.webp)
Universitas Gadjah Mada (UGM) membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin melanjutkan pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Termasuk para mahasiswa yang berasal dari keluarga tak mampu.
Karena keterbatasan biaya, sebagai besar mahasiswa dari keluarga kurang mampu ini dibantu oleh beasiswa. Dalam hal ini UGM membantu mencarikan beasiswa lewat berbagai jalur.
UGM dalam pendiriannya, memiliki lima jati diri yang selama ini dipegang teguh yakni UGM sebagai universitas nasional, universitas perjuangan, universitas Pancasila, universitas kerakyatan dan universitas pusat kebudayaan. Pelaksanaan UGM sebagai universitas nasional diwujudkan dengan tingkat penerimaan asal mahasiswa yang merepresentasi dari dari semua provinsi di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
UGM juga terus meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi putra daerah dari wilayah luar Jawa, wilayah Indonesia Timur dan wilayah-wilayah yang termasuk dalam kategori 3T yakni Tertinggal, Terdepan dan Terluar. Saat ini terdapat 20 persen dari total mahasiswa yang berasal dari luar Jawa.
Dilansir dari situs resmi UGM (7/7) kampus yang berlokasi di Yogyakarta ini terus berkomitmen menjadi perguruan tinggi yang memperhatikan mahasiswa yang berasal dari keluarga yang berekonomi lemah, namun memiliki potensi dan prestasi tinggi.
"Salah satu bentuk perhatian yang diberikan dengan mencarikan sumber-sumber pemberi beasiswa sebagai pendukung finansial mahasiswa agar dapat meningkatkan prestasi dan mempercepat proses penyelesaian studi," kata Wakil Rektor bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr.
Djagal menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun UGM pada tahun 2021 jumlah mahasiswa penerima beasiswa dan besaran nominal beasiswa terus mengalami peningkatan. Beasiswa diwujudkan dalam bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT), biaya hidup dan relaksasi UKT.
"Pada Tahun 2021 UGM mengelola 190 jenis beasiswa yang bersumber dari 117 mitra dengan nominal mencapai Rp295 miliar yang disalurkan pada 19.766 mahasiswa baik mahasiswa Diploma, Sarjana dan Pascasarjana," ungkapnya.
Djagal menyebutkan sekitar 74 persen mahasiswa UGM saat ini berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi kelas menengah ke bawah. Bahkan sekitar 30 persen berasal dari keluarga miskin. "Karena itu UGM selalu mengajak para pihak dan mitra untuk berkontribusi menjadi pemberi beasiswa," paparnya.
Di samping gencar mencarikan beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu, UGM juga selalu memperhatikan besar biaya kuliah yang ditetapkan. Menurut Djagal rata-rata biaya kuliah selama 4 tahun untuk saintek sebesar Rp 68,5 juta. Sedangkan biaya kuliah untuk Soshum Rp 56 juta.
Tentu biaya ini tidak kecil bagi mahasiswa kurang mampu jadi ada pengecualian biaya. Untuk mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu menurut Djagal besar UKT bisa nol rupiah hingga Rp 500 ribu per semester. Besaran uang UKT di UGM dikelompokkan menjadi delapan.
Seperti kelompok I atau UKT 1 mulai dari nol rupiah hingga maksimal Rp 500.000 per semester. Lalu, kelompok II sebesar Rp 501.000 - Rp 1.000.000. Sedangkan untuk kelompok 3 minimal Rp 2,4 juta hingga maksimal Rp 7,5 juta. Sedangkan untuk kelompok 8 minimal Rp 8 juta hingga 26 juta. Ia menyebutkan nilai UKT ini berlaku untuk semua jalur penerimaan.
"Penentuan nominal UKT dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi mahasiswa berdasarkan pendapatan, jumlah tanggungan, dan pihak yang membiayai," jelasnya.
Dengan adanya bantuan beasiswa, diharapkan mahasiswa bisa terbantu dari segi finansial. Tentunya ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi mahasiswa untuk bisa mendapatkan beasiswa ini. Jadi jangan putus semangat jika ingin berkuliah di UGM.
(dvs/lus)
