi melalui pembangunan institusi yang berkelanjutan, terlibat dalam riset yang relevan dan berdampak pada keberlanjutan lingkungan, dan memasukkan isu keberlanjutan di kurikulum.

Indikator institusi berkelanjutan mengukur apakah sebuah kampus terlibat secara resmi sebagai anggota kelompok aksi iklim atau sustainability, punya laporan emisi energi dan strategi keberlanjutan yang dapat diakses publik, punya kelompok mahasiswa yang fokus pada keberlanjutan lingkungan, dan menyatakan komitmennya menjadi institusi rendah emisi NetZero.

Sementara itu, indikator pendidikan berkelanjutan mengukur bagaimana alumni dan reputasi akademik kampus dalam dalam perkuliahan terkait ilmu bumi, kelautan dan lingkungan, dan ketersediaan mata kuliah yang menanamkan ilmu iklim dan atau keberlanjutan dalam kurikulum.

Poin plus bagi kampus yang punya pusat penelitian khusus untuk kelestarian lingkungan.

Indikator penelitian berkelanjutan menilai aktivitas penelitian universitas terkait Sustainable Development Goals (SDGs atua Tujuan Pembangunan Berkelanjutan). Keterlibatan pemerintah dalam pendanaan penelitian dan pengembangan di bidang ini juga menjadi salah satu pertimbangan.

Sementara itu, di Social Impact Rank, kampus dinilai berdasarkan perannya untuk menciptakan dunia yang lebih setara dan adil.

Indikator kesetaraan menilai perguruan tinggi antara lain berdasarkan proporsi mahasiswi dan fakultas, adanya kesetaraan publik, kebijakan terkait keberagaman dan inklusi, dan dukungan disabilitas.

Lebih lanjut, indikator pertukaran pengetahuan mengukur komitmen universitas untuk mentransfer pengetahuan dalam kolaborasi dengan lembaga yang kurang secara ekonomi, di samping kecenderungan universitas untuk bermitra dengan lembaga dan organisasi lain.

Indikator dampak pendidikan melihat bagaimana penelitian universitas terkait pendidikan berkualitas, dampak alumni dan reputasi akademik kampus dalam perkuliahan sosial yang relevan, dan bagaimana kebebasan mahasiswa dan akademisi dalam melakukan penelitian mereka tanpa sensor.

Indikator kemampuan kerja dan peluang mengukur bagaimana reputasi pemberi kerja dan skor employment outcome, berdasarkan seberapa siap mahasiswa merintis karier yang sukses.

Di indikator tersebut, universitas juga dinilai berdasarkan penelitian tentang pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi, dan perdamaian, keadilan dan institusi yang kuat, serta tingkat pengangguran di negara tempat mereka tinggal.

Terakhir, indikator kualitas hidup menilai komitmen kampus terhadap kesejahteraan di dalam dan di luar universitas, penelitian terkait kualitas hidup, opsi kesehatan di kampus, hingga kualitas udara di wilayah sekitar.



Simak Video "Video: Kemdiktisaintek Beri Bantuan untuk PTS, Cek Syarat-Cara Pengajuannya!"

(twu/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork