Mahasiswa UNY Ciptakan Alat Pengusir Burung untuk Para Petani Padi

Fahri Zulfikar - detikEdu
Sabtu, 07 Agu 2021 09:00 WIB
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Jakarta -

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki produk pertanian beras terbesar di dunia. Berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pada 2020, produksi padi Indonesia mencapai 54,65 juta ton, ketiga terbesar di dunia.


Produksi beras bukanlah hal mengherankan mengingat beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.


Dalam hal ini, sektor pertanian memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian dan memenuhi kebutuhan pangan nasional. Semakin luas area persawahan maka padi yang dapat dihasilkan petani sebanding akan makin banyak.


Namun pada kenyataanya, seringkali padi yang dihasilkan petani tidak sebanding dengan luas area persawahan, karena terganggu oleh organisme seperti wereng coklat, wereng hijau, tikus, keong mas dan burung.


Alat Tradisional Belum Sepenuhnya Efektif


Burung adalah salah satu parasit yang sering muncul saat padi mendekati panen, yang akan memakan bagian dalam padi sehingga kulitnya akan tertinggal.


Sebenarnya, secara tradisional petani telah melakukan upaya untuk mencegah burung memakan padi mereka dengan membuat pengusir burung memakai kaleng dan tali.


Cara kerjanya adalah dengan menarik senar agar kaleng mengeluarkan suara. Tapi terdapat kelemahan pada alat ini yakni petani harus menarik alat itu terus menerus sehingga pada saat petani tidak pergi ke sawah, tidak ada yang mengoperasikan alatnya.


Alat Pengusir Burung Tenaga Surya

Persoalan ini kemudian menjadi perhatian sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk membuat pengusir burung tenaga surya dengan cara kerja secara otomatis memanfaatkan energi matahari.


Wolly Dwi Parma dan Chalik Nopa Saputra prodi Pendidikan Teknik Otomotif, Nadya Putri Kurniasari prodi Pendidikan Teknik Elektro, Sintya Marissa prodi Pendidikan Teknik Sipil serta Sherly Hariyanti prodi Pendidikan Kimia, berhasil membuat alat untuk membantu kelelahan petani dalam mengusir burung.


"Petani cukup duduk tenang saat mengoperasikannya dan tidak perlu memindahkan alat ini secara manual sekaligus hemat energi" kata salah satu perwakilan tim, Wolly Dwi Parma, seperti dikutip detikEdu dari laman resmi UNY, Jumat (6/8/2021)


Wolly menjelaskan bahwa mulanya alat ini dirancang untuk membantu para petani di wilayah Sleman Yogyakarta dalam memberantas hama burung dengan menggunakan panel surya.


Untuk membuat alat ini, dibutuhkan bahan-bahan di antaranya adalah Arduino Uno, servo torsi, baterai, lonceng, panel surya dan adaptor.


Cara Kerja Alat


Nadya Putri Kurniasari juga ikut menjelaskan, perakitan alat ini diawali dari membuat script Arduino uno dengan pemrograman proteus yang dibuat pada perangkat PC.


"Setelah script dibuat, upload sistem ke Arduino uno dengan menggunakan kabel data" ungkap Nadya.


Kemudian membuat rangkaian kabel sesuai dengan posisi pemrograman yang telah dibuat. Pasangkan kabel panel surya pada baterai. Daya baterai akan mengaktifkan Arduino uno yang di program juga akan membangkitkan daya pada servo.


Cara kerja alat pengusir burung dengan menggunakan panel surya yakni


1. Panel surya akan menangkap sinar matahari yang menjadi alat utama pengisian pada baterai yang akan menjadi sumber tegangan pada arduino dan servo


2. Ketika tombol ON dinyalakan, arduino akan menggerakkan servo yang telah di program


3. Servo kemudian akan menggerakkan tali yang sudah terpasang pada sawah dengan diberi sebuah lonceng.


4. Dari gerakan tali tersebut akan menghasilkan sebuah suara yang akan membuat burung pergi.


Keunggulan alat ini dibanding alat tradisional yang digunakan petani sebelumnya adalah petani bisa lebih mudah dalam mengusir hama burung karena tidak memerlukan tenaga dan waktu berlebih.


Sementara itu, biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan alat ini mencapai 2,6 juta Rupiah di mana anggaran terbesar ada pada pembelian panel surya dan adaptornya.


Sebelumnya, karya Tim Mahasiswa UNY ini berhasil meraih penghargaan International Invention Competition for Young Moslem Scientists 2021 di Bandung beberapa waktu lalu.


Hal ini sesuai dengan agenda pembangunan berkelanjutan UNY dalam bidang pendidikan berkualitas dan ketahanan pangan untuk mengakhiri kelaparan.



Simak Video "Video: Kemdiktisaintek Beri Bantuan untuk PTS, Cek Syarat-Cara Pengajuannya!"

(faz/pay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork